Beranda Sosial Menulis Cerpen, Guru di Tangerang Ini Diganjar Penghargaan oleh Mendikbud

Menulis Cerpen, Guru di Tangerang Ini Diganjar Penghargaan oleh Mendikbud

Aksan Taqwin Embe. (Ist)

 

SERANG – Semangat menulis mengantarkan Aksan Taqwin Embe menjadi salah satu sastrawan yang lolos program Sastrawan Berkarya di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) tahun 2019. Sebelumnya guru yang mukim di Cikupa, Tangerang itu mengirimkan karya berupa kumpulan cerpen dan tulisan lain yang terbit di media massa nasional.

Karya yang ia kirim berhasil meyakinkan sastrawan dan akademisi yang bertugas menjadi kurator seperti Triyanto Triwikromo, Prof. Djoko Saryono, F. Rahardi, N. Riantiarno dan Agus Sri Dhanardana. Dari tiket sebagai sastrawan yang lolos, Aksan kemudian ditempatkan di Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah sebagai tempat residensi selama sebulan dari 01 hingga 30 Mei 2019.

“Selama sebulan di sana saya melakukan perjalanan ke desa-desa yang terpencil dan tertinggal,” kata Aksan saat berbincang dengan BantenNews.co.id, Rabu (30/10/2019).

Selama di Seruyan tersebut, Aksan kemudian mencatat hal-hal menarik yang ia temui di masyarakat. “Banyak hal-hal yang menarik saya temukan. Misalnya mistisme, keunikan, dan atau kenaturalan sebuah kampung dan kepercayaan-kepercayaan mereka kepada Tuhan,” ujar pengajar di SMA Insan Cendekia Madani BSD, Serpong, Tangerang Selatan ini.

Dari hasil persentuhan dengan kultur masyarakat kabupaten yang memiliki motto “Gawi Hatantiring” yang berasal dari bahasa daerah Dayak Ngaju yang artinya “Bekerja Bersama-sama” itu, Aksan menuangkan pengalamannya dalam buku catatan perjalanan dalam bentuk jurnalisme sastrawi bertajuk “Melawat ke Seruyan; Mengabadikan Epistolari Perjalanan”.

“Melalui buku jurnalisme sastrawi karya saya tersebut saya telah menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai sastrawan berkarya 3T,” kata ayah dari Almeerah Raihana Azzahra (4) tersebut.

Penghargaan itu diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim diwakili oleh Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum, pada puncak Bulan Bahasa, pada tanggal, 28 Oktober 2019 di Hotel Grand Bidakara, Jakarta Selatan.

Nama sastrawan lain yang mendapat penghargaan dan berkesempatan ikut dalam program Sastrawan Berkarya di wilayah 3T antara lain:

Setia Naka Andrian
Narasi Perjumpaan di Jagat Mandar
Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Tjak S. Parlan (Berlabuh di Bumi Sikerei), Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar.

Mutia Sukma dengan judul Mengintip Tanah Wetu Telu dari Sebalik Reruntuhan Gempa.

Eko Triono: Ke Parimo, Kisah Perjalanan Ke Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Aksan Taqwin Embe, Melawat ke Seruyan; Mengabadikan Epistolari Perjalanan, Seruyan-Kalimantan Tengah

Faisal Syahreza ‘Boalemo, Surga yang Tertidur’, Boalemo-Gorontalo

Agit Yogi Subandi, “Melacak Denyar Sampang” Madura-Jawa Timur.

Ke Sabu, Kita ke Raijua karya Hary Budiarto Koriun.

(You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini