Beranda Uncategorized Tim Prabowo Tepis Tuduhan Gunakan Politik Propaganda ala Rusia

Tim Prabowo Tepis Tuduhan Gunakan Politik Propaganda ala Rusia

Prabowo-Sandiaga Uno - foto istimewa kumparan.com

SERANG – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Arsul Sani, menilai hoaks yang diungkapkan Ratna Sarumpaet terkait kabar penganiayaan di Bandung sebagai bagian dari strategi politik propaganda yang disebut Firehose of the Falsehood.

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjutak, menepis anggapan tersebut. Bahkan, Dahnil menganggap pernyataan itu sebagai fitnah dan menyebut sebagai hoaks yang sesungguhnya.

“Itu fitnah, itu fitnah. Itu justru yang hoaks. Jadi saya selalu menyampaikan, stoplah politik-politik yang kemudian menuduh orang lain menebar hoaks, tapi sejatinya sedang juga menebar hoaks ke mana-mana. Termasuk tadi, seolah kami melakukan strategi Firehose,” ujar Dahnil di Hotel Santika, Kota Depok, Jumat (5/10/2018) dilansir kumparan.com.

Strategi Firehose of the Falsehood sendiri dikenal sebagai strategi yang menyebarkan kebohongan kepada publik sebagai salah satu alat politik. Propaganda ini digunakan di berbagai negara, termasuk Rusia dan Amerika Serikat. Strategi ini juga dianggap berhasil memenangkan Trump di Pemilu AS 2016 lalu.

Namun, Dahnil membantah Prabowo mengadopsi strategi tersebut. Termasuk juga Prabowo tidak menggunakan konsultan politik, apalagi konsultan dari luar negeri.

“Karena Pak Prabowo itu sama sekali tak punya konsultan politik. Apalagi dari luar negeri, tidak ada. Pak Prabowo itu tidak mungkin menggunakan konsultan politik dari luar negeri,” tutup Dahnil.

Arsul Sani sebelumnya mengatakan, berita hoaks yang diungkapkan Ratna ke publik terindikasi bagian dari strategi politik propaganda yang disebut firehose of the falsehood.

“Teknik propaganda ini berciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata (obvious lies) guna membangun ketakutan publik dengan tujuan mendapatkan keuntungan posisi politik sekaligus menjatuhkan posisi politik lawannya yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus-menerus (repetitive action),” kata Arsul melalui pesan singkat, Jumat (5/10).

Menurut Arsul, indikasi penerapan strategi politik propaganda ala Rusia ini sudah terlihat. Dia mengatakan, sebelumnya dikembangkan berita bahwa mobil pribadi Neno Warisman dibakar oleh seseorang, namun setelah diselidiki nyatanya karena korsleting listrik. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini