PANDEGLANG – Dampak kekeringan di Kabupaten Pandeglang makin parah. Pasalnya, hingga saat ini sudah ada 26 kecamatan atau sekitar 21.174 jiwa dari 20.639 Kepala Keluarga (KK) di 99 desa mengalami krisis air bersih, Rabu (5/10/2023).
26 kecamatan yang terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih diantaranya Kecamatan Cadasari, Sukaresmi, Cikeusik, Mandalawangi, Patia, Sobang, Angsana, Karangtanjung, Panimbang, Banjar, Picung, Sindangresmi, Cibitung, Pagelaran, Pandeglang, Saketi, Bojong, Majasari, Munjul, Cigeulis, Kaduhejo, Cibaliung, Mekarjaya, Koroncong, Labuan, dan Kecamatan Cisata.
Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Rian Sutansyah mengatakan, dari 99 desa ada sekitar 12 desa yang belum mendapatkan pasokan air bersih.
Hal itu lantaran terbatasnya armada pengangkut air bersih yang dimiliki oleh BPBDPK. Bahkan kata dia, saking banyaknya permohonan bantuan air bersih, beberapa desa disarankan untuk meminta bantuan ke instansi terkait seperti Perumdam Pandeglang.
“Penyebabnya. Karena, banyaknya desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. Sementara, armada kita terbatas. Selama satu hari penuh, kami hanya mampu mendistribusikan air bersih di lima lokasi. Sedangkan, usulan setiap harinya sebanyak 10 pemohon di beberapa desa,” katanya.
Ia menjelaskan, kendala yang paling besar dihadapi oleh pihaknya yakni keterbatasan armada pengangkut, ditambah lagi jika terjadi musibah kebakaran secara otomatis pengiriman air bersih pada warga akan mengalami keterlambatan.
“Selama ini kita mendapatkan bantuan pendistribusian air bersih untuk warga bisa dari pihak swasta, organisasi atau lembaga, serta dari Pemprov Banten juga ikut membantu,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi menyampaikan bahwa saat ini Pemkab Pandeglang belum bisa menetapkan status darurat bencana kekeringan karena keterbatasan anggaran dan perlu ada kajian lapangan yang cukup.
Padahal dirinya mengakui jika musim kemarau tahun ini berlangsung cukup lama. Selain kebutuhan air bersih yang meningkat, dampak kekeringan juga sudah dirasakan oleh sektor pertanian.
“Terutama di sektor pertanian. Bencana kekeringan, bukan hanya di wilayah pedesaan. Namun, warga di perkotaan Pandeglang juga mengalami krisis air bersih. Mengenai status, Pandeglang mendekati status darurat,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi bencana kekeringan di tahun depan, tentu pihaknya akan mengecek dan mengaktivasi sumur-sumur yang memiliki sumber mata air.
“Akan kita cek beberapa sumur di wilayah yang terdampak kekeringan. Kemudian, akan kami aktivasi sumur-sumur yang memiliki sumber mata air di area yang kerap mengalami krisis air,” tutupnya. (Med/Red)