Beranda » Peran Media Massa Sebagai Alat Komunikasi Politik

Peran Media Massa Sebagai Alat Komunikasi Politik

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, terdapat salah satu bagian penting yang menjadi alat untuk mencapai kekuasaan atau keinginan dengan menggunakan komunikasi dalam bentuk media. Media dan komunikasi memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik dari aspek politik, sosial, sejarah, ekonomi, dan lain-lain. sejak zaman dahulu media bahkan sudah digunakan sebagai alat komunikasi bagi politik, baik sebagai alat untuk mencapai kekuasaan ataupun melawan kekuasaan yang menyimpang.

Namun kita juga harus mengetahui apakah itu media? komunikasi? dan politik?

Komunikasi menurut Carl I. Hovland dalam bukunya Communication and persuasion, adalah suatu cara di mana seseorang individu atau komunikator mengirimkan stimulant dengan lambang-lambang bahasa baik verbal ataupun non verbal untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi tingkah laku orang lain.

Lalu media massa sebagai alat komunikasi juga berpengaruh sebagai alat penyalur komunikasi. Pengertian media massa Menurut Hafied Cangara adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari suatu sumber kepada masyarakat luas dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, film dan televisi. Serta politik, menurut Miriam budiarjo dikutip dari buku dasar-dasar ilmu politik, yaitu politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut.

Setelah itu, apa hubungan antara komunikasi, media massa, dan politik?

Telah kita ketahui dari penjelasan-penjelasan diatas bahwa dalam hidup, komunikasi sangat berpengaruh bagi manusia baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun kedepannya, hal itu juga berlaku bagi para pelaku politik untuk menggunakan komunikasi dan media massa sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan mereka, baik komunikasi secara verbal, non-verbal, tertulis ataupun visual. karena dengan jenis komunikasi tersebutlah jalan para pelaku politik akan lebih lebar.

Hal ini terbukti ketika tiba masa pemilihan umum, baik pemilihan daerah ataupun negara, di masa itu banyak bentuk dari media massa yang digunakan para pelaku politik untuk menyebarkan pengaruh nya, baik dalam bentuk iklan di televisi, media massa cetak seperti koran, selembaran kertas pasangan calon ataupun baliho. Karena tidak mungkin bagi para politisi dalam Pemilihan umum (Pemilu) untuk mendatangi target pemilih mereka secara langsung dan satu per-satu. penggunaan komunikasi dengan media massa memungkinkan terjadinya komunikasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan.

Terdapat beberapa teori yang mendukung hal tersebut, yaitu teori Agenda Setter yang dicetuskan oleh McCombs dan Shaw. Menurut mereka ” Mass media have the abilty to transfer the salience of items on their news agendas to public agenda ” yang berarti bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir audience yang akan menerima informasi tersebut. Dalam teori ini media tidak dikatakan selalu dengan sengaja mempengaruhi masyarakat, namun lebih kepada “kekuatan yang dimiliki oleh para media”.

Umumnya masyarakat menganggap bahwa informasi yang disajikan oleh media adalah hal yang sangat penting dan itulah yang media inginkan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat. Orang-orang yang rentan terkena pengaruh media adalah mereka yang memiliki kebutuhan tinggi akan orientasi dan rasa penasaran akan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat.

Dalam politik terdapat satu pendekatan politik yang digunakan oleh para pelaku politik yaitu pendekatan perilaku. Pendekatan perilaku muncul pertama kali dan berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1950-an setelah perang dunia ke II terjadi. Kemunculannya dipengaruhi oleh sifat dari ilmu politik dianggap tidak cukup karena tidak berdasarkan kenyataan dan sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pemikiran pokok dari pendekatan perilaku ialah membahas lembaga-lembaga formal tidak dapat diandalkan, karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberi informasi mengenai proses politik. Tetapi lebih berguna untuk mempelajari perilaku (behavior) manusia karena merupakan gejala yang dapat diamati dan mudah.

Hal itu diperkuat oleh perNyataan M Chaffe yang dikutip dari Elvinaro Ardiano yaitu Efek Prilaku atau behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan, atau kegiatan. Dan dari efek tersebut menyatakan bahwa media massa baik cetak, siaran maupun media massa internet mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan para pelaku politik. Para pelaku politik bisa memaksimalkan komunikasi mereka sesuai kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing media massa.

Dan kekuatan media massa tidak hanya mampu merepresentasikan kepentingan para elit politik dan khalayaknya, namun juga bagi masyarakat luas yang merasakan ketidakadilan dan kekecewaan untuk menyuarakan aspirasi mereka terhadap pemerintahan. Media yang disusupi oleh berbagai kepentingan inilah nantinya yang hadir dan mampu menjangkau berbagai lapisan yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan keputusan orang lain.

Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan media massa memiliki pengaruh yang kuat untuk dapat digunakan sebagai alat komunikasi politik bagi segala kalangan untuk mencapai tujuannya masing-masing apabila digunakan dengan baik dan maksimal.

(***)

Bagikan Artikel Ini