Beranda Kampus Untirta Apresiasi Pegiat Mangrove di Desa Lontar Banten

Untirta Apresiasi Pegiat Mangrove di Desa Lontar Banten

SERANG – Tim dosen Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten mengunjungi Jembatan Pelangi di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Mereka di antaranya Fahresa Nugraheni Supadminingsih, Adi Susanto, Muta Ali Khalifa, Erik Munandar, Hery Sutrawan Nurdin, Hendrawan Syafrie, Afifah Nurazizatu Hasanah, Bathara Ayi Meata, Ririn Irnawati, Ani Rahmawati, dan Achmad Noerkhaerin Putra.

Dalam kunjungan tersebut, para dosen Untirta mengapresiasi atas usaha keras warga setempat dalam merawat dan menanam pohon mangrove di Desa Lontar. Menurutnya, untuk mencapai hasil optimal, penanaman bakau memerlukan perencanaan, pemilihan jenis dan pengelolaan yang tepat. Kemudian kualitas air yang baik, suplai sedimen yang cukup, dan pemantauan maksimal merupakan faktor penting.

Selain itu, partisipasi masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan menjadi kunci keberhasilan upaya penanaman bakau. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui pelatihan, pendidikan.

Fahresa, koordinator tim Untirta menjelaskan di berbagai daerah, keberadaan hutan bakau terbukti efektif dalam memitigasi perubahan garis pantai di berbagai wilayah, termasuk di pesisir utara Banten.
Salah satu kisah sukses rehabilitasi pesisir melalui penanaman bakau dialami Ropin, seorang penggiat bakau yang tinggal di desa itu. Ia memprakarsai penanaman bakau sebagai upaya melindungi tambaknya dari erosi pantai di kawasan itu.

“Dulu, garis pantai kurang lebih 2 kilometer ke arah utara. Namun, seiring berjalannya waktu, erosi pantai menyebabkan garis pantai Lontar semakin terkikis dan surut ke daratan. Selain itu, angin laut yang kencang menambah tekanan ekstra pada tambak mereka,” ujarnya.

Ia menjelaskan karena prihatin dengan potensi kerugian dari erosi pantai di tambak mereka, Ropin dan keluarganya memutuskan untuk menanam 500 bibit bakau di area tambak mereka pada tahun 2013. Tujuan awalnya adalah untuk melindungi tambak mereka dari erosi pantai yang berkelanjutan.

“Awalnya, Ropin sempat khawatir karena bibit bakau tidak tumbuh dengan baik. Namun, harapannya kembali bangkit ketika bibit bakau mulai tumbuh daun baru, “ujarnya.

Ia menjelaskan tumbuhnya bakau yang ditanam menjadi motivasi tambahan bagi Ropin untuk terus menanam bakau. Hal ini juga mendorong masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam penanaman bakau. Sehingga terjadi perluasan hutan bakau. Alhasil, kisah sukses tersebut tersebar luas di masyarakat, yang berujung pada keterlibatan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah dan swasta.

“Dalam mendukung Ropin dengan menyediakan bibit bakau untuk ditanam di Desa Lontar. Menurut Ropin, ia dan masyarakat sekitar telah berhasil menanam mangrove di lahan seluas 20 hektare, dengan 0,5 hektare lahan milik sendiri,” ujarnya.

Kemudian, hasil dari upaya penanaman Ropin dan masyarakat Desa Lontar sangat menggembirakan. Berdasarkan pengamatan menggunakan Google Earth, terlihat bahwa garis pantai di lokasi pelimpahan bakau pada tahun 2023 telah maju kurang lebih 65 meter dari kondisi sebelumnya pada 2012 sebelum adanya bakau.

“Inisiatif Ropin dalam menanam bakau juga telah memberikan dampak positif yang lebih luas. Lokasi penanaman bakau berubah jadi sebuah kawasan wisata yang diberi nama Jembatan Pelangi,” ucapnya.

Kini, wisatawan dapat menikmati keindahan bakau, menjelajahi ekosistem pesisir, serta belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan melalui sekolah alam yang diinisiasi oleh Ropin bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten.

Ia berharap kisah sukses Ropin menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk melakukan upaya serupa. Pengalaman Ropin dan komunitasnya menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, melatih bakau dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengurangi abrasi pantai dan menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir.

“Dengan adanya upaya rehabilitasi pantai melalui penampungan bakau, diharapkan wilayah pesisir utara Banten dan daerah-daerah lain di Indonesia dapat menjaga keberlangsungan garis pantai, melindungi ekosistem pesisir,” ujarnya. (Adv)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini