CILEGON – Memulai belajar melantunkan ayat Alquran sejak kelas 2 Madrasah Tsanawiyah, Abu Soleh kini menjadikan qori sebagai profesi.
“Belajar ngori mulai dari kelas 2 tsanawiyah untuk acara dardiran tahun 2008, ternyata nggak bisa-bisa. Akhirnya nggak jadi nampil,” kenang Abu, Minggu (29/11/2020).
Namun, karena kegigihan dan kecintaannya di dunia qori ini, ia akhirnya berhasil dan boleh dibilang mampu menjadi qori profesional. Beberapa perlombaan qori pun berhasil ia menangkan.
“Mulai manggung dan dapat undangan sih tahun 2011, alhamdulillah sampai sekarang. Profesional atau ngga nyatanya saya masih terus belajar, kok,” ucapnya rendah hati.
Abu mengatakan ia sejak kecil memang sudah sering melihat paman dan saudaranya belajar qori. Karenanya ia sudah ada dasar ilmunya, sehingga ketika remaja tinggal mengembangkan kemampuannya saja.
Abu yang kini menjabat sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Cibeber ini berkisah mengenai dampak pandemi yang dialaminya.
Menurut pengakuannya, saat Maret-April lalu beberapa undangan terpaksa dibatalkan. “Bulan Rajab kemaren, 10 undangan ngori di-cancel karena diberlakukan PSBB,” terangnya.
Meski begitu Abu tetap mensyukuri rezeki yang ada saat ini. Ia tidak ingin mengeluhkannya apa pun kondisi sekarang. Ketika ditanya mengenai penerapan 3M, Abu menyampaikan bahwa penerapan 3M dilaksanakan cukup baik di lingkungannya dan di beberapa tempat acara yang mengundangnya.
“Alhamdulillah, setiap saya datang ke undangan, panitia acara pasti sudah menyiapkan tempat cuci tangan dan tempat duduk pun diberi jarak sesuai aturan protokol kesehatan,” jelas pria 28 tahun itu.
Abu berharap semoga pandemi segera berakhir di akhir tahun ini. “Semoga (pandemi/red) lekas pergi, dan diganti jodoh saya yang datang. Semoga secepatnya menikah tahun depan, mohon doanya,” katanya penuh harap.
(AU/Red/SG)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
