Beranda Hukum Binsar Gultom Hakim Pengadilan Tinggi Banten Masuk Bursa Calon Pimpinan KPK

Binsar Gultom Hakim Pengadilan Tinggi Banten Masuk Bursa Calon Pimpinan KPK

Ilustrasi - foto istimewa google.com

SERANG – Sebanyak 384 orang mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di antara ratusan orang itu, ada nama-nama pesohor yang turut mengincar kursi pimpinan KPK. Dari jumlah itu ada nama Binsar Gultom, yang saat ini menjabat Hakim Pengadilan Tinggi Banten.

Masih seperti bursa capim KPK sebelum-sebelumnya, aparat penegak hukum dari Korps Bhayangkara dan Korps Adhyaksa telah mengambil ancang-ancang demi jabatan yang dibuka tiap 4 tahun sekali tersebut. Dari Polri, ada satu nama yang terang-terangan muncul ke publik, yaitu Irjen Ike Edwin.

Dia datang langsung mendaftarkan diri pada Kamis, 4 Juli 2019 kemarin, di Kementerian Sekretariat Negara, tempat Sekretariat Pansel Capim KPK berada. Edwin mengaku telah mengantongi dukungan untuk mencalonkan diri.

“Pimpinan dukung kita semua. Kita Polri itu diberi kesempatan siapa saja yang mau daftar keinginan,” ujar Edwin di sela mendaftar seperti dilansir detik.com.

Sebenarnya, jauh sebelumnya, ada 9 nama yang muncul ke publik dari Polri. Namun nama 9 perwira tinggi Polri itu tidak dibuka terang apakah pada akhirnya mendaftar atau tidak. Yang jelas, Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih sempat menyebutkan ada 10 polisi yang telah mendaftar.

Yenti turut menyebutkan latar belakang profesi lain yang ikut mendaftar seperti pengacara, dosen, jaksa, hingga hakim. Khusus untuk jaksa, ada rekomendasi langsung dari Jaksa Agung M Prasetyo yang jumlahnya 5 orang. Siapa saja?

Kelima jaksa itu adalah Ranu Mihardja, Sugeng Purnomo, Johanis Tanak, M Rum, dan Supardi. Dua nama di antaranya tidak asing bagi KPK karena pernah ditugaskan di tubuh lembaga antikorupsi tersebut, yaitu Ranu dan Supardi.

Sedangkan dari unsur hakim ada seorang yang cukup beken, yaitu Binsar Gultom. Dia kini menduduki jabatan hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Banten. Namun namanya familiar ketika mengadili kasus kopi sianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Dalam seleksi kali ini, unsur TNI pun masih ikut ambil bagian, yaitu Marsekal Muda TNI Dwi Fajariyanto. Langkah Dwi itu juga didukung Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna untuk menjadi pimpinan KPK.

Kursi panas pimpinan KPK rupanya tidak hanya menjadi magnet bagi orang-orang di luar KPK. Setidaknya ada 3 pemimpin KPK yang saat ini aktif bertugas kembali mencoba peruntungan, yaitu Alexander Marwata, Laode M Syarif, dan Basaria Pandjaitan. Menyusul kemudian sejumlah pegawai struktural KPK seperti Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono.

Mereka dan ratusan pendaftar lainnya akan disaring Pansel Capim KPK secara administratif. Hasilnya akan diumumkan pada 11 Juli 2019. Yenti sempat menyampaikan agar masyarakat turut aktif memberikan masukan pada pansel mengenai rekam jejak para capim itu setelah diumumkan pada 11 Juli 2019.

“Nanti tanggal 11 (Juli) kan langsung kita, kita sampaikan ke masyarakat nama-namanya. Silakan mulai di-profiling dari sekarang,” imbuh Yenti.

Tahapan selanjutnya adalah uji kompetensi. Para capim KPK yang lolos akan menjalani serangkaian tes dan profile assessment.

“Kalau nggak salah seminggu setelah itu mereka akan ikut uji kompetensi dan kemudian, seminggu kemudian, kita akan mengumumkan lagi hasilnya uji kompetensi yang lulus siapa-siapa saja, terus mereka harus ikut psikotes umum, setelah itu baru masuk ke situs yang profile assessment,” ujarnya.

Selanjutnya, capim KPK akan menjalani uji publik. Menurut Harkristuti, uji publik ini rencananya dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Pada tahap akhir, capim KPK yang lolos akan menjalani tes wawancara dan kesehatan. Pansel akan memilih 10 kandidat pimpinan KPK yang akan diserahkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2019.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini