Beranda Pendidikan Pemuda di Cilegon Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Pemuda di Cilegon Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah Cilegon menggelar diskusi yang membahas Revolusi Industri 4.0

CILEGON – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah Cilegon menggelar diskusi yang membahas Revolusi Industri 4.0. Dalam diskusi itu dibahas bagaimana peran pemuda dalam menghadapi industri generasi keempat tersebut. Seperti diketahui revolusi industri 4.0 saat ini sedang gencar dikampanyekan pemerintah guna mengahadapi perkembangan zaman.

Sebagai informasi Revolusi Industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Namun secara garis besar, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri. Artinya, semua proses produksi ditopang dengan internet.

Dalam diskusi yang dikemas santai di sebuah halaman Taman Pendidikan di Sekitar Taman Kecamatan Cilegon, Selasa (26/3/2019) itu juga menghadirkan dua narasumber yakni Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kominte Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Cilegon, Rizki Khairul Ikhwan dan Duta Pemuda Cilegon, Sahabat Ujang. Diskusi yang berlangsung sekitar 2 jam itu berlangsung menarik. Dimana masing-masing mahasiswa memberikan pandangannya mengenai Revolusi Industri 4.0.

Ketua DPD KNPI Kota Cilegon, Rizki Khairul Ikhwan mengatakan isu Revolusi Industri 4.0 memang saat ini sedang banyak dibahas. Namun yang paling terpenting adalah bagaimana masyarakat khususnya para pemuda di Cilegon bisa menghadapi revolusi tersebut supaya tidak tergerus oleh perkembangan globalisasi yang begitu deras.

“Revolusi Industri 4.0 kedepan akan menggantikan peran manusia terhadap pekerjannya dengan mesin dan robot, artinya tidak menutup kemungkinan berdampak pada kesempatan kerja dan lain sebagainya,” ujarnya.

Sebab itu, kata dia, peran pemuda dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus berperan aktif dimulai dari pemuda itu sendiri untuk lebih berinovatif, kreatif dan solutif.

“Apalagi saat ini teknologi informasi sudah sangat besar dan canggih, jadi kita jangan menutup diri. Kita harus bisa membuka dan memfilter dan mau tidak mau kita mengikuti perkembangan Revolusi Industri 4.0 ini,” terangnya.

Dia menuturkan bahwa Revolusi Industri 4.0 ada dampak postif dan negatifnya. Sehingga bila para pemuda tidak siap dalam menghadapinya maka akan menjadi beban tersendiri bagi lingkungan maupun pemerintah.

“Karena jelas bila tidak mampu bersaing akan menimbulkan pengangguran baru, namun bila para pemuda bisa mengambil peluang tentu akan mendapatkan hasil yang baik bagi dirinya, lingkungan dan pemerintah,” paparnya.

Selain itu, lanjutanya, Revolusi Industri 4.0 juga kedepan akan memunculkan kompetesi yang semakin ketat. Sehingga bila para pemuda tidak adaptif menerima perubahan maka akan tergerus.

“Sebab itu dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 diperlukan adanya penguatan skill untuk mencipatakan industri kreatif dan solutif yang berdampak pada pembangunan di Kota Cilegon,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua HMI STIT Al-Khairiyah Cilegon, Rickyl Amri mengatakan melalui diskusi ini pihaknya mengajak mahasiswa untuk ikut serta dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dia juga berharap mahasiswa di Cilegon melek tekhnologi.

“Walaupun STIT Al-Khairiyah Cilegon yang basisnya pendidikan, kami ingin mahasiswa ikut berperan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, sehingga bisa melek tekhnologi. Kita harus juga terjun di dunia tekhnologi atau secara digital, dimana saat ini kita terlalu banyak menjadi konsumen, dibandingkan kita ikut berperan,” ujarnya.

Dia menyatakan saat ini organisasi kemahasiswaan bukan hanya mengadakan kegiatan taktis sepert demonstarsi, namun juga mahasiswa harus sudah ikut berperan dalam perubahan seperti melakukan diskusi dan kajian dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Diskusi sepert ini rutin kita laksanakan setiap minggu, namun kami saat ini mencoba mengangkat tema Revolusi Industri 4.0 karena kami nilai tema ini sangat penting,” imbuhnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini