Oleh Suwita Rengganis
Tidak ada warga yang paling sabar se Banten, seperti warga Pandeglang. Coba bayangkan. Jalan rusak bukan masalah. Jalan rusak malah jadi bagian gaya hidup sehari-hari.
Di beranda medsos warga Pandeglang, pasien miskin harus ditandu; ibu-ibu menuju tempat bersalin harus menggunakan perahu; guru-guru berkubang lumpur terjatuh dari sepeda motor saat akan berangkat mengajar ke sekolah. Itu sudah biasa.
Masalah jalan rusak di Kabupaten Pandeglang memang bukan hal baru. Catatan media ini ada 200 kilometer jalan di Kabupaten Pandeglang kondisinya rusak sedang dan rusak berat. Ratusan kilometer jalan rusak tersebut tersebar di 32 kecamatan yang ada di Pandeglang.
Warga di Desa Ciseureuhen, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten mengaku sudah lebih dari 20 tahun tak pernah merasakan jalan mulus.
Di daerah Cadasari, perbatasan antara Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang warga punya cara unik membedakan batas wilayah administratif. Cukup berkendara melintas daerah itu. Jalan beton berarti wilayah Kabupaten Serang. Jalan berlubang dengan batu dan kubangan lumpur berarti Kabupaten Pandgelang.
Warga kabupaten dan kota mana yang sabar dengan kondisi demikian. Saking sabarnya warga Pandeglang, mereka tidak lagi berharap banyak kepada pemerintah. Lebih tepatnya tidak ingin merepotkan pemerintah daerah.
Untuk memperbaiki jalan rusak saja mereka lebih memilih urunan dari kantong pribadi. Banyangkan, selain taat membayar pajak, mereka masih sabar harus merogoh kocek untuk perbaikan jalan tanpa peran pemerintah. Warga yang sabar dan mandiri bukan?
Peran Kepala Daerah
Peran kepala daerah untuk warga Pandeglang boleh ada, boleh juga tidak. Dampaknya tidak terlalu signifikan. Yang mereka tahu, calon kepala daerah selalu datang saat menjelang pemilu dan menghilang hingga pemilu berikutnya.
Bergonta-ganti kepala daerah tak membuat kehidupan mereka banyak berubah. Peralihan kekuasaan di Pandeglang dari suami ke istri ke adik ke keponakan ke cucu ke cicit dan seterusnya. Walau bagaimana pun warga Pandeglang adalah penyabar dan pemilih setia. Tidak mudah goyah dengan iming-iming amplop. Sikap politik yang tentu mencengangkan, untuk tidak menyebut membagongkan.
Anak Muda yang Juga Penyabar
Selain penyabar dalam menghadapi terbatasnya pelayanan dasar, anak-anak muda di Pandeglang tak kalah sabarnya. Di saat anak muda di daerah lain antre di bioskop untuk nonton film terbaru, mereka masih cukup puas dengan antre di depan kasir mie. Anak muda di tempat lain antre menyaksikan konser musik artis ibukota, di Pandeglang konser musik malah dilarang.
Apakah anak muda di Pandeglang protes. Tidak. Mereka bukan anak muda pemberang dan suka beontak. Mereka penyabar dan tahu aturan. Dari pada berisik, mereka memilih menonton konser di tempat lain untuk mempertahankan indeks kebahagiaan.
Dalam urusan tenaga kerja, Kabupaten Pandeglang juga terbilang unggul. Di saat anak muda lulusan SMA/SMK di kabupaten dan kota lain antre membuat kartu kuning di Disnaker, anak muda di Pandeglang tetap kalem. Pabrik bukan tempat satu-satunya impian untuk anak muda di Pandeglang.
Sebab Pandeglang bukan kawasan industri yang penuh polusi. Pandeglang kawasan pertanian dengan lanskap alam yang luar biasa. Anak-anak muda di Pandeglang tentu punya pasokan oksigen lebih baik dibanding kabupaten dan kota lainnya.
Maka sudah selayaknya, jika Pemprov Banten punya event penghargaan untuk kabupaten dan kota tersabar maka Kabupaten Pandeglang layak mendapatkannya. Tak akan kita temui warga paling sabar di bumi Banten seperti masyarakat Pandeglang. Demikian usulan.
Penulis adalah pekerja seni mukim di Kabupaten Tangerang.