PANDEGLANG – Satu ruangan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikayas 1 Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang tahun ajaran 2024 ini belum miliki meja belajar. Alhasil, siswa baru di kelas 1 harus belajar tanpa menggunakan meja, Rabu (24/7/2024).
Seorang wali murid yang minta identitasnya dirahasiakan menuturkan bahwa anaknya yang baru mendaftar masuk di SDN Cikayas 1 belajar tanpa menggunakan meja lantaran pihak sekolah belum bisa menyediakan meja belajar.
Selain tidak ada meja belajar, sebagian murid juga harus duduk di bangku plastik lantaran kekurangan bangku kayu yang biasa digunakan sekolah-sekolah pada umumnya.
“Untuk saat ini anak-anak duduk di kursi plastik, nah ada kursi kayu tapi enggak ada mejanya. Ada sih kursi itu (kayu) juga ada, tapi karena tidak mencukupi akhirnya pakai kursi plastik dan ga ada mejanya,” katanya.
Ia mengaku sempat mempertanyakan perihal keadaan itu ke pihak sekolah dan jawaban dari sekolah meja tersebut masih dalam proses pemesanan sehingga untuk sementara waktu para siswa belajar tanpa menggunakan meja.
“Saya sudah nanya ke kepala karena kebetulan anak saya bersekolah disitu, saya tanya sama kepala sekolahnya kenapa kelas 1 belum ada meja dan kursinya katanya sedang dipesan belum datang. Intinya untuk saat ini mereka kelas 1 itu masih duduk di kursi sementara (kursi plastik). Intinya 1 kelas itu tidak ada mejanya, kemarin saya tanya anak saya katanya mereka nulis di paha mereka,” jelasnya.
Sebagai orang tua, dirinya mengaku miris dengan keadaan para siswa yang harus menulis di paha atau lantai karena bisa menganggu proses belajar para siswa.
“Saya selaku orang tua ya ingin fasilitas selayaknya seperti meja dan kursi ada. Saat ini sedang digembor-gemborkan harus dibangun dari kelas dasar tapi kalau memang seperti itu ya bagaimana mau membangun literasi dan dimensi kedepannya,” keluhannya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN Cikayas 1, Maman mengakui jika memang keadaan siswa kelas 1 di SDN yang ia pimpin masih belum memiliki meja belajar lantaran masih diperbaiki dan belum dikirim ke sekolah tersebut.
Ia menjelaskan, awalnya meja di semua kelas ada namun dengan kondisi yang rusak sehingga pihak sekolah memutuskan untuk memperbaiki bangku dan meja tersebut. Namun setelah direnovasi banyak meja yang sama sekali sudah tidak bisa diperbaiki dan berimbas pada kurangnya meja di sekolah itu.
“Awalnya bangku dan meja cukup tapi karena rusak di awal ajaran baru belum masuk kami perbaiki, dari 3 bangku menjadi 1 bangku maka banyak yang kosong. Padahal tahun kemarin kami beli untuk 1 kelas penuh tapi kenapa hari ini masih belum ada kan kami pesan tidak bisa mendadak dan yang kedua dana BOS belum cair,” jelasnya.
Meski demikian, ia mengaku keadaan tersebut tidak menggangu proses belajar mengajar para siswa. Ia juga mengaku sebelum pembelajaran dimulai pihaknya sudah menawarkan opsi ke wali murid terkait mekanisme belajar siswa.
“Belajarnya tetap duduk karena kursi cukup, yang tidak ada hanya meja karena sedang direhab, bahkan sebelum dikasih kursi di kelas itu sudah kami bersihkan. Untuk KBM sangat tidak menggangu, kami tawarkan juga ke wali murid mau duduk di lantai kami sediakan tikar atau mau seperti apa tapi kata mereka pakai kursi saja,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kondisi tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan untuk meminta solusi dari mereka. Bahkan, pihak sekolah mengaku akan memanggil wali murid dan mengadakan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Mka solusinya kami mengundang orang tua dimana kalau mereka mau cepat harus memberikan bantuan karena kalau mengandalkan sekolah harus menunggu dulu. Kami sudah koordinasi dengan Dinas katanya bisa meminta bantuan ke bagian Sarpras tapi direalisasikan atau tidak itu tergantung dari Sarpas. Kami juga mau rapat dengan wali murid untuk mencari solusinya,” tutupnya. (Med/Red)