Author: Melina Handayani

Melestarikan Bahasa Jawa di Tempat Kerja

Perkenalkan nama Saya Melina Dwi Handayani, mahasiswi semester 2 Universitas Pamulang. Dengan adanya tulisan ini Saya bermaksud untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen Bahasa Indonesia yaitu Ibu Dewi Rani Gustiasari S.S, M.Hum Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama, dan juga letak geografis Indonesia berupa kepulauan membuat keberagaman antara kelompok masyarakat. Oleh karena itu, Saya akan membahas mengenai salah satu Bahasa Daerah yang ada di Indonesia yaitu Bahasa Jawa. Sebelum membahas topik yang akan Saya tulis pada kesempatan kali ini, bagaimana jika kita cari tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “Bahasa”? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Adapun pengertian Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Sementara itu, Bahasa Daerah atau bisa disebut juga dengan Bahasa Regional adalah bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas. Perusahaan di tempat Saya bekerja merupakan perusahaan asing yang mana terdapat orang asing dari luar Indonesia di dalamnya. Hal itu mengharuskan kami untuk bisa Berbahasa Inggris agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan lancar sehari-harinya, terutama ketika ada rapat dengan atasan. Akan tetapi, hal itu tidak lantas mengurangi rasa kecintaan kami sebagai orang Indonesia khususnya orang yang Bersuku Jawa dalam melestarikan bahasa daerahnya. Karena di tempat Saya bekerja masih ada beberapa orang yang menggunakan Bahasa Jawa sebagai Bahasa mereka sehari-hari untuk berkomunikasi. Walaupun memang sebagian orang yang masih berbicara menggunakan Bahasa Jawa bukan dari kalangan muda, tetapi secara langsung Saya dan kaum muda lainnya di tempat Saya bekerja, bisa ikut belajar dan berusaha mengerti apa yang dimaksudkan biasanya dengan cara menanyakan kata atau kalimat yang sekiranya masih asing bagi kami. Hal ini membuat Saya merasa nyaman meskipun saya sedang tidak berada di rumah ataupun di kampung halaman. Selain itu juga, Saya dapat merasa lebih dekat dengan mereka, meskipun kami berasal dari daerah Jawa yang berbeda. Dan juga, meskipun Saya tidak terlalu lancar dalam berbicara Bahasa Jawa, tetapi saya paham apa yang mereka katakan dan yang mereka maksud. Saya rasa hal ini merupakan suatu hal yang baik dan harus dipertahankan, karena dengan begitu secara sadar kami juga ikut berusaha melestarikan salah satu Bahasa Daerah di Indonesia. Sekian tulisan dari Saya, terima kasih banyak atas waktunya. Stay safe, ingat 3M yaaa, sehat selalu.

Bahasa Betawi Nyablak

Perkenalkan nama Saya Melina Dwi Handayani, mahasiswi semester 2 Universitas Pamulang. Dengan adanya tulisan ini Saya bermaksud untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen Bahasa Indonesia yaitu Ibu Dewi Rani Gustiasari S.S, M.Hum   Seperti yang kita ketahui, Indonesia dikenal dengan berbagai macam suku dan adat istiadatnya, dimana di setiap daerah memiliki bahasa daerahnya sendiri. Arti Bahasa (menurut Wikipedia) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan.   Seperti yang kita ketahui semakin berkembangnya zaman, bahasa-bahasa pun berubah juga bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya, supaya perubahan nantinya dapat terjadi.   Ibu kota Indonesia adalah DKI Jakarta, yang mana sukunya adalah Betawi. Suku Betawi sendiri dikenal dengan logatnya yang khas, pelafalannya diubah dari huruf ‘a’ menjadi ‘e’ misalnya : Apa = Ape, Ada = Ade, Saja = Saje, dan lainnya. Bahasa Betawi juga banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab, bahasa Cina, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda.   Selain itu juga, orang Betawi dikenal dengan suka banyak bicara dan blak-blakan atau terus terang, dan biasa berbicara dengan logat yang jenaka disertai suara yang keras (cempreng), hal ini biasa disebut dengan Nyablak. Dalam Kamus Dialek Jakarta kata “Nyablak” berasal dari kata “Cablak” yang artinya “besar mulutnya”.   Bahasa Betawi biasa digunakan sejak abad ke-10, mendapat pengaruh dari bahasa Portugis mulai abad ke-16. Pada awalnya Bahasa Melayu digunakan oleh orang-orang atau penduduk asli Jakarta dan menjadi dasar bahasa Indonesia. Pada zaman yang sudah modern seperti sekarang, bahasa Betawi semakin luas penyebarannya karena biasa dipakai oleh anak-anak muda baik di Jakarta maupun daerah disekitarnya, bahkan di luar pulau Jawa sekalipun.   Sekian dari Saya, mohon maaf jika ada kekurangan ataupun kesalahan. Terima kasih atas waktunya, salam.