Beranda Artis Merayakan Ketakutan di Autobiography

Merayakan Ketakutan di Autobiography

Film Autobiography karya Sutradara muda Makbul Mubarak (Ist)

SERANG – Merayakan Ketakutan dan cara menuntaskannya adalah kesan saya setelah menonton film Autobiography, film panjang perdana karya Makbul Mubarak. Film ini mengantongi belasan penghargaan dari festival nasional dan internasional.

Film ini berkisah tentang Rakib (Kevin Ardillova), remaja yang bekerja menjaga rumah pensiunan jenderal Purna (Arswendy Bening Swara). Ayah Rakib yakni Amir (Rukman Rosadi) dipenjara.

Ketakutan dimulai ketika Purna pulang kampung untuk mencalonkan diri jadi bupati. Mulanya Rakib sekadar membantu Purna berkampanye. Namun prahara terjadi ketika Rakib ikut mencari sosok yang merusak baliho kampanye Purna.

Sepanjang film, Arswendy nyaris sempurna memerankan Purna untuk menebar teror ketakutan. Ucapan, gerak tubuh, ekspresi, bahkan diamnya tokoh Purna ini berhasil menyalurkan ketegangan hingga ke bangku penonton.

Kevin tak kalah ciamik bermitra akting dengan Arswendy. Aktor yang bermain di ‘Bebas’ dan ‘Yuni’ ini sukses menjadi Rakib. Kevin mampu memerankan Rakib, mulai dari remaja kampung yang lugu, sosok percaya diri dan menikmati hidup menjadi orang dekat sang pensiunan jenderal, sosok yang dipenuhi rasa takut, lalu menjadi sosok yang sangat tenang untuk mengakhiri ketakutannya. Perubahan gradasi karakter Rakib itu diperankan dengan apik oleh Kevin.

Tata suara sangat pas untuk ikut meneror penonton. Suara benturan mobil menabrak pagar mushola, desing peluru, hingga gebrakan daun pintu cukup membuat penonton terhenyak. Begitupun dengan tata cahayanya. Permainan cahaya warna merah dan hijau ketika Rakib keluar dari rumah sakit itu menambah suasana mencekam.

Ketakutan memang menjadi inspirasi bagi Makbul Mubarak dalam menulis skenario dan menyutradarai film ini. Dalam beberapa dialog dengan media, Makbul menyebut film ini berangkat dari ingatannya akan rasa takut yang pernah dialaminya di masa kecil.

Penata artistik juga tak ingin ketinggalan dalam menebarkan ketakutan. Lukisan Purna dengan seragam dinasnya yang berukuran besar semakin mempertegas tebaran teror menyeramkan. Detail property kecil pun ikut menunjang tebaran teror ini, seperti kabel charger type C, bilah pisau di tempat cuci piring, botol minuman, hingga robekan baliho.

Ketakutan diperlihatkan oleh para talent di film ini hingga terasa ke penonton. Rasa takut terlihat secara personal hingga menjadi wabah sosial. Warga yang semula begitu pemberani menjadi sekumpulan manusia penakut ketika mengetahui mobil yang menabrak pagar mushola ternyata punya pensiunan jenderal.

Rakib diliputi rasa takut setelah mengetahui Agus (Yusuf Mahardika) orang yang ia ajak menemui pensiunan jenderal tewas. Rasa takut Rakib bahkan hingga tak kuasa akan tubuhnya sendiri. Ia hanya pasrah bertelanjang di kamar mandi dikeramasi sosok yang ia takuti.

Purna yang tampak tegas dan berwibawa juga ternyata punya rasa takut. Ia takut sama istrinya. Ia takut istrinya tahu kalau dia merokok.

Seram tanpa setan yang menjadi tagline film ini memang tak berlebihan. Ketakutan benar-benar dirayakan dalam film sepanjang 111 menit ini. Namun Makbul Mubarak juga sangat cerdik untuk menuntaskan ketakutan ini. Bukan dengan cara panik. Cukup dengan tenang untuk membunuh sumber ketakutan. (Qizink La Aziva)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniÂ