Beranda Pendidikan Perjuangan Keras Lima Mahasiswa Banten Hingga Bisa Studi di Tiongkok

Perjuangan Keras Lima Mahasiswa Banten Hingga Bisa Studi di Tiongkok

Mahasiswa Banten yang dipulangkan dari Tiongkok menyusul mewabahnya virus Corona di Tiongkok. (Istimewa)

SERANG – Pihak kampus Politeknik Piksi Input Serang merasa bersyukur lima mahasiswanya bisa pulang ke tanah air dan tak tertular virus Corona di Tiongkok. Kelima mahasiswa tersebut tengah menjalani program beasiswa di WUXI Institute of Technology China untuk 11 bulan mendatang hingga penghujung 2020.

Direktur Politeknik Piksi Input Serang, Yeti Asmawati menuturkan bahwa kampusnya sudah menjalin kerja sama dengan kampus ternama di Tiongkok dalam empat tahun terakhir. Harapannya, mahasiswa Indonesia, khususnya di Banten dapat mendapatkan pengalaman, wawasan dan jaringan penempatan kerja di perusahaan multinasional.

Mula-mula mahasiswa menjalani rangkaian seleksi baik akademik maupun motivasi. Namun demikian, menurut Yeti, kemauan keras menjadi pertimbangan utama pihaknya memberangkatkan mahasiswa untuk studi di China. Sebab, latihan penguasaan bahasa Mandarin hingga level mahir memerlukan keseriusan supaya mahasiswa Banten dapat beradaptasi dengan lingkungan belajar yang ketat.

“Mahasiswa harus menguasai bahasa Mandarin pada level HSK-4 (mahir). Satu tahun mereka harus menguasai itu. Tidur hanya empat jam, sisanya mereka belajar,” kata Yeti didampingi oleh Wakil Direktur Ajat Sudrajat di ruang kerjanya di Jalan Cilegon – Serang, Kramatwatu, Kabupaten Serang, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Raut Bahagia Orangtua Mahasiswa Banten dari Tiongkok yang Sudah Tiba di Rumah

Lima mahasiswa yang lolos serangkaian tes tersebut adalah mahasiswa semester 3 Jurusan Akuntansi bernama Herawati, Kristi Prihatini Dewi, Rio Priyanto dan Muhammad Pajar. Sedangkan Syah Abriyatna merupakan mahasiswa Jurusan Manajemen Informatika semester 5.

Kelimanya dinyatakan lulus tes dan pihak keluarga telah menandatangani kesepakatan dengan pihak kampus. Mereka ditempatkan di asrama dekat kampus tujuan dengan beasiswa berupa biaya pendidikan dan biaya hunian. Sedangkan untuk biaya hidup diserahkan kepada pihak keluarga. “Biaya hidup di sana jangan dibayangkan mahal, sama seperti di sini,” kata dia.

Jika dalam waktu satu tahun mereka mahir menguasai bahasa Mandarin dengan dibuktikan dengan sertifikat bahasa, maka mahasiswa bisa melanjutkan ke jenjang program pendidikan diploma di sana. “Ketika lulus, mereka akan mendapat double degree baik di kampus pertama maupun kampus kedua di China,” katanya.

Setelah lulus, kata dia, pihak kampus langsung menempatkan lulusan ke perusahaan-perusahaan multinasional yang ada di Indonesia. “Jadi lulusan langsung bisa terserap ke dunia kerja,” imbuhnya.

Selain beasiswa studi dan magang di luar negeri, pihaknya juga menawarkan Beasiswa Peduli Banten (BPB) dari Yayasan. “Sasaran kami memang mahasiswa untuk yatim dan kurang mampu namun memiliki kemauan keras untuk kuliah,” kata Yeti.

Atas kembalinya kelima mahasiswa Politeknis Piksi Input, Yeti berterima kasih kepada pemerintah baik pusat maupun daerah yang telah membantu memulangkan mahasiswa. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Banten, Ibu Bupati Serang dan Bapak Walikota Serang yang telah memulangkan mahasiswa kami.”

Kepada kelima mahasiswa ia berharap tidak putus semangat untuk mengejar cita-cita. Jika dalam program beasiswa kali ini sempat terhenti karena wabah virus Corona, pihak kampus tujuan membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk kembali ke Tiongkok setelah wabah Corona mereda.

“Tidak boleh stuck (macet) di sini atas kejadian darurat ini. Maka universitas pun mengimbau kepada seluruh mahasiswa karena di sana sedang berisiko tinggi boleh pulang, setelah dipastikan memiliki tiket dan ada pihak yang bertanggung jawab. Setelah kondusif agar kembali lagi ke sana oleh pihak kampus,” katanya.

(you/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini