Beranda » Dampak Game Online Terhadap Penggunaan Bahasa pada Kaum Milenial

Dampak Game Online Terhadap Penggunaan Bahasa pada Kaum Milenial

Di masa pandemi yang berkepanjangan saat ini, banyak hal yang dilakukan secara daring. Baik itu belajar, bekerja, berjualan, bahkan bermain. Mengapa dilakukan secara daring? Karena untuk membatasi terjadinya penyebaran virus Covid-19. Sejak tahun 2020 awal, sampai 2021 masih banyak yang melakukan aktivitas secara daring. Karena hal tersebutlah kaum milenial juga terkena dampak tersendiri, yakni bermain game daring/online.
Screenshot (159).png

Cover Pembelajaran daring

Game online adalah sebuah permainan yang dilakukan menggunakan internet. Banyak kaum milenial yang menggemari game online, setiap hari bahkan setiap jam kaum milenial menghabiskan waktu untuk berada di depan komputer atau gadget masing-masing agar dapat bermain game online tersebut. Namun sadar-tidak sadar game online membawa pengaruh pada kaum milenial dalam berbahasa.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan dalam berinteraksi. Bahasa harus digunakan dengan baik, untuk menjalin proses sosialisasi.
Berikut dampak yang ditimbulkan dari bermain game online yang mempengaruhi bahasa kaum milenial:
1. Menggunakan singkatan (Akronim)
Setelah saya melakukan penelitian sederhana melalui media online seperti facebook, saya menyimpulkan bahwa saat kaum milenial melakukan game online dengan tim atau kelompok mereka masing-masing, terdapat bahasa Indonesia yang awalnya tidak ada singkatan tetapi kemudian mengalami penyingkatan seperti kata-kata berikut:
Mabar :main bareng
Nobar :nonton bareng
Gaje :ga jelas
Mantul:mantap betul
Kata-kata di atas mengalami penyingkatan seiring berjalannya waktu, karena kaum milenial lebih sering menggunakannya dan merasa bahasa atau kata-kata tersebut lebih menarik.
2. Menggunakan bahasa tidak sopan
Selain akronim, kaum milenial juga di dalam bermain game online sering menggunakan kata-kata tidak sopan untuk diucapkan kepada sesama. Contoh kata-katanya seperti berikut:
Anjing : untuk memaki sesama teman bermain game online
kata “anjing” jika digunakan untuk merujuk kepada binatang itu merupakan hal yang wajar, tetapi jika ditunjukkan untuk manusia itu tidak wajar.
Tolol : ungkapan ketika sudah kalah atau salah sasaran
kata “tolol” sering digunakan untuk menjatuhkan lawan main dalam bermain game.
Kata-kata di atas sering diucapkan oleh kaum milenial sehingga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan membawa dampak negatif bagi moral kaum milenial. Kata-kata tersebut tidak menunjukkan kesopanan bahasa karena ditunjukan untuk hal negatif atau memaki dan mangatai. Jika kata-kata tersebut dibawa dalam kehidupan sehari-hari terutama jika diucapkan kepada orang yang lebih tua maka hal tersebut memunculkan masalah moralitas.
3. Muncul istilah-istilah bahasa asing
Game online digunakan tidak hanya oleh orang Indonesia tetapi seluruh dunia, tidak heran jika muncul bahasa asing dan menguasai dunia pergamean.
Istilah-istilah bahasa asing tersebut adalah sebagai berikut:
MMORPG :Massively Multiplayer Online Role Playing Game), istilah ini merupakan sebuah jenis game online yang banyak pemain.
FPS :First Person Shooter, istilah ini adalah sebuah jenis game yang erat kaitannya dengan senapan atau senjata api.
AoE :Area of Effect, istilah ini adalah suatu tanda bahwa area sedang dalam jangkauan serangan lawan.
HP :Healt Point atau Hit Point, merupakan sebuah pengukuran sehat atau tidaknya karakter yang gamer mainkan.
Push :Mendorong, istilah yang berarti segala kegiatan yang mendorong menuju objektif dalam game.
Istilah-istilah di atas sudah melekat terutama bagi mereka yang sering bermain game online. Tentunya ini juga merupakan dampak yang baik agar dapat menambah kosakata dalam bahasa Inggris pada kaum milenial.
Bagikan Artikel Ini