Beranda » Pengaruh Kualitas Pakan Ternak Terhadap

Pengaruh Kualitas Pakan Ternak Terhadap

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERNAK TERHADAP HASIL PRODUKSI TELUR

Pakan merupakan faktor penentu produksi karena biaya pakan memegang sekitar 65% – 75% dari biaya produksi. Pakan merupakan variabel yang dibutuhkan setiap hari pada proses produksi ayam petelur. Pakan dimanfaatkan oleh ayam untuk dua hal yang pertama sebagai sumber pakan untuk energi sehari hari (berjalan, bernafas, reproduksi dan sebagainya) kemudian yang kedua pakan dimanfaatkan sebagai pembentukan tulang, daging, bulu, dan telur

Pakan menjadi salah satu faktor terpenting yang memengaruhi keberhasilan peternakan ayam karena biaya produksi terbesar dalam usaha peternakan adalah pakan, yaitu sekitar 70% dari total biaya. Tidak hanya itu, kandungan dari pakan peternakan ayam harus benar-benar diperhatikan.

Pakan ayam sebaiknya mengandung campuran bahan makan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sayangnya bahan makanan asal tumbuhan itu tidak mengandung asam amino yang proporsional dan lengkap untuk kebutuhan ayam. Selain itu juga defisien terhadap unsur gizi lainnya, sehingga digunakan bahan makanan yang berasal dari hewan. Contoh bahan yang digunkan misalnya bahan dari rumah pemotongan hewan yang nantinya dikeringkan lalu digiling, seperti kaki ayam broiler yang dapat di gunakan sebagai campuran ransum.

Menurut Julferina, 2008. Protein, asam amino, energi, vitamin dan mineral yang berada di dalam bahan makanan terpilih akan dijadikan ransum. Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya. Tepung ikan merupakan sumber protein yang terbaik, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang, namun harus ada bahan lain sebagai pengganti tepung ikan karena sebagian besar masih diimport.

Konsumsi pakan dipengaruhi oleh bentuk pakan, bau dan warna. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat palatabilitas merupakan salah satu faktor utama dalam ransum. Bau dan rasa yang enak akan memicu ternak untuk mengkonsumsi pakan. Seperti halnya tepung kaki ayam, yang memiliki tekstur yang menarik, dan bau yang cukup khas. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bahan ransum yang memiliki rasa yang enak seperti kaki ayam, penting bagi ayam. Hal ini juga kemungkinan terjadi pada ayam periode layer tidak hanya pada periode starter. Salah satu bahan non karkas pada ayam, yang dimanfaatkan untuk menyusun ransum ayam adalah kaki ayam broiler. Kandungan gizi pada tepung kaki ayam nantinya diharapkan akan berpengaruh terhadap konsumsi, bobot badan, dan konversi pakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, sekiranya perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tepung kaki ayam terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan ayam.

Ayam merupakan ternak monogastrik (berlambung tunggal), makanannya sebagian besar berupa konsentrat. Bahan pakan penyusun ransum ayam umumnya yang beredar di pasaran, kurang lebih 90-95% tersusun dari tanaman atau nabati. Dari jumlah tersebut, lebih kurang 40-65% tersusun dari jagung kuning dan 20-40% bersumber dari bahan pakan nabati lainnya.

Sebaliknya, penggunaan bahan pakan asal hewan (hewani) berkisar antarar 3-6% dan pakan pelengkap antara 0-3%. Tinggi rendahnya penggunaan bahan pakan asal tanaman dalam penyusunan ransum unggas, erat kaitannya dengan harga dan kandungan nutrisi dari ransum yang dibuat. Untuk hidup pokok dan berproduksi, ternak unggas memerlukan kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang terutama kandungan asam aminonya.

Orientasi produksi industri pakan ternak di masa yang akan datang cenderung diarahkan pada pemenuhan kebutuhan pakan untuk ternak unggas (broiler dan atau layer). Hal ini dikarenakan terdapat beberapa karakteristik dasar dari bisnis ayam ras yang berimplikasi pada pengelolaan bisnis ayam ras dari hulu sampai hilir.

Beberapa hal yang dapat diidentifikasi sebagai kendala dan resiko dalam pengembangan industri pakan ternak, diantaranya adalah bahan baku pakan. Suply bahan baku , terutama bahan baku lokal mengalami fluktuasi dan bahkan tergantung musim. Pada musim panen, bahan baku melimpah dan harga turun. Kualitas bahan baku juga berfluktuasi akibat penanganan yang tidak optimal. Misalnya, dedak padi terkadang kualitasnya memburuk ketika harga tinggi karena sengaja dicampur dengan bahan lain.

Kendala lain dalam ketersediaan bahan baku industri pakan skala besar dengan orientasi pemenuhan kebutuhan untuk ayam broiler dan petelur, adalah ketergantungan pada impor. Pakan broiler membutuhkan bahan baku impor lebih tinggi dibandingkan petelur. Dilihat dari neraca bahan baku antara impor dan ekspor, maka Indonesia saat ini cukup akan sumber energi, seperti jagung, dedak, singkong, dan minyak, walaupun kadangkala kita masih impor jagung jika kekurangan. Impor Indonesia sebagaian besar adalah untuk pemenuhan kebutuhan bungkil kacang kedelai, kanola, corn gluten meal, tepung daging, dan tepung ikan.

Kebijakan pemerintah di bidang pakan ini sudah lama dirintis oleh Direktorat Jenderal Peternakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku pakan lokal, seiring dengan semakin meningkatnya usaha peternakan. Perubahan mendasar kebijakan pemerintah di bidang pakan terlihat setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi, dengan cara mengembangkan peternakan dengan basis sumber daya lokal yang dicanangkan dalam pembangunan peternakan. Krisis ekonomi memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk melakukan reorientasi mengenai pengembangan peternakan secara keseluruhan. Pemakaian bahan baku pakan lokal yang berkualitas tinggi merupakan faktor yang sangat menentukan efisiensi pemeliharaan ternak. Penggunaan bahan baku impor dapat dikurangi melalui alternatif bahan baku pakan lokal yang saat ini masih memiliki kendala pada terbatasnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan bahan pakan lokal, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Indonesia sebagai negara agraris berpotensi dalam menghasilkan pakan lokal mengingat terdapatnya sumber-sumber bahan pakan lokal di tiap daerah yang cukup dapat diandalkan, baik dari segi jumlah maupun ketersediaannya. Bahan pakan lokal tersebut, dengan sentuhan teknologi tepat guna dapat dipakai sebagai bahan pakan alternatif bagi perkembangan bisnis perunggasan nasional.

Pakan yang baik dan berkualitas harus memenuhi persyaratan mutu yang mencakup aspek keamanan pakan, kesehatan ternak, keamanan pangan, dan ekonomi. Keempat aspek tersebut penting untuk dipenuhi karena akan berpengaruh pada kesehatan ternak, penyediaan pangan hasil ternak, dan keamanan konsumen dalam mengkonsumsi pangan hasil ternak, serta efisiensi biaya agar dihasilkan pakan yang bernilai ekonomis. Kontrol kualitas dari bahan pakan lokal merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pada industri peternakan yang mendambakan kesuksesan dan keuntungan usahanya. Tidak ada faktor lain yang lebih penting dan kritis yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keseimbangan nutrisi dan performan ternak, selain kontrol kualitas pakan dan konsistensi ransum.

Author             : Givan Massa Adrian Usmanto
No. Hp            : 082298833821
Email              : givanadrian65@gmail.com

Bagikan Artikel Ini