Beranda Opini Surat Terbuka untuk Gubernur Banten

Surat Terbuka untuk Gubernur Banten

Rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi corona virus (covid-19) di aula Dinas Kesehatan Provinsi Banten, KP3B, Selasa (3/3/2020) - Foto istimewa

Terima kasih Pak Gubernur sudah sigap dan langsung mendatangi Bu Yuyun, memberikan kebutuhan pangan untuk keluarga mereka. Apa yang Anda lakukan tetap kami hormati dan apresiasi kendati mirip pemadam kebakaran. Ada api baru dipadamkan. Padahal yang dibutuhkan hari ini adalah mengurangi kemungkinan api menyebar karena dengan kondisi yang extraordinary seperti saat ini, titik api bisa terpantik di mana saja.

Kami mohon maaf jika menyinggung Anda dengan kritik kami yang tajam dan mengekspose Bu Yuyun atas persoalan yang membelitnya karena virus corona ini. Semata-mata ini menjadi alarm untuk kita semua bahwa bagi masyarakat kelas bawah, persoalan ini menjadi nyawa taruhannya.

Kami masih belum melihat fakta riil di lapangan terkait dengan kebijakan melawan penyebaran virus corona ini di Banten. Apa yang dilakukan masih parsial dan tidak nampak ke permukaan. Masyarakat bingung. Di satu sisi, setiap orang harus berada di rumah, tapi kondisi mereka memaksa untuk tetap di luar rumah karena harus berjibaku melawan rasa lapar dan dahaga. Saran kami, koordinasikan walikota dan bupati di provinsi Banten dan instruksikan untuk mengeluarkan dana pendampingan bagi masyarakat miskin. 500 ribu/ keluarga selama 3-4 bulan akan sangat membantu mereka.

Alih-alih kami hendak menikmati berita perihal penanganan masyarakat yang terkena virus corona di RSUD Banten, yang diributkan malah dokter dan paramedis yang diusir dari kosan dan Pemda Banten menyiapkan Rumah Dinas yang konon selevel bintang lima tetapi hanya beralas kasur dan berjejer seperti ikan pindang. Bagaimana mungkin kita bisa menghormati para pejuang garda depan itu jika perlakukannya tidak manusiawi?

Apa salahnya, dengan otoritas yang Anda miliki, sewa saja Hotel Mahadria, Hotel Ratu atau Ledian. Tidak akan menghabiskan APBD Pak. Justru dengan perlakuan seperti itu mereka merasa dihargai. Pada momen semacam ini, penghargaan itu bukan dilakukan dengan secarik kertas ucapan terima kasih yang Anda unggah di Ig sementara realitas yang terjadi tidak seindah yang dibayangkan.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, memang tak patut untuk saling menyalahkan. Kami dari masyarakat sipil berusaha semampu kami untuk ikut terlibat dengan menggalang dana, membuat disinfektan dan penyemprotan ke ruang-ruang publik sambil mengedukasi ke masyarakat dan membacakan imbauan sesuai denga Pedoman Gugus Tugas Covid 19 di speaker-speaker mesjid, handsanitizer, wastafel portabel, memberi sembako untuk masyarakat, dan seterusnya selama 2 minggu terakhir ini.

Kendati demikian, kami punya keterbatasan. Kami rindu dengan pemimpin yang tegas dan mau turun ke lapangan. Memastikan dan menjamin warganya selamat atas musibah ini. Memberikan rasa tentram. Kejadian ini harus dianggap sebagai ujian bagi para pemimpin di negeri ini. Mohon maaf jika akhirnya kami membandingkan dengan pemimpin di provinsi lainnya.

Sekali lagi, kritik dalam tulisan ini tidak bermaksud untuk menghina, mencaci dan menyudutkan siapapun. Atas ketidaktahuan kami, kami yakin sudah ada konsep yang sedang diejawantahkan oleh Pemda Banten. Kami menanti realisasinya.

Semoga Allah meridhoi segala tindakan dan semoga wabah ini segera berlalu. Amin.

Warga Banten,

Firman Venayaksa.

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ