Beranda Uncategorized RDI dan JSI Beda Hasil Survei untuk Pilkada Kabupaten Serang

RDI dan JSI Beda Hasil Survei untuk Pilkada Kabupaten Serang

Peneliti JSI, Fajar S Tamin memberikan keterangan kepada wartawan, Minggu (23/2/2020).

SERANG – Lembaga survei Rilis Data Indonesia (RDI) mengunggulkan Bakal Calon Bupati Serang, Eki Baihaki pada Pilkada Kabupaten Serang. Hal tersebut berbeda dengan hasil Jaringan Survei Indonesia (JSI).

Data hasil survei RDI dinilai JSI aneh pada beberapa bagian mulai dari sajian data popularitas hingga elektabilitas para bakal calon yang disurvei.

“Dugaan saya hasil survei ini direkayasa, dan rekayasa yang dilakukan tidak hati-hati. Sangat diragukan validitasnya,” kata peneliti JSI, Fajar S Tamin kepada wartawan, Minggu (23/2/2020).

Hasil Survei JS

Sejumlah analisa diungkapkan Fajar, Yakin kontradiksi tingkat keterkenalan (popularitas) dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) para bakal calon yang disurvei. Dalam survei RDI, tingkat popularitas Eki Baihaki mencapai 34,4 persen dan Ratu Tatu Chasanah 21,4 persen. Namun saat simulasi dua nama eletabilitas Eki mencapai 52,4 persen.

Kemudian elektabilitas Ratu Tatu sebesar 38 persen yang melebihi angka popularitas. “Elektabilitas melebihi popularitas, sangat tidak mungkin. Ibaratnya, ada orang yang belum kenal dan tidak mengenal calon, tapi memilih calon tersebut. Belum pernah lembaga survei kredibel yang merilis data seperti ini,” tandasnya.

Analisa lainnya, pada survei tertutup elektabilitas Eki sebesar 30,8 persen, dan survei terbuka elektabiltas Eki sebesar 35,8 persen.

“Elektabilitas calon pada survei terbuka biasanya lebih rendah dari survei tertutup. Sebab, pada survei terbuka, tidak disebutkan nama seluruh calon, masyarakat diminta menyebutkan sendiri. Ini terbalik, survei terbuka lebih besar dari survei tertutup, dan tidak pernah ada lembaga survei menyajikan data seperti ini,” tegasnya.

Apalagi jika dibandingkan antara popularitas dengan hasil survei terbuka.

“Pada popularitas atau yang kenal dan tahu nama Eki ini mencapai 34,4 persen. Tapi yang memilih pada survei terbuka mencapai 35,8 persen. Jadi ada pemilih yang disurvei, dia tidak kenal dan tidak tahu nama Eki, tapi menyebutkan nama Eki Baihaki, itu sangat aneh,” tandasnya.

Kemudian, kata Fajar, seyogyanya ketika banyak nama dikerucutkan, maka elektabilitas calon akan naik. Pada survei terbuka dengan dengan 14 nama calon, elektabilitas Eki mencapai 30,8 persen. Namun pada simulasi 8 nama, elektabilitas Eki turun menjadi 29,2 persen.

“Ini aneh, ketika dikerucutkan, angka elektabilitas Eki malah turun. Harusnya ketika ada nama yang ilang, elektabilitas Eki harusnyanya naik,” ujarnya.

Menurutnya, lembaga survei yang kredibel akan mudah dilakukan tracking atau pencarian di internet. Kemudian memiliki hasil survei yang bisa dipertanggungjawabkan tingkat keilmiahannya.

“Mungkin ini lembaga survei yang baru, dan data-datanya sangat aneh,” ujarnya.

(You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini