Beranda Opini Sebuah Terobosan Layanan Perpustakaan di Era New Normal

Sebuah Terobosan Layanan Perpustakaan di Era New Normal

Verry Mardiyanto

Oleh : Verry Mardiyanto, M.A, Dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Sejak adanya wabah virus corona ini, banyak layanan publik yang ditutup oleh pemerintah maupun pihak swasta dan digantikan dengan layanan jarak jauh. Layanan jarak jauh tersebut menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi. Media TIK tersebut digunakan dalam berbagai macam-macam media digital. Salah satu media digital yang sering digunakan adalah dengan aplikasi whatsapp. Aplikasi layanan pesan instan ini sangat membantu masyarakat dalam memperoleh layanan publik.

Dengan instan kirim pesan, gambar, persetujuan informasi dan lainnya yang berhubungan dengan birokrasi dapat dilakukan dengan mudah dan terekam baik di media digital. Selain aplikasi tersebut, pemerintah maupun pihak swasta mempunyai aplikasi mandiri yang lebih terintegrasi. Aplikasi tersebut dapat dikembangkan dari aplikasi gratis yang sudah ada di dunia maya atau aplikasi lainnya yang sifatnya berbayar dengan bantuan pihak ketiga.

Salah satu layanan publik yang dikembangkan adalah berada di lembaga perpustakaan. Layanan publik ini memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sudah familiar digunakan dalam lembaga perpustakaan. Diantaranya adalah SLIMS (Senayan Library Management System) dan INLISLite (Integrated Library System). SLIMS yang dikutip dari website Perpustakaan Kemdikbud adalah sistem automasi perpustakaan sumber terbuka (open source) berbasis web yang pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kemendikbud. Aplikasi ini digunakan untuk pengelolaan koleksi tercetak dan terakam yang ada di perpustakaan.

Sedangkan, aplikasi INLISLite yang dikutip dari website Perpustakaan Nasional RI adalah aplikasi otomasi perpustakaan yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI sejak tahun 2011. INLISLite digunakan dalam rangka menghimpun koleksi nasional dalam jejaring Perpustakaan Digital Nasional Indonesia. Memahami dari kedua aplikasi tersebut, dapat diketahui bahwa Lembaga perpustakan sudah memiliki terobosan-terobosan dalam layanan perpustakaan secara digital dengan sarana media website. Integrasi layanan dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi tersebut, yang dimulai dari keanggotaan, layanan peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan, konsultasi dengan pustakawan hingga kepada acara-acara digital yang sudah dimiliki oleh perpustakaan yang dapat ditayangkan secara online.

Beralih ke layanan perpustakan digital yang dapat berjalan di sarana ponsel pintar Andorid. Jika kita mencari dalam playstore android dengan mengetikkan kata kunci perpustakaan maka akan muncul aplikasi-aplikasi perpustakaan yang sudah trending diantaranya adalah Ipusnas dari Perpustakaan Nasional, ePerpus – Perpustakaan Digital dari Gramedia Digital Nusantara, iJakarta dari Perpustakaan DKI Jakarta, ePusda Provinsi Banten dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, dan aplikasi-aplikasi perpustakaan digital lainnya yang ada di playstore android. Dari aplikasi tersebut, masyarakat saat ini sudah dimudahkan untuk dapat membaca buku digital atau dikenal dengan istilah ebook.

Masyarakat dalam menggunakan layanan perpustakaan digital diharuskan untuk menjadi anggota perpustakaan tersebut, kemudian masyarakat dapat menikmati layanan perpustakaan, diantaranya adalah peminjaman dan pengembalian serta konsultasi dengan pustakawan. Dengan segenggam tangan di dalam ponsel pintar dan tetap berada di rumah, kapan pun waktunya, masyarakat dengan mudah dapat menimakati kegiatan membaca dengan mudah dari aplikasi-aplikasi perpustakaan digital tersebut.

Setelah memahami salah satu terobosan layanan perpustakaan di era new normal dengan bantuan layanan perpustakaan digital. Maka selanjutnya adalah terobosan-terobosan layanan perpustakaan secara manual atau fisik dengan memahami protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Layanan perpustakaan secara manual atau fisik ini adalah layanan perpustakaan yang dilakukan oleh perpustakaan untuk tetap membuka perpustakaannya dengan pengunjung perpustakaan secara nyata dapat mengunjungi perpustakaan dengan langsung berinteraksi dengan pustakawan dan pengunjung perpustakaan. Pengunjung perpustakaan menikmati layanan perpustakaan seperti sedia kala sebelum wabah virus covid 19 ini melanda.

Pustakawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan perpustakaan dengan membantu pengunjung perpustakaan untuk menemukan koleksi perpustakaan dan informasi lainnya. Pembukaan perpustakaan tersebut dengan syarat menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang diterapkan diantaranya adalah :

1. Pengunjung wajib menggunakan masker

2. Pustakawan wajib menggunakan masker, sarung tangan plastik, dan mika penutup muka

3. Pengaturan jumlah pengunjung perpustakaan dengan menerapkan kuota 50 % dari kapasitas jumlah pengunjung atau dengan melakukan jaga jarak di dalam ruangan serta membatasi kursi pengunjung.

4. Pustakawan dan pengunjung perpustakaan wajib di cek suhu badan, disemprotkan desinfektan dan wajib cuci tangan dalam jeda waktu tertentu. Untuk merealisasikannya, dengan tersedianya bilik desinfektan dan tempat cuci tangan di beberapa ruangan serta disediakannya hand sanitizer dibeberapa titik rak perpustakaan.

5. Dalam melakukan kontak secara langsung di meja antara pustakawan dan pengunjung dipasangkan sekat plastik di meja pustakawan. Selain itu juga dipasangkan sekat plastik diantara meja-meja pengunjung.

6. Pustakawan dan pengunjung perpustakaan meminimalkan kontak langsung dan meminimalkan untuk bersuara dan berinteraksi di dalam perpustakaan.

Protokol kesehatan lainnya dilakukan dengan prinsip kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan pustakawan dan pengunjung perpustakaan serta seluruh pegawai yang ada di lembaga perpustakaan.
Layanan perpustakaan digital dan layanan perpustakaan manual atau fisik di era new normal ini adalah usaha perpustakaan untuk tetap konsisten dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Pengunjung perpustakaan di saat pandemi virus covid 19 dapat menikmati layanan perpustakaan secara digital, namun jika pengunjung perpustakaan membutuhkan koleksi yang tidak ada di perpustakaan digital, dan terpaksa harus pergi ke perpustakaan, maka pengunjung perpustakaan wajib menaati aturan dan ketentuan baru dalam era new normal di perpustakaan.

Pustakawan memberikan terobosan-terobosan lainnya secara detail dengan memahami sudut-sudut layanan perpustakaan yang berprinsip pada protokol kesehatan dengan pengembangan layanan yang memudahkan masyarakat untuk dapat tetap menikmati layanan perpustakaan.

(**)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini