Beranda Bisnis Permintaan Ekspor Produk Talas Beneng Tinggi

Permintaan Ekspor Produk Talas Beneng Tinggi

Produk Talas Beneng - foto istimewa

PANDEGLANG – Tingginnya permintaan ekspor produk talas beneng, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilegon mempertemukan para pelaku usaha dan kelompok tani talas beneng dalam acara Focus Group Disucssion (FGD) di Kampung Cilaja, Kabupaten Pandeglang.

Diketahui bahwa Talas Beneng (Beuneur jeung Koneng atau dalam bahasa Indonesia Besar dan Kuning) merupakan ikon Kabupaten Pandeglang yang telah disertifikasi oleh Kementan sebagai komoditas unggulan lokal Kabupaten Pandeglang.

“Salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan ekspor komoditas pertanian adalah dengan program Gratieks atau ajakan kepada seluruh pemangku kepentingan (stake holder) agribisnis untuk melakukan gerakan bersama meningkatkan ekspor tiga kali lipat,” jelas Kepala Pusat KKIP Badan Karantina Pertanian Junaidi, Minggu (18/10/2020).

Langkah strategis yang dilakukan dalam mewujudkan Gratieks dengan cara bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dengan melakukan terobosan dan inovasi untuk meningkatkan volume ekspor, mendorong pertumbuhan eksportir baru, menambah ragam komoditas ekspor dengan menggali potensi daerah, dengan percepatan layanan ekspor untuk meningkatkan frekuensi ekspor, menambah negara mitra dagang dengan melakukan kerjasama dan harmonisasi aturan protokol karantina.

Program gratieks ditargetkan tercapai kurun waktu tiga tahun dimulai tahun 2020 hingga 2022, harapnya tahun 2023 dapat tercapai program tersebut. Karantina Pertanian melakukan penambahan mitra dagang dengan mengagendakan temu ekspor yang diikuti oleh pembeli luar negeri dilakukan secara langsung maupun daring.

Kosep Gratieks dimulai pendampingan dari hulu, melakukan bimbingan teknis terhadap sistem produksi dan budidaya. Diawali dengan menyediakan bibit yang berkualitas hingga penangan pasca panen untuk memastikan produk tersedia secara terus menurus (kontinuitas) dan terjaga kualitasnya.

Peran hirilisasi dengan mengoptimalisasi peran stakeholder, untuk menjalin kerjasama baik kerjasama luar negeri maupun antar instansi terkait diwujudkan dengan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU).

Menurut Ardi Maulana, Ketua Asputaben potensi ekspor talas beneng masih terbuka luas. Permintaan pasar dari Australia, Malaysia dan New Zeland untuk ekspor daun kering talas beneng mencapai 340 ton per bulan, namun petani Pandeglang baru bisa menyediakan 18 ton per bulannya.

Tidak hanya daun keringnya yang banyak diminati sebagai pengganti tembakau tanpa nikotin. Bagian umbinya pun banyak diminati negara lain. Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korsel sebanyak 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turkey yang siap menampung 100 ton per bulannya.

Pada acara dihadiri Kepala Pusat KKIP, Kepala Dinas Pertanian Pandeglang, Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng Kabupaten Pandeglang (ASPUTABEN), Kelompok Tani dan Petani Banten.

Selaras dengan program Gratieks, Budi Januari Kepala Dinas Pertanian Pandeglang mengatakan bahwa strategi dalam penataan agribisnis talas beneng Pandeglang meliputi penguatan kelembagaan dengan dibentuknya Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng Kabupaten Pandeglang, penguatan usaha berbasis Korporasi petani dengan akan dibentuknya koperasi.

Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Arum Kusnila Dewi menambahkan bahwa talas beneng merupakan komoditas ekspor wajib lapor karantina. Pihaknya akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary and Phytosanitary, persiapan di lapangan dan bimbingan dalam good handling practices agar ekspor lancar dan tidak mengalami penolakan oleh negara tujuan.

(Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini