Beranda Peristiwa Menpar Tenggat Pemulihan Destinasi Wisata Terdampak Tsunami di Banten Selama 6 Bulan

Menpar Tenggat Pemulihan Destinasi Wisata Terdampak Tsunami di Banten Selama 6 Bulan

Menteri Pariwisata Arief Yahya. (usman/bantennews)

CILEGON – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meminta pemerintah di Provinsi Banten agar bisa cepat melakukan pemulihan kembali destinasi wisata pesisir Selat Sunda.

Dia menyatakan pihaknya memberikan tenggat waktu selama 6 bulan untuk melakukan recovery pariwisata yang terdampak Tsunami Selat Sunda.

“Bila recovery lewat dari enam bulan, para pengusaha pariwisata tidak akan kuat. Sebenarnya tiga bulan saja anda sebagai pengusaha tidak akan kuat, sebab pengeluaran itu selalu terus berjalan,” ujar Menpar saat acara “Themepark, Waterpark, Attraction Seminar dan Recovery Bisnis Pariwisata Provinsi Banten,” di salah satu hotel di Cilegon, Selasa (12/3/2/2019) kemarin.

Dia menyatakan bahwa pihaknya ikut membantu melakukan recovery wisata di Banten dengan mengadakan berbagai event. Itu dilakukan supaya para wisatawan kembali berminat berwisata ke pesisir Selat Sunda. Diharapkan dengan adanya event-event seperti itu bisa mendukung mempercepat recovery pariwisata Banten.

“Kemenpar akan mengadakan 50 kegiatan di pesisir pantai Selat Sunda dengan tegline Selat Sunda Aman,” terangnya.

Selain itu, kata dia, ada agenda besar dalam recovery wisata di Banten yakni pertama sumber daya manusia (SDM),
pemasaran dan destinasi.

“Kalau event-event yang kita lakukan masuk dalam kategori pemasaran, kalau SDM sudah dilakukan seperti trauma healing, pelatihan kepada Balawista dan lainnya, sementara destinasi yakni memperbaiki tempat wisata yang rusak,” paparnya.

Sementara yang paling penting dalam recovery wisata di Banten yakni terkait status Gunung Anak Krakatau yang hingga kini masih berstatus waspada. Dia menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan pihak terkait lainnya.

“Untuk status Gunung Anak Krakatau saya minta Pemprov Banten juga untuk melakukan pendekatan-pendekatan dengan semua stake holder yang ada seperti dengan ESDM, BMKG, Kemenpar dan sebagainya. Kita punya pengalaman, seperti status Gunung Agung di Bali, ketika status daruratnya dicabut, recovery-nya cepat sekali,” terangnya.

Dikatakan bahwa untuk recovery wisata di Banten belum 100 persen. “Sekarang baru 20 persen, untuk okupansi hotel saja baru sekitar 10 persen, saya inginkan ada percepatan untuk merecovery itu,” ucapnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News