Beranda Peristiwa Sopir Ambulans Relawan FBN Dicaci Maki Saat Menjemput Pasien

Sopir Ambulans Relawan FBN Dicaci Maki Saat Menjemput Pasien

Ambulans Febuk Banten News. (Ist)

SERANG – Relawan Fesbuk Banten News (FBN) terlibat cekcok dengan seorang pegemudi yang belum diketahui identitasnya. Dugaan sementara, sopir yang naik pitam itu tak terima disalip ambulans yang bergegas menjemput pasien DBD.

Menurut Koordinatir Relawan FBN Lulu Jamaludin, peristiwa bermula saat Romi yang akan menjemput pasien DBD bernama bernama Haznu Yudiansyah, Jumat (29/3/2024) sore.  Ambulans menuju rumah pasien di kawasan Cimuncang, Kota Serang.

Kondisi lalu lintas di Jalan Mayor Syafei, tak jauh dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Serang saat itu padat. Untuk mengurai kemacetan, Romi menyalakan lampu dan sirine ambulans agar cepat sampai tujuan untuk mengevakuasi pasien ke RSUD Provinsi Banten.

“Kami sering mengantar atau menjemput pasien terhalang pengendara. Cuma kali ini, ambulans kami dipukul dan nyaris menyerang sopir. Padahal kami akan menjemput pasien untuk dibawa ke rumah sakit,” kata Lulu, Sabtu (30/2024).

Merasa tak terima, karena mendapati ambulans kosong, salah seorang sopir naik pitam turun dari mobil dan memukul ambulans. Selain itu, si sopir meminta sopir ambulans mematikan sirine dan memakinya. “Ya memang kondisi ambulans kosong karena kami sedang menuju lokasi pasien DBD,” kata Lulu.

Sebagai relawan, Lulu sangat menyayangkan tindakan represif terhadap relawan tersebut. Ia menilai kesadaran kedaruratan dan skala prioritas berkendara di kalangan warga sangat perlu ditingkatkan. “Melayani ambulans gratis untuk warga memang tak selamanya berbuah manis,” kata Lulu sambil tersenyum pahit.

Mengenai ambulans kosong ini sendiri terjadi polemik di masyarakat. Beberapa pengamat masalah transportasi dan hukum menyebutkan pada saat membawa orang sakit atau kritis maka ambulans wajib menyalakan isyarat lampu warna merah dan membunyikan sirene.

“Apabila kendaraan ambulans kosong sebaiknya tidak menyalakan isyarat lampu dan sirene dan tidak perlu minta prioritas. Apabila ingin menjeput pasien sebaiknya minta pengawalan dari petugas kepolisian untuk membuka jalan dan kelancaran selama di jalan,” ujar mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Budiyanto.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu justru membolehkan menyalakan sirine meski belum ada pasien. Syaratnya menuju ke lokasi pasien.

“Di sini itu ternyata kadang jadi masalah, dia (ambulans) kosong padahal dia menuju tempat. Tujuh kelompok prioritas itu pertama pada pemadam kebarakan, kedua ialah ambulans yang sedang melakukan evakuasi, baik yang berangkat menuju dan membawa korban,” katanya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini