
TAHUN ajaran baru selalu menjadi momen penting bagi anak-anak usia sekolah. Suasana kelas yang baru, teman-teman yang mungkin berbeda, hingga guru dan sistem pembelajaran yang berubah, semuanya menjadi bagian dari tantangan yang harus dihadapi. Tapi bukan hanya anak-anak yang perlu bersiap—orangtua pun memegang peran krusial dalam menyambut masa transisi ini.
Persiapan orangtua bukan sekadar membeli perlengkapan sekolah, melainkan juga menciptakan suasana batin dan kebiasaan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Lantas, apa saja yang perlu dilakukan orangtua dalam menghadapi tahun ajaran baru?
Hal pertama yang patut diperhatikan adalah kesiapan emosional anak. Orangtua perlu mulai mengajak anak berbicara tentang sekolah sejak jauh hari, terutama bagi mereka yang naik jenjang seperti dari TK ke SD, atau SD ke SMP. Cerita-cerita ringan tentang pengalaman menyenangkan di sekolah dapat membangun antusiasme dan mengurangi kecemasan. Dukungan verbal dan empati dari orangtua sangat dibutuhkan untuk membuat anak merasa tenang dan percaya diri.
Kedua, rutinitas tidur dan aktivitas harian perlahan perlu disesuaikan kembali. Liburan panjang sering kali membuat jam tidur dan bangun menjadi tidak teratur. Untuk menghindari anak merasa lelah dan malas di hari pertama sekolah, orangtua sebaiknya mulai mengatur ulang pola tidur anak setidaknya satu minggu sebelum masuk sekolah. Sarapan sehat dan waktu belajar pun perlu dikembalikan ke jalurnya.
Persiapan fisik juga tak kalah penting. Perlengkapan sekolah seperti seragam, tas, sepatu, buku, dan alat tulis harus disiapkan bersama-sama dengan anak. Libatkan mereka dalam memilih atau menata perlengkapan agar timbul rasa memiliki dan semangat baru. Selain itu, pastikan kondisi kesehatan anak dalam keadaan prima dengan menjaga pola makan dan mungkin melakukan pemeriksaan kesehatan ringan sebelum kembali ke sekolah.
Orangtua juga perlu berkoordinasi dengan sekolah. Membaca kalender akademik, memahami aturan dan kurikulum baru, serta membangun komunikasi dengan wali kelas dapat membantu proses adaptasi berjalan lebih lancar. Terlibat dalam grup orangtua, mengikuti pertemuan awal tahun, dan memahami prosedur belajar-mengajar akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang lingkungan tempat anak belajar.
Dan yang paling penting: orangtua harus menjadi teladan dan penyemangat. Anak-anak sangat sensitif terhadap ekspresi dan sikap orangtua. Jika orangtua menunjukkan semangat, antusiasme, dan optimisme dalam menyambut tahun ajaran baru, maka hal tersebut akan tertular pada anak.
Menyambut ajaran baru bukan hanya soal berapa banyak buku yang dibeli atau berapa harga seragam yang dipakai, tapi bagaimana rumah menjadi tempat yang mendukung semangat belajar dan tumbuh bersama. Dengan perhatian, komunikasi, dan cinta, orangtua bisa menjadikan tahun ajaran baru sebagai momentum penting dalam perjalanan pendidikan anak.
Tim.Redaksi