Beranda Peristiwa Warga di Bantaran Sungai Cibanten Tolak Direlokasi ke Rusunawa Margaluyu Kota Serang

Warga di Bantaran Sungai Cibanten Tolak Direlokasi ke Rusunawa Margaluyu Kota Serang

Warga Lingkungan Sukadana 1, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang menolak direlokasi ke Rusunawa Margaluyu.

SERANG – Warga Lingkungan Sukadana 1, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang menolak direlokasi ke Rusunawa Margaluyu. Warga di bantaran Sungai Cibanten tersebut dinilai sebagai penyebab banjir sehingga harus berpindah ke Rusunawa.

Hasuri salah seorang warga mengaku pihaknya tidak terima keberadaan rumah warga Sukadana di bantaran kali Cibanten menjadi penyebab banjir. Kata dia, Lingkungan Sukadana pernah merasakan banjir dua kali, tahun 1970 dan tahun 2022.

“Setahu saya yang namanya Sukadana pernah terjadi banjir dua kali, tahun 1970 dan tahun 2022, itu dua kali setahu saya. Jadi bukan karena ada pemukiman, sebelum ada pemukiman juga sudah pernah banjir. Masyarakat di sini bermukim sudah lama bukan jadi akar permasalahan karena banjir di sana, bukan. Kami warga Sukadana sudah capek disalahin lagi disalahin lagi,” ujar Hasuri, saat rapat di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Rabu (16/5/2025).

Menurut dia, pemindahan warga Sukadana 1 ke Rusunawa Margaluyu bukan suatu solusi buat masyarakat Lingkungan Sukadana 1. “Menurut kami itu bukan solusi,” kata dia.

Jika Pemkot Serang tetap ngotot ingin merelokasi warga Lingkungan Sukadana 1, Hasuri mengusulkan kepada Pemkot Serang untuk membuatkan rumah untuk ratusan warga Lingkungan Sukadana 1.

“Setahu saya APBD Kota Serang Rp1,6 triliun, kenapa tidak dianggarkan untuk 1 KK (kepala keluarga) satu petak satu petak jangan dipaksakan kami disuruh pindah ke Rusunawa. Itu baru solusi yang jelas buat masyarakat,” ujarnya.

Ia mengakui warga Lingkungan Sukadana 1 tinggal di bantaran kali pembuang Cibanten lantaran tidak memiliki lahan untuk dibuat tempat tinggal alias rumah. Hasuri juga tidak merasa memiliki lahan di atas rumahnya tersebut, karena memang milik negara, namun pihaknya meminta jangan direlokasi secara paksa ke Rusunawa, karena itu bukan solusi yang tepat buat masyarakat Lingkungan Sukadana 1.

Baca Juga :  Ugal-ugalan, Bus Asli Prima Terperosok Saat Menyalip

“Memang mereka tidak mau tinggal di situ (bantaran) karena sangking tidak punyanya. Jangan dipaksakan disuruh pindahlah. Kalau tidak pindah secara hukum dibongkar. Itu bukan seorang kepala daerah kayak begitu,” terang Hasuri.

Hasuri pun mengaku pihaknya merasa tersinggung dengan rencana pembongkaran dan relokasi warga Lingkungan Sukadana 1. Ia pun lantas mengungkit-ungkit perihal kontribusi warga Lingkungan Sukadana 1 pada pemenangan Walikota dan Wakil Walikota Serang Budi-Agis pada saat Pilkada 2024 lalu.

“Ingat mereka itu sebetulnya mendulang suara di Lingkungan Sukadana harusnya keberpihakan kepada warga Sukadana jangan main gusur-gusur aja tersinggung pak. Dua periode jadi dewan. Satu kali jadi walikota pun di sini. Aturan memberikan solusinya. Intinya kami di sini warga masyarakat Sukadana 1 tidak mau dipindahkan di rusunawa. Kalau mau anggaran APBD 1,6 triliun kondisikan dari 224 KK belikan sepetak-sepetak tanah. Biar mereka membangun. Itu baru solusi,” tegasnya.

Diketahui sebelumnya Walikota Serang Budi Rustandi meninjau pemukiman yang tinggal di Bantaran Sungai Cibanten. Ia meminta agar masyarakat yang bermukim di pinggir kali Cibanten pindah ke lokasi Rusunawa.

“Ini tanah negara, mereka harus membongkar sendiri, lalu pindah ke tempat yang kita siapkan yaitu rumah susun. Yang kedua, kalau mereka tidak membongkar berarti sesuai dengan arahan, kementerian atau pusat bahwa ada proses hukum yang dilakukan. Jadi kita tahapannya adalah secara kemanusiaan dulu. Diajak obrol, disosialisasikan bahwa ini ada program pusat kolaborasi antara Provinsi Banten dan Kota Serang,” ujarnya.

Penulis : Ade Faturohman
Editor: Usman Temposo

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News