Beranda Peristiwa Sulitnya Api Dipadamkan, Pimpinan DPRD Datangi TPSA Bagendung

Sulitnya Api Dipadamkan, Pimpinan DPRD Datangi TPSA Bagendung

Unsur Pimpinan DPRD Cilegon saat meninjau TPSA Bagendung. (Foto : Gilang)

CILEGON – Kabar terbakarnya lagi gunungan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Kota Cilegon mendorong pimpinan DPRD Cilegon mendatangi dan terjun langsung ke lokasi, Senin (19/8/2019) siang.

Sejumlah informasi dikumpulkan untuk mengetahui sulitnya petugas dan pemerintah kota menjinakkan api yang terus menjalar. Terlebih insiden serupa yang sempat terjadi pada dua pekan silam itu sempat memaksa warga di sekitar lokasi mengungsi dan bahkan mengganggu kesehatan masyarakat akibat kepulan asap yang ditimbulkan.

“Tadi dikatakan petugas, kesulitannya (memadamkan api) itu karena air. Nah tadi saya sudah telepon Pak Vidi, Direktur PT KTI (Krakatau Tirta Industri) katanya beliau siap membantu suplai air. Jadi semua juga harus dilibatkanlah, jangan justru malah masyarakat yang dirugikan,” ungkap Ketua DPRD Cilegon Fakih Usman Umar ditemui di lokasi.

Persoalan sulitnya menanggulangi kebakaran tersebut juga ditemukan oleh Wakil Ketua DPRD Cilegon, Syihabudin Sibli yang turut serta ke lokasi. Menurutnya, pola pemadaman api tidak dilakukan secara efektif sehingga mengakibatkan api terus menjalar.

“Jadi memadamkan ini tidak harus bergantian, satu unit mobil tangki datang, pergi, lalu datang satu unit lagi berikutnya, ya tidak demikian. Ya waktu ditinggalkan, api yang mulai padam itu kan nyala lagi. Seharusnya standby-kan semua kita punya mobil pemadam kebakaran. Keluarkan air di waktu yang bersamaan, sehingga kan suplai air itu cukup efektif,” ujarnya.

Baca : Sampah TPSA Bagendung Terbakar Lagi, Damkar Singgung Sterilisasi Pemulung Oleh DLH

Dikatakannya, kurang adanya strategi yang baik di lapangan dalam memadamkan api tersebut tak menutup kemungkinan akan kembali berdampak bagi masyarakat sekitar TPSA.

“Secara teknis saya tidak paham ya, tapi saya berpikir secara logika saja. Seharusnya kan ada manajemen lapangannya bagaimana memadamkan api itu. Kalau seluruh mobil pemadam itu dikerahkan serentak, memadamkan bersama-sama, tentu debit airnya juga kan lebih besar untuk memadamkan api itu. Ini mah berhari-hari, rolling bergantian, ya ngga ketemu-ketemu,” tandasnya.

Pantauan BantenNews.co.id di lokasi, hanya terdapat dua unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cilegon saat itu. Dimana, hanya salah satunya saja yang bekerja dan turut dibantu suplai air dari truk tangki milik Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Cilegon.

“Ini mobil (berkapasitas) 5.000 liter, itu tiga menit juga bisa dihabisin. Yang jadi masalah itu, suplai air. Pompa kita bagus, tapi mobil tangkinya mana. Pinginnya saya, siapin 10 mobil tangki, tapi kerja seharian, jangan bantuan (mobil tangki air) sekali datang doang, selesai,” ujar salah seorang petugas pemadam yang belakangan menolak menyebutkan identitasnya. (dev/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini