Beranda Komunitas Sungai Cibanten Diduga Kuat Jadi Jalur Masuk Cornelis de Houtman di Banten

Sungai Cibanten Diduga Kuat Jadi Jalur Masuk Cornelis de Houtman di Banten

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII melakukan peninjauan dan ekskavasi di sebuah lokasi yang diduga sebagai jalur masuk Cornelis de Houtman ke Banten pada tahun 1596 - Foto istimewa
SERANG — Empat abad lebih telah berlalu sejak kapal-kapal Cornelis de Houtman pertama kali berlabuh di pesisir Barat Pulau Jawa. Namun, jejak perjalanan sang pelaut Belanda itu masih menyisakan tanda tanya: di mana tepatnya ia datang untuk pertama kalinya di Banten?
Pertanyaan inilah yang mendorong Tim yang terdiri dari Prof R. Cecep Eka Permana dan Dr. Ali Fadhilah melakukan kegiatan survei dan ekskavasi arkeologis di kawasan Pabean, Banten Lama.
Survei penelusuran jalur kedatangan Cornelis de Houtman dilakukan di muara Sungai Cibanten, wilayah yang pada masa lalu dikenal sebagai pusat aktivitas kepabeanan Kesultanan Banten. Dalam sumber-sumber Belanda abad ke-16, kawasan ini disebut het Douanehuisje van den Soeltan — rumah pabean sang sultan.
Tim arkeologi menapaki jalur di sisi barat Sungai Cibanten, dari Vihara Avalokitesvara hingga ke area Pasar Pecinan (De Chinesche Merckt). Temuan-temuan awal memperlihatkan adanya jejak kehidupan pelabuhan internasional masa lalu.
Di antara tanah dan bata yang digali, muncul struktur susunan bata hingga fragmen keramik dari Tiongkok dan Thailand abad ke-16–17. Selain itu, ditemukan struktur gerbang Lawang Saketeng, susunan bata vertikal yang diduga merupakan jalan, dan makam bangsa asing. Temuan tersebut menguatkan dugaan bahwa kawasan ini dahulu merupakan permukiman pedagang Asia Timur yang hidup berdampingan dengan masyarakat Banten.
Penelusuran jalur kedatangan Cornelis de Houtman diperkuat dengan dilakukannya ekskavasi di tepi timur Sungai Cibanten, sekitar dua ratus meter dari Benteng Speelwijk, dan tidak jauh dari Teluk Banten.
Di lokasi tersebut, tim menemukan struktur fondasi bata berbentuk bujur sangkar berukuran 3,6 x 3,6 meter dengan dinding setebal hampir setengah meter.
Di dalamnya ditemukan artefak tembikar, porselen biru putih, fragmen kaca botol Eropa, plat besi, bata, dan genteng — bukti adanya interaksi lintas budaya dan aktivitas maritim yang padat di masa lampau.
Ditinjau dari bentuk dan posisinya, struktur ini kemungkinan besar merupakan fondasi bangunan kayu yang menghadap ke sungai, diduga merupakan bagian dari fasilitas Pabean lama Kesultanan Banten. Rekonstruksi berdasarkan sketsa Lodewijcksz (1598), Johannes Vingboons (1624), dan peta Serruier (1900) menunjukkan bahwa Cornelis de Houtman dan armadanya kemungkinan besar memasuki Banten melalui aliran Sungai Cibanten, melewati Pabean menuju kawasan Pecinan di sisi barat tembok kota.
“Jalur itu kini diyakini berada di antara Pabean dan Benteng Barat Laut kota — wilayah yang kini dikenal sebagai Vihara Avalokitesvara dan Kampung Pamarican,” keterangan tertulis yang diterima Bantennews.co.id.