Beranda Uncategorized Jokowi Lebih Menarik Ketimbang Sandiaga Uno di Mata Emak-emak

Jokowi Lebih Menarik Ketimbang Sandiaga Uno di Mata Emak-emak

Presiden Joko Widodo - foto istimewa indosport.com

SERANG – Narasi keberpihakan terhadap kaum perempuan alias emak-emak kerap digaungkan oleh pasangan nomor urut 02 terutama Cawapres Sandiaga Uno. Dengan strategi ini, tentunya banyak orang yang mengira bahwa pasangan nomor urut 02 akan banyak mendapatkan dukungan dan keuangan elektorar dari kantong suara perempuan ini.

Faktanya malah sebaliknya. Baru-baru ini, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei bahwa arah dukungan emak-emak pada Januari 2019 justru lebih cenderung ke pasangan Jokowi-Ma’ruf.

Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan, dari hasil survei yang ia lakukan pada Januari 2019, menunjukan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul jauh di kantong suara emak-emak dari pasangan Prabowo-Sandi, dengan raupan elektoral 57,0% berbanding 27,8%.

“Jokowi-Ma’ruf unggul 57,0% dan Prabowo-Sandi 27,8% dan yang belum memutuskan 15,2%,” paparnya dalam rilis survei yang bertajuk “Pergeseran Dukungan Pilpres di Enam Kantong Suara” di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).

Selian itu, Alfaraby juga menjelaskan, pasangan Prabowo-Sandi mengalami tren penurunan di kantong suara pemilih emak-emak, hal itu terekam dalam survei sepanjang Agustus hingga Januari 2019.

“Agustus 2018 itu 30,0%, September itu 27,0%, Oktober itu 25,2%, November itu 34,3%, Desember itu 26,8% dan terakhir Januari 27,8%. Dalam kurun waktu 5 bulan, dukungan atas Prabowo-Sandi sedikit menurun di kalangan pemilih emak-emak,” jelasnya dilansir alinea.id.

Sebaliknya, Jokowi-Ma’ruf menunjukkan tren positif di kantong suara emak-emak. Terhitung dari bulan Agustus sampai Januari 2019 pasangan Jokowi-Maruf mengalami peningkatan sekitar 7%.

“Agustus 2018 50,2%, September 54,0%, Oktober 61,2%, November 49,1%, Desember 55,7% dan Januari 2019 57,0%. Dalam kurun waktu 5 bulan, dukungan atas Jokowi-Maruf meningkat di kalangan emak-emak,” sambungnya.

Menurut Alfaraby, hal itu disebabkan, karena persepsi perempuan cenderung melihat adanya kestabilan ekonomi pada pemerintahan Presiden Jokowi, sehingga dipandang memuaskan.

“Mengapa pak Jokowi tinggi sebagai pemilih emak-emak. Situasi ekonomi  saat ini ya baik-baik saja, artinya harga kebutuhan pokok stabil, inflasi relatif stabil, misalnya BBM juga stabil enggak ada kenaikan. Jadi yang namanya petahana kalau masyarakat mempersepsikan biasa-biasa saja, stabil saja jadi cendrung masih memilih pak Jokowi,” paparnya.

Sedangkan kubu pasangan Prabowo-Sandi, meski kerap menarasikan keberpihakannya kepada emak-emak, Sandi dipandang belum dapat memberikan program yang rill bagi emak-emak, sehingga membuat kantong suara ini tak bergeser dari Jokowi-Ma’ruf.

“Apasih programnya yang konkret. Narasi konkret program secara umum itu belum ada gaungnya di pemilih sehingga itu orang melihat sebagai simbol kampanye sebagai gimmick kampanye memprioritaskan emak2 itu memang ya bisa-bisa saja. Tapi elektoralnya tak terlalu terasa, artinya program yang dijual itu belum meyakinkan,” paparnya.

Hal ini pun diamini oleh peneliti Indonesia Publik Institut (IPI) Jerry Massie. Ia menduga Sandi salah setting dalam merebut suara emak-emak, karena tak memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan emak-emak, sehingga kurang mendapatkan simpati dari kalangan ini.

“Sandiaga salah setting, dia tidak bisa membaca keseluruhan apa maunya kaum hawa khususnya emak-emak. Pendekatan persuasif agak lemah,” ungkapnya kepada Alinea.id secara terpisah.

Lebih lanjut, ia menyarankan agar Sandi memahami dahulu apa yang dibutuhkan emak-emak sebelum turun ke lapangan, dan rumuskan salam bentuk program yang konkret.

“Kebanyakan turun lapangan belum menjamin untuk unggul. Gaya bahasa harus menyentuh pemilih gender atau emak-emak. Untuk emak-emak perlu tahu apa kesukaan mereka,” pungkasnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News