Beranda Komunitas Tradisi Gotong Petekong di Kota Serang

Tradisi Gotong Petekong di Kota Serang

Vihara Avalokitesvara.

Masyarakat Banten, khususnya etnis Tionghoa di Kota Serang memiliki tradisi Gotong Petekong atau Festival Tepekong. Tradisi ini merupakan bagian penting dalam rangkaian Festival China di Kota Serang yang kini sudah tidak lagi ditemui.

Dalam Bataviaasch Nieusblad 10 Agustus 1931 silam menyampaikan laporan, “Penduduk Tionghoa kini sibuk merayakan festival, yang disebut Festival Tepèkong, yang berlangsung beberapa hari. Di awal festival ini, sebuah patung besar (Tepekong/Patung Dewi Kwan Im) diambil dari vihara di Banten dan dibawa dengan upacara ke vihara di Serang. Selama acara berlangsung letusan kembang api seperti tanpa henti, tapi sayang sekali sekarang banyak sekali pasar dadu (koprok?). Tampaknya ini adalah adat, dan di Hindia, adat hanyalah kata yang harus dipatuhi segala sesuatu dan yang secara terbuka memberikan kesempatan kepada kaum minoritas,” melaporkan dalam salah satu beritanya Bataviaasch Nieusblad.

Humas Vihara Avalokitesvara Asaji Manggalaputra menyebutkan riwayat tradisi Gotong Petekong di Banten. Salah satu versi muasal tradisi ini pada Abad ke-18. Saat itu Banten terserang wabah penyakit yang meraja lela.

Untuk mengusir wabah, masyarakat Tionghoa turut melakukan ritual Gotong Petekong. Setelah wabah hilang, Sultan Abul Mafakir Muhammad Aliudin (1773-1799) menghadiahkan sebidang tanah untuk masyarakat Tionghoa yang turut menggelar ritual mengusir wabah. Tanah tersebut kini digunakan untuk Vihara Avalokitesvara.

Dalam ritual tersebut patung Dewi Kwan Im digotong sambil diarak. Berjalannya waktu, tradisi tersebut kemudian dikenal masyarakat Serang sebagai Gotong Tepekong/Petekong.
(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini