Beranda Opini Meningkatkan Minat Anak Terhadap Al-Qur’an

Meningkatkan Minat Anak Terhadap Al-Qur’an

Santri Yayasan Islam Media Kasih menjalani aktifitas dengan menerapkan protokol kesehatan, Kamis (1/10/2020).

Oleh : Sania Qurrota A’yun, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Siapa yang tak kenal dengan anak penghafal Qur’an bernama lengkap Musa Bin Laode Hafish berhasil membuat dunia Arab tercengang. Musa berasal dari Indonesia, di usianya yang masih sangat belia yaitu 7 tahun, dia mampu menghafal Alquran sebanyak 30 juz. Berkat kemampuannya itu, dia berhasil menyabet gelar juara ketiga dunia.

Berdasarkan pengakuan pamannya, usia Musa memang sangat muda, tapi Musa mampu menghafal Alquran dengan cepat, yakni dalam satu hari Musa bisa menghafal 5 lembar Al-Qur’an. Oleh karna itu, dari cerita Musa, semangatnya dalam mempelajari Al-Qur’an patut dijadikan contoh untuk anak-anak lainnya.

Al-Qur’an itu sendiri merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam, wajib hukum nya bagi seluruh umat Islam untuk mempelajari dan mengamalkan apa yang ada di dalam nya. Menurut (Abuddin Nata: 2005), “Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an alKarim, bacaan sempurna lagi mulia itu”. Dengan adanya Al-Qur’an, manusia bisa tahu mana yang hak dan mana yang bathil. Semua petunjuk yang diberikan Al-Qur’an itu mengarahkan pada kehidupan manusia.

Sedangkan,  (Abu Aisyah Rahendra Maya : 2017) menjelaskan, “Al-Quran mengajak, memotivasi, dan menuntun setiap orang secara general dan kaum Muslimin secara spesifik agar menyempatkan diri untuk melakukan tadabbur, terlebih bila diniatkan untuk mendapatkan hikmah agung dari diturunkannya Al-Quran”.

Taddabur artinya mempelajari dengan perenungan total atau menyeluruh dari pikiran dan hati untuk memahami makna suatu hal secara mendalam. Jadi, penting bagi kita sebagai umat muslim untuk mempelajari Al-Qur’an, terlebih lagi jika mempelajarinya sejak dini.

Mengajarkan Al-Qur’an pada anak sejak dini haruslah dilakukan agar menjadi fondasi untuk kehidupan di masa dewasa nantinya. Namun, di era sekarang ini masih banyak anak yang malas untuk mempelajari, membaca dan menghafal Al-Qur’an. Padahal, Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk, dan penolong hidup untuk masa depan di dunia dan di akhirat kelak. Firman Allah dalam Q.S. al-Isra (17): 9

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

Tentu banyak faktor yang mempengaruhi anak malas untuk mempelajari Al-Qur’an, terlebih lagi pada era globalisasi ini. Salah satu contoh nya ialah anak cenderung lebih suka menonton youtube, mendengarkan musik, serta bermain game ketimbang membaca dan menghafal Al-Qur’an. Untuk itu peran orangtua dan guru yang mengajar di sekolah sangatlah penting untuk meningkatkan minat anak dalam mempelajari Al-Qur’an.

Di rumah, anak lebih banyak berinteraksi dengan orangtua, oleh karna itu orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, yaitu dalam lingkungan keluarga yang dapat dikategorikan sebagai institusi pendidikan informal. Yang paling utama untuk mengajarkan, memotivasi dan memberikan contoh kepada anak terhadap pentingnya mempelajari Al-Qur’an termasuk cara membaca, menghafal, sekaligus mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.

Di antara cara untuk meningkatkan minat anak dalam mempelajari Al-Qur’an:

1.    Yang pertama ialah orangtua itu sendiri harus memberikan contoh dalam membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Di rumah, anak pasti akan mencontoh apa yang dikerjakan orangtua nya, maka dari itu orangtua pun harus bisa mengerjakan hal yang baik agar anaknya mencontoh hal baik pula.

2.    Orangtua membatasi hal-hal yang sekira nya dapat membuat anak malas dalam mempelajari Al-Qur’an. Misalnya, anak terlalu sering bermain gadget, maka batasi anak bermain gadget, dan mengatur waktu kapan saat nya anak untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.

3.    Memberikan motivasi dan nasehat kepada anak dengan cara yang baik. Contohnya dengan memberitahu anak tentang manfaat membaca dan menghafal Al-Qur’an untuk dirinya dan untuk orangtua nya di dunia maupun di akhirat nanti.

4.    Mengajak anak untuk membaca Al-Qur’an bersama-sama secara rutin setelah solat fardhu di rumah.

5.    Memberikan cerita teladan tentang diturunkannya Al-Qur’an. Di umur anak-anak yang usia nya masih belia, mereka suka mendengarkan cerita atau dongeng, maka ceritakanlah tentang Al-Qur’an agar hati mereka bisa tergerak untuk belajar Al-Qur’an

6.    Memberikan reward atau hadiah agar anak senang dan minat untuk belajar Al-Qur’an. Memberikan reward atau hadiah juga bisa menjadi salah satu cara agar anak semangat dalam belajar Al-Qur’an

7.    Jika orangtua itu sendiri masih belum sanggup untuk mengajarkan anak belajar Al-Qur’an, maka bisa memasuki anaknya ke dalam les mengaji atau ke pendidikan pesantren.

Cara-cara di atas dapat diterapkan untuk meningkatkan minat anak dalam mempelajari Al-Qur’an. Usia anak sejak dini ialah usia yang harus diarahkan untuk melakukan hal-hal yang baik, yang positif dan bermanfaat. Jika anak tidak diajarkan Al-Qur’an sejak dini, akan sulit jika nanti sudah dewasanya. Maka tanamkanlah di hati anak sejak dini agar dapat menolong dirinya dan orangtuanya kelak dengan belajar Al-Qur’an. Belajar Al-Qur’an sejak dini juga dapat mengasah otak anak dalam berpikir dan dapat membentuk karakter anak agar menjadi anak yang bertakwa kepada Allah SWT dan berbakti kepada kedua orangtua nya.

Sebagai catatan, orangtua pun harus lebih peka terhadap sikap dan karakter anak, dan peka dengan perkembangan kognitif sekaligus psikologi anak. Dalam hal ini, orangtua dapat menyesuaikan cara mengajarinya sesuai tingkatan kognitif anak agar mereka dapat memahami dengan mudah dan tidak mudah bosan.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini