CILEGON – Gelaran Pesantren Expo 2025 di Alun-alun Kota Cilegon menuai sorotan tajam dari sejumlah organisasi mahasiswa Islam. Mereka menilai, acara yang digelar untuk menyambut Hari Santri Nasional itu dipenuhi berbagai masalah.
Pembukaan kegiatan tersebut tampak sepi, karena Walikota Cilegon tidak hadir. Selain itu, beberapa tenda di lokasi roboh dan miring akibat pemasangan yang kurang kokoh.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Cilegon, Tb Rizki Andika, menyesalkan kondisi tersebut.
Ia membandingkan acara itu dengan konser atau karnaval yang sebelumnya digelar di Kota Cilegon. Rizki juga mempertanyakan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dalam mendukung Pesantren Expo 2025.
“Tentu ini sangat disayangkan. Pemerintah seharusnya memberikan dukungan penuh karena kegiatan ini bersifat positif,” tegas Rizki saat menghubungi BantenNews.co.id melalui telepon, Selasa (21/10/2025).
Rizki menilai, Pemkot Cilegon kurang memperhatikan kegiatan yang menjadi kebanggaan para santri dan pondok pesantren di daerahnya.
“Harusnya pemerintah lebih maksimal karena Cilegon juga dikenal sebagai Kota Santri selain Kota Industri,” ujarnya.
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Cilegon, Nadiya Apriliya, juga mengkritik kurangnya dukungan Pemkot terhadap pesantren di tengah maraknya isu seputar dunia pesantren.
“Pemerintah harus lebih peduli dengan keberadaan santri dan pesantren, jangan hanya fokus ke instansi luar. Acara ini sepi mungkin karena kurang sosialisasi dan persiapan, sampai-sampai tenda roboh. Kalau alasannya efisiensi, kenapa dulu saat defisit bisa tetap mengadakan karnaval besar?” ujarnya.
Nadiya berharap Pemkot Cilegon lebih aktif mendorong kegiatan yang melibatkan santri dan pondok pesantren, sama seperti dukungan mereka terhadap acara lain yang mendapat fasilitas memadai.
“Teman-teman pesantren mungkin tidak punya akses ke swasta atau industri. Pemerintah harus membantu mereka juga. Katanya Cilegon kota religius dan islami,” tutup Nadiya.
Sebagai informasi, Pesantren Expo 2025 menampilkan Festival Hadroh dan pameran yang diikuti 29 pondok pesantren, jumlahnya menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 35 pesantren.
Penulis : Maulana
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd
