Beranda » Generasi Muda dan Digital Native

Generasi Muda dan Digital Native

Oleh : Kayla Miradiani

Sosiologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar

Perkembangan zaman tidak pernah berhenti untuk terus menghidupkan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menyuguhkan berbagai bentuk peralihan fungsi-fungsi kehidupan. Mereka yang terlahir sebagai generasi digital native tidak akan terasa asing dengan perubahan berbagai bentuk teknologi. Pasalnya, semenjak mereka lahir, mereka telah disuguhi dengan berbagai teknologi canggih yang bisa langsung digunakan saat itu juga. Dengan privilege demikian, generasi digital native akan cepat beradaptasi dengan perubahan zaman terhadap perkembangan teknologi. Mereka akan cepat menerima teknologi baru dan bahkan berusaha menciptakan sendiri teknologi yang ingin dikembangkan.

Digital native sering dikaitkan dengan generasi yang terlahir dengan pemanfaatan komputer, smartphone maupun internet. Ketiga komponen tersebut merupakan hal yang tidak pernah dapat dipisahkan. Internet menjadi jembatan penghubung diantara keduanya, tanpa internet teknologi berjalan kurang sempurna bahkan dapat dikatakan sebuah ketertinggalan.

Untuk memanfaatkan sebuah teknologi, hampir semua teknologi yang diciptakan diperlukan internet untuk mengoperasikannya. Berkaca pada anak usia dini, mereka sangat mahir memainkan smartphone, mereka akan marah ketika jaringan internet terputus saat bermain youtube. Hal tersebut membuat sebuah problematika dalam tumbuh kembang anak, yang seharusnya anak seusianya bermain tanah, air dan berlarian, kini emosinya dikendalikan oleh jaringan internet. Sebuah ilustrasi yang ironis, begitulah keadaan masa kini semua bergantung terhadap dunia digital. Terlihat dari usianya yang dini, mereka sudah mampu mengenal dan mengoperasikan produk digital dengan mahir, sebuah tantangan dalam mendidik anak.

Beralih ke generasi muda, ternyata digital native memberikan banyak sekali perubahan pada pola kehidupan. Generasi muda akan sangat terbantu dengan adanya teknologi digital yang akan meringankan pekerjaan. Namun, lagi-lagi teknologi digital menjadi hal yang harus ada setiap saat. Hampir di semua tempat umum tidak ada generasi muda yang tidak memegang atau bermain smartphone, mereka sibuk dengan smartphonenya masing-masing. Tidak perlu kaget, hal itu sekarang menjadi hal yang lumrah.

Smartphone tidak terasa lengkap jika tidak disuguhkan berbagai aplikasi, seperti aplikasi media sosial. Media sosial menjadi sebuah wahana bagi generasi muda untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Fenomena unik dari sosial media adalah kebanyakan orang akan mengunggah hal-hal baik dan positif saja untuk menunjukkan siapa dirinya. Pengguna sosial media ingin terlihat memiliki citra yang baik dihadapan pengguna lainnya, walaupun banyak ditemukan kasus bahwa yang terlihat di sosial media belum tentu sesuai dengan kehidupan realitanya. Penilaian terhadap orang lain kerap dilakukan dari cara mereka menggunakan sosial media..

Media sosial tidak hanya berdampak pada kebiasaan manusia, namun juga berdampak pada mental psikologis seseorang. Seperti yang telah disebutkan, yang akan orang lain lihat hanyalah postingan kebahagiaan sehingga orang yang melihatnya akan merasa iri dengan kebahagiaan yang ditunjukkan.

Media sosial seakan menjadi media khusus yang harus aktif setiap saat, penyebaran berita dan informasi secepat kilat akan menyebar dalam satu kali unggahan. Dengan kondisi tersebut, media sosial merupakan alat komunikasi yang real time dalam kehidupan masa kini. Selain kecepatan transfer informasi, media sosial banyak digunakan generasi muda untuk kegiatan promosi, tugas sekolah, maupun pengembangan bisnis. Dengan kemudahan akses media sosial, akan menjadi peluang besar dalam menjalankan misi bisnis yang direncanakan. Cakupan media sosial tidak ada batasnya, tidak hanya jangkauan dalam negeri saja namun berbagai negeri dapat mengakses apa yang diunggah dalam media sosial. Media sosial sebagai alat komunikasi dapat menjadi bumerang apabila tidak digunakan dengan bijak.

Digital native bukanlah tolak ukur kemajuan suatu negara, apabila digital native tidak diseimbangi dengan koneksi kehidupan nyata maka semua orang akan merasa kehidupan maya lebih terlihat nyata daripada kehidupan yang sebenarnya. Digital native memberikan banyak kemudahan bagi anak muda untuk belajar teknologi sejak dini, dengan pembelajaran sejak dini mereka tidak akan merasa culture shock dengan berbagai perubahan teknologi di masa depan. Digital native memberikan banyak perubahan baik ke arah positif maupun negatif. Untuk menyadari bahwa kehidupan maya hanyalah maya semata, maka alangkah baiknya jika edukasi teknologi digital penting dilakukan sejak dini. Penggunaan teknologi digital bukan hanya terpaku pada menikmati kemudahan akses media sosial saja, namun penggunaan teknologi digital diharapkan mampu memperingan pekerjaan sehingga kehadirannya bermanfaat dalam segala aspek fungsi kehidupan. 

Bagikan Artikel Ini