Beranda » Cerpen: Wabah yang Bikin Gerah

Cerpen: Wabah yang Bikin Gerah

Ilustrasi - Sumber Foto Dokumentasi Penulis

Hallo temen – temen gua mau menceritakan suatu  tentang kerugian dari sebuah kebijakan politik.

Cerita ini berkisah tentang keluarga kecil yang tinggal di sebuah negara maju. Anderson dan Karen adalah pasutri yang baru menikah 2 tahun lalu dan mereka mempunyai seorang anak. Keluarga ini tadinya sangat berkecukupan, hidup nyaman dan tentram. Tapi itu tak lagi ada semenjak sebuah wabah virus melanda di negara yang mereka tinggali. Menurut penelitian virus ini berasal dari negara sebelahnya. Virus ini berawal dari binatang yang dikonsumsi tanpa memasaknya di negara tersebut. Virus ini sangat cepat menyebar sampai akhirnya virus ini sampai di negara yang di tinggali keluarga Anderson dan Karen. Anderson dan Karen tidak hanya merawat anak nya yang baru lahir tetapi ia juga harus merawat adik nya yang masih duduk di bangku sekolah.

Semenjak adanya virus di negara tersebut membatasi  semua kegiatan yang berhubungan dengan pertemuan tatap muka. Mulai dari pendidikan, ekonomi, dan sosial, hampir semua nya dilakukan secara online. Tidak hanya itu negara tersebut juga membatasi kegiatan yang berhubungan dengan tatap muka. Yang mana hal ini adalah hal yang baru bagi negara tersebut.

Fasya yang masih baru masuk sekolah tidak dapat bertemu dengan teman-teman nya. Ia juga harus berusaha keras dalam  mengerjakan tugas dengan bantuan yang minim karena ia belum kenal dengan teman barunya. Pada suatu hari ia benar-benar merasa stress karena selalu di rumah, mengerjakan tugas, tanpa bersosialisasi dengan teman – teman sebayanya. Lalu ia pun menminta kakaknya untuk pergi makan ke mall

“Kak Karen kita ke mall yuk aku bener – bener lelah dengan tugas sekolah ini.” Ajak Fasya.

“Duh Fas kakak tidak punya uang untuk pergi kesana. Sisa”. Jawab Karen.

“Yah kak, tapi aku butuh hiburan nih, aku gabisa ketemu teman  – teman ku juga.” Jawab Fasya.

“ Iya kakak ngerti tapi kita juga harus makan dan bayar keperluan rumah fas.”.Jawab Karen.

“Tapi kak….” Balas Fasya

“Udah lagian ga baik lagi ada wabah seperti ini keluar rumah” Jawab Karen.

Fasya pun kembali ke kamar nya dan kembali belajar.

Lalu Anderson pulang dari tempat kerja nya. Hari ini adalah hari gajian Anderson di tempat kerja barunya. Ia pulang dengan wajah memelas mengingat gaji yang ia dapat sangat kecil tetapi kebutuhan hidup mereka banyak. Karen pun menghampiri nya dan mengajak nya untuk makan malam.

“Mas kamu kenapa kok muka nya cemberut ?” Tanya Karen.

“Ini dek, aku baru dapet gaji.”jawab Anderson.

“Loh senang dong harusnya.” Balas Karen.

“Tapi sangat kecil untuk hidup kita. Bayangkan saja, ini kurang dari setengah gaji ku di tempat yang lama” jawab Anderson.

“Ohh iya mas. Mas tenang saja dulu kita bisa menghemat kan?” Tanya Karen.

“Iya sih dek… “ Jawab Anderson.

Keesokan hari nya ketika Anderson bekerja tiba – tiba Karen menelpon Anderson dan menyuruhnya untuk cepat pulang karena ada sesuatau yang terjadi.

“Masss ini Karen.” Telpon Karen ke Anderson dengan panik.

“Iya dekk kamu kenapa panik??” Tanya Anderson yang  juga ikut panik.

“Ini mas anak kita terkena wabah virus!!” Jawab Karen dengan gemetar.

“Hahh kok bisa???” Tanya Anderson dengan panik.

“Aku juga tak tahu mas. Mas sebaik nya segera pulang dan periksa, takutnya mas juga terjangkit.” Balas Karen.

“Baik dek.” Jawab Anderson.

Anderson pun pulang dengan keadaan gelisah. Bukan hanya dirinya yang ia khawatirkan tetapi juga anak nya. Ia benar benar kepikiran dengan kondisi anak nya. Ia langsung bergegas menuju rumah nya. Sesampai nya dirumah ia langsung bertemu Karen dan menanyakan kondisi anak  nya.

“Anak kita dimana dek??” Tanya Anderson dengan panik.

“Dia lagi di kamar mas .” Jawab Karen.

“Kamu dan Fasya gimana ? positif ?” Tanya Anderson.

“Aku negatif mas tapi Fasya positif. Aku menyuruh Fasya untuk mengisolasikan diri bersama anak kita dan aku menyuruhnya untuk merawat anak kita nanti. Bagaimana dengan kamu mas? Kamu positif?” Tanya Karen

“Aku negatif juga dek.” Jawab Anderson.

“syukur kalau begitu.” Balas Karen.

Kesokan hari nya ketika Anderson ingin berada di tempat kerja ia dipanggil oleh bos nya untuk membicarakan sesuatu.

“Ada apa ya pak?” Tanya Anderson.

“Jadi gini mas. Saya ingin mencutikan mas Anderson dikarenakan berita yang sudah tersebar di kantor kalau anak mas terkena wabah virus yang sekarang lagi terkenal. Dan saya ingin bertanya apa benar hal itu mas?” Tanya Pak bos kepada Anderson .

“Iya Pak benar seperti itu.” Jawab Anderson.

“Kalau begitu saya mohon maaf saya harus mencutikan bapak demi keselamatan karyawan lain.” Balas Pak bos.

“Saya mohon Pak jangan cutikan saya, keluarga saya mau makan apa nanti.” Balas Anderson.

“Saya mohon maaf sekali lagi mas tapi saya tidak mau perusahaan ini menjadi omongan dan saya ingin mementingkan  keselamatan karyawan.” Balas pak bos.\

“Baik lah pak. Terimakasih ya pak.” Jawab Anderson

Anderson pun pulang ke rumah dengan muka dingin. Ia bingung bagaimana cara menceritakan nya kepada keluarga nya. Pada saat di rumah ia langsung mencari istrinya

“Loh mas kok sudah pulang?” Tanya Karen.

“mmm iya dek mas dikenakan cuti oleh bos di kantor.” Jawab Anderson dengan muka memelas.

“Loh kok bisa mas memang nya ada apa?” Tanya Karen.

“Ini karena anak kita yang terkena virus itu berita nya menyebar di kantor dek. Jadi mas diharuskan cuti sama bos”  Jawab Anderson.

“Lalu kita dapat uang dari mana mas selama kamu cuiti?” Tanya Karen.

“Seperti nya aku akan menjadi supir taksi online dek nanti.” Jawab Anderson.

Setelah saat itu Anderson mencari lowongan pekerjaan sebagai sopir tetapi sekarang yang menjadi masalah adalah diberlakukan nya program  pembatasan kegiatan yang sudah diberlakukan 1 bulan yang lalu yang hingga saat ini belum di hentikan karena korban virus yang melonjak. Anderson yang sedang mencari lowongan pekerjaan tidak kunjung mendapatkan nya hal itu disebabkan pemberlakuan program tersebut, perusahaan taksi online pun sangat dibatasi jarak mengemudi nya sehingga . Anderson pun tidak diterima di perusahaan mana pun . Itu juga karena banyak sopir yang menganggur sehingga perusahaan tersebut tidak menerima lowon. Ia pun pulang dengan muka yang kebingungan.

“Bagaimana ini Dek, mas sudah mencari pekerjaan tapi tak satu perusahaan pun yang menerima. Karena program pembatasan kegiatan yang tak ada hentinya diterapkan di kota kita, mana tabungan kita menipis, dan sepertinya hanya cukup untuk makan 1 minggu ini.” Bilang Anderson kepada Karen.

“Negara kita ini kenapa ya mas? Padahal kalo dilakukan seperti itu bukan warga mati karena virus malah mati karena kelaparan.” Balas Karen

“iya jadi bingung juga harus kerja apa.” Balas Anderson.

“Yaudah mas nanti aku akan berjualan makanan saja ke temen – temen ku.” Jawab Karen.

“Yaudah mas nanti bisa jaga parkiran di toko teman mas deh nanti mas minta perizinan nya.” Balas Anderson.”

Karen pun terpaksa bekerja dan Anderson pun terpaksa menjadi tukang parkir. Hal ini sangat memprihatinkan dan tidak seharus nya terjadi. Negara mereka  harus nya bisa memilih antara keselamatan masyarakat terancam karena virus atau karena tidak bisa makan.

Bagikan Artikel Ini