Beranda Peristiwa Terus Meningkat, Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Tangsel Ibarat Gunung...

Terus Meningkat, Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Tangsel Ibarat Gunung Es

Ilustrasi - foto istimewa google.com

TANGSEL – Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami kenaikan 40 persen per semester 1 tahun 2022.

Hal itu berdasarkan data dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangsel.

Data tersebut menyebutkan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Tangsel pada Januari hingga Juni 2022 sebanyak 129 kasus.

“Memang mengalami kenaikan ya sekitar 40 persen. Kalau tahun lalu 2021 itu ada sebanyak 78 kasus. Dibanding tahun lalu dengan periode yang sama memang ada kenaikan,” kata Kepala UPTD P2TP2A Kota Tangsel Tri Purwanto, Senin (25/7/2022).

Tri menjelaskan, dari 129 kasus yang ada pada semester 1/2022, ada 14 kasus dialami anak laki-laki, 46 kasus pada anak perempuan, dan 69 kasus pada perempuan dewasa.

Menanggapi fenomena tersebut, Kapala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel Khairati mengatakan, kasus kekerasan perempuan dan anak ibarat gunung es.

“Jadi yang kelihatan hanya bagian atasnya saja padahal masih banyak kasus yang terjadi di bawahnya tapi tidak diketahui karena tidak dilaporkan, dengan berbagai sebab diantaranya merasa malu karena dianggap aib, tidak tahu harus kemana melapor, takut akan keluar banyak biaya, dan lain-lain,” terang Khairati saat dikonfirmasi, Senin (25/7/2022).

Khairati menjelaskan, peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan per tahun 2022 sesungguhnya adalah sebuah keberhasilan.

“Ya, keberhasilan dari sebuah sosialisasi yang dilakukan karena msyarakat menjadi semakin sadar bahwa kekerasan perempuan dan anak bukan aib tapi harus dilaporkan sehingga banyak msyarakat yang berani untuk melapor,” papar Khairati.

Dilanjutkannya, upaya pencegahan yang dilakukannya adalah tidak pernah berhenti utk melakukan sosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan sasaran peserta adalah anak-anak usia paud, SMA, mahasiswa, orang tua, tenaga pendidik dan aktivis pemerhati perempuan dan anak.

Baca Juga :  Pecah Ban, Avanza Hantam Tiang Telkom di Pandeglang

“Sosialisasi kami laksanakan secara offline maupun online, ke sekolah dan madrasah, majelis taklim, perkantoran, dan lembaga masyarakat. Dari data sosialisasi tahun 2021 tercatat 11.066 orang. Tahun 2022 sampai bulan juli ini sudah 3.169 orang yang tersosialisasi,” ungkapnya. (Ihy/Red)