Beranda Kesehatan Penderita Penyakit Tuberkulosis di Kota Serang Masih Tinggi

Penderita Penyakit Tuberkulosis di Kota Serang Masih Tinggi

Ilustrasi - foto istimewa dream.co.id

SERANG – Penyakit tuberkulosis (TB) di Kota Serang relatif masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari masih mudahnya menemukan penderita penyakit mematikan tersebut.

Menurut data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, pada tahun 2018 lalu tercatat penderita TB mencapai 1.616 orang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Serang, Ikbal mengatakan bahwa kasus TB di Kota Serang masih relatif tinggi karena tingkat penemuannya selalu ada.

Tingginya kasus TB juga sejalan dengan tingkat kelalaian penderita saat meminum obat. Meski demikian, hal ini tidak hanya terjadi di Kota Serang bahkan Banten secara umum, melainkan juga terjadi di semua daerah di Indonesia.

“TB masih jadi isu nasional karena tingkat kelalaian minum obat dan penemuannya yang tinggi,” kata Ikbal, Jumat (29/3/2019).

Karena itu, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program TOSS yang merupakan singkatan dari temukan obati sampai sembuh. Provinsi Banten, melaui Gubernur Wahidin Halim, sudah merespons dan mendukung gerakan itu dengan mendorong adanya kebijakan-kebijakan di daerah.

Kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten juga sudah berkomitmen dengan kabupaten/ kota bagaimana menemukan dengan cepat penderita TB, memeriksa, mendiagnosa, dan mengobati sampai sembuh. Pengobatan TB memang relatif lama, minimal 6 bulan. Selama itu penderita harus minum obat dan tidak boleh sekalipun lupa.

“Untuk menekan angka TB utamanya mengurangi penularan,” terangnya.

Dia menjelaskan, agar penderita TB tidak lupa atau lalai dalam meminum obat, Dinkes Kota Serang melakukan pengawasan minum obat dengan memberdayakan kader pengawas menelan obat. Sebab bila penderita lupa minum obat, maka kuman akan menjadi resisten atau kebal pada obat sehingga waktu meminum obat akan menjadi lebih lama.

“TB menular melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Makanya kalau batuk tutup mulut,” ujarnya.

Senada dikatakan Pemegang Program TB Bidang Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinkes Kota Serang, Reni Stephani, bahwa penderita TB di
Ibu Kota Provinsi Banten itu, pada tahun 2018 lalu tercatat mencapai 1.616 orang. Untuk menekan angka penderita TB terus meningkat, pemerintah setempat berkejaran dengan waktu mewujudkan eliminasi TB tahun 2030.

Dimana pihaknya ditagetkan menemukan 2.131 penderita TB di tahun 2018 sesuai target yang ditetapkan Pemprov Banten. Dari target itu total yang didapat 1.616 penderita atau sekitar 76 persen dengan 91 persen cakupan kesembuhan.

“Kami terus berusaha menemukan penderita TB guna mencapai eliminisi TB tahun 2030,” ucapnya.

Reni menyatakan bahwa meminum obat TB dalam waktu lama membuat penderita TB bosan. Karena itu, perlu ada pengawasan agar mereka tidak lupa meminum obat.

“Di sinilah fungsi kader pengawas menelan obat. Kader PMO yang bekerja berdasarkan wilayah puskesmas sampai saat ini bekerja secara sukarela tanpa ada pemberian honor,” imbuhnya. (Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini