Beranda Opini Menyambut Tamu Allah Dengan Suka Cita di Tengah Pandemi

Menyambut Tamu Allah Dengan Suka Cita di Tengah Pandemi

Diki Wahyudi

Oleh: Diki Wahyudi

Tidak terasa bulan suci, bulan maghfirah, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan yang didalamnya terdapat lailatul qadr yang amat dinanti-nati sudah dihadapan mata. Hampir semua orang menunggu datangnya momen istimewa yang hanya datang satu kali dalam setahun ini, namun sayangnya sorak sorai gembira menyambut bulan Ramadhan pada tahun ini kita tersendat oleh kekhawatiran dan ketidakpastian karena pandemi Covid-19.

Ramadhan kali ini sepertinya akan sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya. Hal ini bisa jadi karena kita sedang diuji dengan wabah penyakit yang hampir merata di seluruh dunia, yaitu virus Corona (Covid-19). Sungguh, Covid-19 ini telah menyita perhatian semua pihak khususnya di Daerah Bojonegara Serang Banten, dan umumnya di seluruh dunia, berbagai aktifitas rutin seperti belajar mengajar di tiadakan, larangan kegiatan yang berkumpul orang banyak, ASN tak bekerja di kantor, keputusan ulama tentang sholat jum’at boleh di ganti dengan Shalat Dzuhur di rumah. Bahkan Arab Saudi juga menutup akses jama’ah yang ingin melaksanakan ibadah umrah dan hal lainnya.

Kondisi ini pula telah mempengaruhi psikologi masyarakat, khawatir, cemas dan rasa was-was terhadap penyebaran penyakit tersebut, sehingga saat ini mereka lebih fokus ke Covid-19 daripada kegiatan lainnya, termasuk dalam menyambut bulan Ramadhan yang akan tiba sebentar lagi.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menjadi alasan kita untuk tidak bersuka cita dalam menyambut Bulan Ramadhan, karena ia butuh pada persiapan individu, peningkatan spritual dan tak perlu mengumpulkan orang banyak. Bagaimanapun keadaan kita saat ini, bukan berarti kita lalai akan pertemuan dengan bulan Ramadhan.

Pertemuan kita dengan Ramadhan menjadi misteri, tidak ada yang tahu, karena tidak ada jaminan bagi seseorang/hamba untuk bertemu dengan tamu Agung tersebut. Oleh karena itu, kita senantiasa berdo’a memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesempatan untuk dapat bertemu dengan Ramadhan tahun ini.

Maka sudah seyogianya kita sebagai ummat Islam untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan di tengah pandemi ini, Sungguh kita semua bergembira sepenuh hati dengan datangnya Ramadhan yang penuh berkah, Rasa gembira ini adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan. Allah SWT berfirman:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

“Demikian (perintah Allah) dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]
Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita melakukan persiapan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan, agar benar-benar memiliki nilai yang tinggi dan dapat mengantarkan kita menjadi orang yang bertakwa.

Hanya orang-orang fasik dan dzalim yang mengabaikan kehadiran bulan Ramadhan, bahkan mereka mencela, membenci, dan menganggapnya sebagai penjara jiwa yang mengekang hawa nafsu yang senantiasa diperturutkannya.

Namun demikian kita tetap bersyukur, karena masih banyak kaum muslimin yang melaksanakan Puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak pula diantara mereka yang menyambut dan mengisi hari-harinya di bulan Ramadhan dengan penyimpangan dari apa yang disyariatkan oleh Allah SWT, diantaranya ada yang menyambut dengan pesta, pawai-pawai, bahkan diantara mereka ada yang mempersiapkan acara begadang yang diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan menjurus kepada kemaksiatan. Sehingga benarlah apa yang disinyalir oleh baginda Rasulullah SAW, dalam sabdanya :

رب صا ئم حضه من صيا مه الجوع والعطش

“Betapa banyak orang yang berpuasa bagian yang ia dapatkan (hanyalah) lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim hendaknya mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan di tengah Pandemi, antara lain:

1. Bertobat kepada Allah SWT

Sejatinya bertaubat diperlukan setiap saat. Sebab, siapapun kita pasti tidak lepas dari kesalahan. Bertaubat sebelum memasuki bulan Ramadhan menunjukan keseriusan kita dalam memuliakan bulan suci tersebut. Sehingga ketika memasuki bulan ramadhan tidak ada lagi sekat-sekat yang bisa menghalangi dirinya dari amal shalih, Allah SWT berfirman :

وتوبوا الى الله جميعا أيها المؤ منون لعلكم تفلحون

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” [QS. An-Nuur: 31]

Artinya, kerjakan apa yang diperintahkan kepada kalian, yaitu dengan mengiasi diri dengan sifat-sifat terpuji dan akhlak yang mulia, serta tik nggalkan tradisi masa lalu di jaman jahiliyah, yaitu dengan meninggalkan sifat dan akhlak yang rendah.

2. Memperbanyak Do’a Kepada Allah SWT

Bulan Ramadhan adalah bulan Do’a dimana saat ini do’a begitu di perkenankan, jadi perbanyaklah do’a untuk memohon semua hajat kita, baik hajat dunia maupun akhirat sebagaimana Allah SWT, berfirman :

واذا سالك عبا دي عني فاني قريب اجيب دعوة الداع اذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم ير شدون

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhmmad) tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-ku dan beriman kepada-ku agar mereka memperoleh kebenaran.” [QS. Al-Baqarah : 186].

Ibnu Katsir menerangkan bahwa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa, ini menunjukan akan anjuran untuk memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do’a setiap kali berbuka puasa (Tafsir al-Qur’an al-Adzim, 2:66). Apa yang dikatakan oleh Ibnu Katsir menunjukan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu terkabulnya do’a. Ada tiga waktu yang bisa digunakan untuk memperbanyak do’a diantara nya:

1. Waktu Sahur, 2. Saat Berpuasa, 3. Ketika Berbuka Puasa.

3. Persiapan Jiwa dan Spiritual
Mempersiapkan diri lahir dan batin guna melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan memperbanyak membaca al-Qur’an, Dzikir, berdo’a serta dibarengi hati yang ikhlas sesuai dengan petunjuk Sunnah Nabi SAW.

Persiapan jiwa dan spiritual merupakan hal yang penting untuk memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa, penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas.

4. Membuka lembaran baru yang lebih baik

Sambutlah bulan Ramadhan dengan membuka lembaran baru, lembaran kehidupan yang lebih baik, yang lebih bersih, dan lebih bermakna tentunya. Tidak peduli bagaimana kelamnya masa lalu, hidup dipenuhi dosa dan kegagalan demi kegagalan, kita harus menutup lembaran lama agar tidak menjadi beban dan memberatkan langkah kita untuk menyambut tamu nya Allah SWT. Karena orang yang beruntung adalah, “Seorang yang mendapati keimananya hari ini lebih baik dari kemarin”. Kita perbaiki lembaran kehidupan yang baru dengan berbagai cara, salah satunya perbaiki hubungan dengan sang Khaliq dan Makhluk.

5. Menjaga kebersihan dan kesehatan
Mengingat wabah pandemi (Covid-19) mudah sekali untuk menular dan menyerang kesehatan tubuh kita, maka hal yang perlu kita siapkan adalah menjaga kebersihan dan juga kesehatan. Hal ini harus dibiasakan agar aktivitas kita selama Ramadhan dapat berjalan dengan baik. Kita bisa memulai untuk menjaga kebersihan dari diri kita sendiri lalu lingkungan sekita kita, misalnya kamar tidur hingga keseluruhan halaman rumah, selain itu persiapkan slalu alat kesehatan seperti masker, sarung tangan, hand sanitizer untuk berjaga-jaga.

6. Mengonsumsi Vitamin dan Makanan Bergizi

Selanjutnya yang perlu kita siapkan untuk menyambut Ramadhan ialah rajin mengonsumsi vitamin dan makanan bergizi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin dan makanan bergizi akan melindungi tubuh dan memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga tubuh tidak mudah lelah ataupun sakit.

Hal yang paling penting, kita harus menjaga sistem imun tubuh selama menjalani puasa karena tubuh kita akan rentan kekurangan cairan atau Ion, sistem imun yang baik akan menjadi penghalang mudahnya virus, bakteri, serta kuman untuk menginfeksi tubuh.

Hikmah di balik Covid-19
Wabah Covid-19 merupakan ujian yang diberikan Allah untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya, setiap musibah selalu terdapat banyak hikmah di dalamnya, antara lain yaitu :
Pertama Covid-19 adalah sebagai pemanasan kita menjelang datangnya bulan Ramadhan dengan diterapkannya isolasi diri, jaga jarak dan di rumah aja, ini semacam puasa yang tetap makan dan minum.

Secara tidak langsung bisa kita analogikan Covid-19 memberi hikmah luar biasa dimana ternyata puasa bukan seremonial menahan haus dan lapar saja tetapi hakekatnya juga menahan diri dari lidah dan fisik yang menyakiti orang lain, menjaga jarak dari semua kemaksiatan-kemaksiatan dunia dan menghindari memakan makanan yang haram juga menjauhi sifat rakus, sombong dan kufur terhadap nikmat yang Allah berikan.
Kedua kita menyadari bahwasanya kita makhluk yang lemah (Insan Dhoif), hanya dengan batuk dan bersin saja kita bisa melayang nyawanya.
Ketiga memahami hakikat manusia tidak bisa hidup sendiri, kita menjaga kesehatan maka kita pun bisa tertular penyakit.

Keempat manusia bukan makhluk yang paling kuat, terbukti hanya dengan virus kecil Covid-19 sudah puluhan ribu nyawa melayang. Ini menunjukan bahwa Sudah saat nya makhluk Allah yang lemah ini mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mari kita bersuka cita menyambut bulan Ramadhan bersama Covid-19, di tengah lantunan do’a yang tiada henti dari sang hamba semoga segera hilang musibah ini dan kaum muslim selalu dalam lindungan-Nya, harapan besar semoga Covid-19 hilang detik ini. Tetapi jikalau masih membersamai sampai di bulan Ramadhan dan idul Fitri, semoga isolasi diri bisa membantu memaknai arti puasa yang sesungguhnya.

(**)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini