Beranda » Yuk, Mengenal Fantasi Dalam Ilmu Psikologi!

Yuk, Mengenal Fantasi Dalam Ilmu Psikologi!

Ilustrasi - Sumber foto : Dokumentasi Penulis

Setiap orang pernah berfantasi dari fantasi yang menyenangkan, menyedihkan, dan menakutkan. Nah, apa si yang dipikiran kamu saat mendengar kata fantasi? Umumnya orang akan menjawab fantasi itu adalah berkhayal. Tapi saya akan membahas lebih rinci dalam ilmu psikologi.

Dalam ilmu psikologi fantasi adalah jiwa untuk membentuk tanggapan atau bayangan baru. Melalui kekuatan fantasi, manusia bisa melepaskan diri dari situasi yang dihadapinya dan situasi yang akan terjadi. Fantasi bisa terjadi secara disadari, misalnya seorang pelukis sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya dan secara tidak disadari, misalnya seorang anak membawakan berita yang tidak sesuai dengan kenyataannya, tapi ia  tidak ada maksud untuk berbohong. (Abu ahmadi, 2009).

Menurut Yanto subiyanto (1980) mengatakan bahwa fantasi merupakan sebuah kemampuan dalam bentuk tanggapan-tanggapan atau pun sebuah bayangan baru.

Menurut ahmadi (2009) mengatakan bahwa fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru.

Menurut Julianto simanjutnak (2007) mengatakan bahwa fantasi merupakan kemampuan dari fungsi jiwa dalam psikologi yang dapat membentuk suatu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.

Fantasi dan berpikir itu berbeda loh, guys! dimana fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan atau bayangan baru yang dibentuk belum ada dan tidak terikat pada realitas sedangkan, berpikir adalah  kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang sudah ada tetapi belum diketahui dan terikat kepada realitas.

Fantasi juga memungkinkan kita mengikuti pengarang atau pencerita dalam ceritanya, merasakan apa yang dirasakan, dan mengikuti apa yang diciptakan. Dengan demikian kita dapat membedakan fantasi, yaitu :

  1. Fantasi menciptakan atau kreatif, yaitu fantasi yang menciptakan hal-hal baru. Fantasi ini biasanya lebih banyak di miliki oleh seniman, anak-anak, dan para ilmuwan yang mencetuskan teori-teori baru.
  2. Fantasi terpimpin, merupakan jenis fantasi yang di tuntut oleh pihak lain. Misalnya,  seorang yang melihat film dapat mengikuti apa yang dilihat dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat dalam perantaraan film itu.

Fantasi juga memiliki keburukan loh,guys!  yaitu orang dapat meninggalkan kenyataan, lalu masuk dalam fantasi. Hal ini berbahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata dan dapat menimbulkan kedustaan, takhayul, dan sebagainya.

Menurut Abu ahmadi (2009) ada cara untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umum nya di gunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi adalah :

  1. Tes TAT, tes yang berwujud gambar dan di suruh bercerita tentang gambar.
  2. Tes kemustahilan, tes yang berbentuk gambar atau cerita yang mustahil terjadi dan disuruh mencari kemustahilan nya.
  3. Heilbronner Wirsma tes, tes yang berbentuk gambar yang akan makin lama makin sempurna.
  4. Tes Rosrchah, tes yang berbentuk gambar dan disuruh berpendapat dengan gambar tersebut.

Nah, Jadi fantasi juga mempunyai peran penting loh, guys!  karena fantasi manusia bisa menjangkau ke depan dan dengan fantasi manusia juga dapat menambah bayangan dan tanggapan sehingga akan menambah bahan apersepsi yang ada pada individu.

Bagikan Artikel Ini