Beranda Bisnis Dinas Perikanan Pandeglang Lirik Budidaya Maggot

Dinas Perikanan Pandeglang Lirik Budidaya Maggot

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pandeglang Suaedi Kurdiatna saat meninjau budidaya maggot. (Memed/bantennews.co.id)

PANDEGLANG – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Pandeglang mulai melirik budidaya maggot yang dikelola oleh masyarakat di Desa Kaduronyok, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

Maggot merupakan binatang sejenis larva yang dihasilkan dari fermentasi beberapa bahan limbah padi atau sekam yang dicampur dengan bahan lainnya. Maggot atau larva tersebut diperuntukkan bagi pakan hewan ternak dan budidaya ikan air tawar.

Untuk menghasilkan maggot dari bahan baku yang diolah, pengelola hanya membutuhkan waktu selama tiga pekan, mulai dari fermentasi hingga panen.

Pelaku budidaya maggot, Muhamad Suherman mengatakan awalnya budidaya maggot yang ia tekuni saat ini berasal dari coba-coba melakukan fermentasi berbagai bahan baku untuk menghasilkan maggot.

Pada uji coba pertama, ia hanya menyediakan sebanyak 20 kilo gram sekam yang dicampur dengan dua botol minuman Yakult, dua saset bumbu masak, 1/4 gula pasir dan satu liter air hangat.

“Setelah itu difermentasi selama tiga hari, kemudian setelah dapat tiga hari ditabur ke dalam bak atau tempat yang lebih besar. Setelah dapat beberapa hari keluarlah maggot. Dari satu kilogram bahan baku yang diolah mampu menghasilkan satu kilogram maggot,” kata Suherman, Kamis (7/1/2021).

Ia memberikan catatan bahwa untuk menghasilkan maggot harus dibuahi oleh BSF (black soldier fly), binatang sejenis lalat. Karena jika tidak dibuahi oleh BSF maka tidak bakal jadi maggot. Selanjutnya, bahan yang sudah diolah itu juga dicampur lagi dengan limbah sayuran, supaya pertumbuhan maggotnya lebih bagus.

“Mulanya kami coba-coba, ternyata memang menghasilkan. Makanya sekarang bikin tempat yang agak besar, supaya bisa mengolah bahan yang lebih banyak lagi,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Pandeglang, Suaedi Kurdiatna mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan budidaya maggot yang dilakukan oleh warga tersebut. Bahkan kata dia, sesuai yang diketahuinya selama ini pembudidaya maggot itu baru ada dua, yakni di Cisata dan Cimanuk.

“Setelah mendapatkan informasi bahwa di Kaduronyok ini ada budidaya maggot, terketuk hati saya untuk melihat langsung kegiatan itu. Ternyata ini sangat bagus, karena maggot itu untuk dijadikan bahan makanan ikan dan hewan ternak,” ujarnya.

Pihaknya juga menyarankan kepada pengelola agar dibuat kelompok budidayanya, karena pihaknya akan mencoba mendorong untuk bisa mendapatkan bantuan yang menjadi kebutuhan pengelola dan juga akan dibantu pemasarannya.

“Kegiatan ini (budidaya maggot) memang tidak membutuhkan biaya mahal, tapi penghasilannya cukup menjanjikan. Makanya saya sangat mendukung ada warga yang memiliki kerativitas budidaya maggot ini,” tutupnya. (Med/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ