Beranda Komunitas Karya Inovatif Jalan Pulang Digelar Selama Tiga Hari

Karya Inovatif Jalan Pulang Digelar Selama Tiga Hari

Pementasan teater pada pagelaran Ruang Kreatif. (IST)

 

SERANG – Ruang Kreatif Halaman Budaya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan menggelar Karya Inovatif “Suatu Peristiwa Jalan Pulang” yang disutradarai RA Yopi Hendrawan Utoyo. Pertunjukan dalam tiga ini digelar selama tiga hari, yaitu pada 8—10 November 2021.

Pertunjukan ini dimainkan oleh Ifan Hariyadi, Lifi Chaefy Febrian, Riki Sofian, Faisal Bakrie, Sabil Kautsar, Atarik Rahman, Ridwan Kiwong, Muklis, Sitti Rifa’atul Mahmudah, Miftahur Rohmat, dan Iyat Novia. Pada hari pertama mereka berkolaborasi dengan kesenian tradisional beluk dzikir saman. pada hari kedua berkolaborasi dengan kesenian kidung, pencak silat, dan debus. Dan pada hari ketiga berkolaborasi dengan kesenian ubrug.

Pertunjukan Jalan Pulang bermula dari kepulangan RA Yopi Hendrawan Utoyo dari menempuh dan menamatkan studi teaternya di ISI Yogyakarta dan Surakarta.
“Ketika saya kembali ke rumah, saya mendapati jalan pulang ternyata masih saja sama: berlubang, penuh lumpur, dan becek. Meskipun, Jalan Pulang tidak hanya membawa wacana soal jalan rusak. Jalan pulang adalah suatu peristiwa dalam bentuk pertunjukan yang memantik persoalan agar pesan yang diterima menjadi ambigu, subjektif dan terkait dengan memori tubuh, permasalahan masing-masing individu, baik yang terlibat, seniman, masyarakat yang mengapresiasi “Jalan Pulang” sebagai suatu peristiwa,” ujarnya.

Karya Inovatif Suatu Peristiwa Jalan Pulang tidak hanya melibatkan seniman dan sanggar kesenian tradisional, tetapi juga seniman dan komunitas dari berbagai disiplin seni, seperti Teater Kain Hitam Gesbica UIN Banten, LISBU Unbaja, Laboratorium Banten Girang. Selain itu, Ruang Kreatif Halaman Budaya juga melibatkan seniman dari luar Banten, seperti penata musik dari Bondowoso, Lutvan Hawari (Akar Suara), Fajar Okto sebagai penata cahaya dari Bandung, dan Kristo Mulyagan Robot dari Lesoburt Art NTT, dan N.D Vindriana penata busana dari Jawa Tengah.
“Kami senang bisa terlibat dalam proses ini. Apa yang dilakukan Yopi dan Ruang Kreatif Halaman Budaya seperti menjawab tantangan pelaku seni yang pulang kampung setelah mengenyam pendidikan seni di kota besar. Panjang umur kesenian lokal dan ruang kreatif di pinggir kota,” kesan Vindriana. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News