Beranda Kesehatan Galau Terlalu Lama Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

Galau Terlalu Lama Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

Galau atau kondisi hati tak tenang akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Dalam beberapa penelitian, galau atau stres kerap dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung.

Bahkan, rasa galau juga bisa mengakibatkan munculnya penyakit asma, diabetes, obesitas, sakit kepala kronis, masalah pencernaan, depresi, alzheimer, serta percepatan penuaan.

Lantas, apa yang memicu munculnya berbagai penyakit berat tersebut? Penelitian menyebutkan, saat perasaan Anda galauatau stres, tubuh akan terpicu mengalami beberapa perubahan. Pengeluaran hormon stres kortisol menjadi salah satu perubahan yang mempengaruhi berbagai organ tubuh.

Dikutip dari harapanrakyat.com, berikut ini penjelasan mengenai masalah kesehatan yang timbul akibat rasa galau atau stres;

1. Penyakit jantung

Jangan mudah galau karena rawan mengalami risiko penyakit jantung dan peningkatan tekanan darah. Penyebab munculnya penyakit ini diduga akibat kondisi stres membuat detak jantung dan aliran darah meningkat, sekaligus melepaskan kolesterol dan juga trigliserida ke darah.

Selain itu, secara tidak langsung rasa galauatau stres dapat menyebabkan seseorang akan lebih rentan mengalami obesitas dan merokok. Kedua hal ini pun bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Terlebih bagi seseorang yang punya riwayat penyakit jantung, maka stres dan rasa galauakan memicu timbulnya serangan jantung. Jadi, kalau Anda sebelumnya sudah mengidap penyakit jantung kronis, maka sangat disarankan untuk bisa mengatur emosi serta mengelola stres akut sebaik mungkin.

2. Depresi

Jika rasa galau terus memburuk hingga menjadi depresi, tentunya ini akal lebih berbahaya lagi. Berdasarkan hasil penelitian, pasien dengan depresi memiliki peningkatan aktivitas sel darah trombosit serta penanda radang dalam darahnya atau disebut C-reactive protein (CRP). Hal ini yang menjadi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Depresi juga dapat meningkatkan 17 persen risiko kematian hanya dalam 6 bulan pasca penderitanya mengalami serangan jantung pertama.

3. Diabetes dan obesitas

Kegalauan atau stres juga bisa diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Dalam hal ini, gaya hidup tak sehat adalah malas olahraga, sering konsumsi makanan tinggi lemak seperti junk food, serta kadar gula tinggi. Jika hal tersebut terus berlanjut dapat menyebabkan obesitas.

Tentunya obesitas serta gangguan profil lemak dalam darah berisiko memicu terjadinya gangguan sensitivitas hormon insulin, dan inilah yang mengawali terjadinya diabetes mellitus tipe 2.

4. Sakit kepala kronis

Rasa sakit kepala yang terkait dengan masalah psikologi atau galau adalah tension type headache (TTH). Ini biasanya akan memunculkan gejala seperti tegang di area pundak. Selain itu, migrain atau sakit kepala sebelah juga dapat dipicu oleh kondisi hati yang galau berat. Jika tidak segera ditangani, rasa sakit di kepala bisa terus berulang dan bahkan menjadi kronis.

5. Gangguan pencernaan

Kondisi hati yang galau memang tidak akan menumbulkan lambung Anda luka secara mendadak. Tetapi, kondisi hati bisa memperberat gejala lantaran produksi asam lambung meningkat.

Kegalauan hati juga menjadi faktor yang berkontribusi akan munculnya rasa panas seperti terbakar di dada pada GERD (gastroesophageal reflux disease), dan gangguan buang air besar pada IBS (irritable bowel syndrome).

Untuk terhindar dari penyakit-penyakit tersebut, membicarakan masalah yang dihadapi dan bertukar pikiran dengan orang yang Anda percaya mungkin bisa membantu mengatasi kegalauan Anda.

Bahkan, sebagian orang merasa lebih tenang mengusir rasa galau dengan melakukan olahraga, yoga misalnya. Pemijatan, relaksasi, serta pengalihan sementara juga dapat diandalkan untuk mengatasi galau.

Jika kondisi hati Anda sudah tenang, maka risiko terkena penyakit-penyakit mematikan tersebut juga akan ikut menurun. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini