Dalam bahasa Jawa, drama disebut dengan sandiwara yang merupakan gambaran kehidupan yang berdasar pada sifat manusia. Antara drama dan sandiwara, keduanya memang sama-sama berbicara mengenai dialog, dimana keduanya juga mengajarkan mengenai alur kehidupan. Alur kehidupan yang erat kaitannya dengan realitas moral sosial, memberikan gambaran tentang kehidupan manusia yang ditunjukkan dalam lakon yang dimainkan.
Dilihat dari perkembangan drama yang sangat pesat, kehidupan-kehidupan yang tergambarkan dalam drama memang sangat erat sekali kaitannya dengan realitas sosial masyarakat. Realitas sosial merupakan fakta yang terdapat dalam kehidupan di masyarakat. Hal ini berkaitan dengan tingkat kestabilan yang ada di masyarakat dengan normal atau tidak normalnya sesuatu yang terjadi dalam hubungan di masyarakat.
Masyarakat tidak dapat terlepas dari budaya, karena budaya merupakan suatu adat atau tradisi turun temurun yang sudah ada disuatu daerah tertentu. Seperti drama Jawa atau sering disebut dengan sandiwara perkembangannya diiringi dengan adanya moral yang dikembangkan oleh masyarakat. Hubungan moral dan drama pada umumnya akan mengalami perubahan dalam setiap zaman, karena drama setiap tahunnya mengalami modernisasi.
Modernisasi yang dimaknai dalam drama dapat dilihat dari lakon yang dimainkan, seperti tokoh dengan macam-macam watak, hal ini berkaitan erat dengan realitas moral yang ada dalam kehidupan manusia. Seperti halnya kecenderungan hidup manusia yang menggunakan watak untuk melanjutkan kehidupan di masa depan. Jadi dalam drama atau disebut dengan sandiwara ini cukup memberikan gambaran mengenai cerita kehidupan manusia yang dipaparkan melalui realitas moralnya.
Dengan penjelasan mengenai realitas, moral, serta modernisasi drama dapat disimpulkan terkait dampak drama dalam sejarah perkembangan sandiwara di Jawa sangatlah berhubungan. Realitas moral memberikan pengaruh perkembangan serta perubahan dalam drama Jawa dalam bentuk sejarah dan moral yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu realitas moral yang terdapat dalam drama Jawa dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kehidupan manusia.