Beranda Sosial Potret Rumah Tak Layak Huni di Kota Serang

Potret Rumah Tak Layak Huni di Kota Serang

Kondisi salah satu rumah tak layak huni di Kota Serang. (Ade/bantennews)

SERANG – Kota Serang merupakan Ibukota Provinsi Banten. Namun di wilayah ini masih cukup banyak tempat tinggal warganya yang masuk kategori rumah tidak layak huni (rutilahu).

Sebagai gambaran saja di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka, Kota Serang ada puluhan rutilahu. Salah satunya rumah pasangan Pardi (60) dan Sani (50) warga Kemanggisan, RT 07, RW 02, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka yang sudah lama tidak pernah direhab karena keterbatasan biaya. Keluarga yang hidup bersama empat anaknya tinggal di rutilahu dan tak sanggup memperbaiki rumahnya karena keterbatasan biaya. Pardi hanya pekerja serabutan dengan penghasilan yang tak menentu.

“Jangankan buat perbaiki rumah, bisa makan saja sudah syukur pak, apalagi anak masih kecil-kecil bahkan biaya sekolah pun pusing mikirinnya karena saya kerja kuli serabutan,” kata Pardi, Sabtu (15/9/2018).

Rumah berukuran 5×3 meter persegi ini tidak memiliki kamar tidur. Anggota keluarga berdesakan untuk tidur di ruang tengah. Untuk memasak saja kekuarga ini masih mengandalkan tungku. Jika musim hujan air dipastikan masuk ke rumah karena banyak genteng yang sudah pecah. “Kalau musim hujan bocor, apalagi kalau hujan turunnya di malam hari, kita tidak bisa tidur,” ceritanya.

Ia berharap kepada pemerintah bisa membangun rumahnya supaya ada kata layak. “Semoga aja ada bantuan, tolong mas sampaikan kepada pejabat agar bisa dibangun total,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Staf Kelurahan Pabuaran Maryani mengungkapkan bahwa di Kelurahan Pabuaran ada sebanyak 50 rutilahu, salah satunya rumah Pardi.

Dikatakan Maryani, 50 rutilahu itu tersebar di masing-masing RT. “Di Kelurahan Pabuaran itu kan ada 14 RT dan 4 RW, sedangkan jumlah jiwa ada 4.000 jiwa, rata-rata pekerjaannya kuli serabutan, makannya tidak aneh kalau banyak rumah tidak layak,” kata Maryani saat ditemui di kantor Kecamatan Walantaka.

Dikatakan Maryani, hampir setiap tahun pihaknya mengajukan bantuan baik ke pemerintah di kecamatan maupun Pemkot Serang, tapi sampai saat ini masih belum diberikan bantuan. “Dulu pernah ada perbaikan pada tahun 2010, itu pun tidak full rehab tapi diberikan alatnya saja dan sebagian. Setelah itu dan sampai saat ini masih nihil, padahal makin hari rumah makin rusak parah,” jelasnya

Maryani berharap kepada Pemkot Serang, untuk bisa memberikan bantuan kepada warganya yang membutuhkan.

“Bentar lagi pergantian kepala daerah, semoga saja melihat di Kelurahan Pabuaran masih banyak yang ingin dibantu. Apalagi Kelurahan Pabuaran menyandang status MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” ujarnya.(Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini