Beranda Kampus Kurikulum Merdeka untuk Mendongkrak Kemampuan Numerasi

Kurikulum Merdeka untuk Mendongkrak Kemampuan Numerasi

Ilustrasi - foto istimewa

Kemampuan numerasi atau kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pendidikan, kemampuan numerasi sangatlah penting karena merupakan salah satu aspek penilaian dalam berbagai mata pelajaran, termasuk matematika, sains, dan teknologi.

Kemampuan numerasi memiliki urgensi yang tinggi bagi siswa karena alasan berikut:

1. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari: Kemampuan numerasi diperlukan dalam situasi sehari-hari seperti berbelanja, mengatur keuangan pribadi, membaca grafik, memahami statistik, memasak, dan memecahkan masalah matematika sehari-hari lainnya. Tanpa kemampuan numerasi yang cukup, siswa akan menghadapi kesulitan dalam mengelola keuangan, membuat keputusan yang berdasarkan data, atau memecahkan masalah matematika yang muncul dalam kehidupan mereka.

2. Kemampuan akademik: Matematika adalah subjek yang luas dan penting di hampir semua tingkat pendidikan. Kemampuan numerasi yang baik membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika yang lebih kompleks, seperti aljabar, trigonometri, statistik, dan kalkulus. Kemampuan numerasi yang kuat juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, menganalisis data, dan memahami hubungan matematika dengan disiplin ilmu lainnya.

3. Peningkatan peluang karir: Banyak profesi membutuhkan kemampuan numerasi yang baik. Misalnya, bidang-bidang seperti teknik, ilmu komputer, ilmu pengetahuan, ekonomi, bisnis, dan keuangan memerlukan pemahaman matematika yang kuat. Kemampuan numerasi yang baik juga menjadi syarat untuk masuk ke perguruan tinggi dan melanjutkan studi di bidang-bidang yang memerlukan pemahaman matematika yang mendalam.

4. Pengembangan pemikiran logis dan kritis: Kemampuan numerasi membantu siswa mengembangkan pemikiran logis dan kritis. Saat memecahkan masalah matematika, siswa harus menganalisis informasi, mengidentifikasi pola, menggunakan pemikiran deduktif dan induktif, serta menguji solusi yang mungkin. Keterampilan pemikiran ini penting dalam semua aspek kehidupan, baik dalam karir maupun pengambilan keputusan sehari-hari.

Dengan memahami urgensi kemampuan numerasi bagi siswa, penting bagi lembaga pendidikan dan orang tua untuk memberikan perhatian yang tepat dalam mengembangkan keterampilan matematika siswa, memberikan sumber daya yang cukup, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Namun, sayangnya, kemampuan numerasi di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data dari Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, kemampuan matematika siswa Indonesia berada di peringkat ke-73 dari 79 negara yang diuji. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa di Indonesia yang belum memiliki kemampuan numerasi yang memadai.

Beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya kemampuan numerasi di Indonesia antara lain:

1. Kurangnya penguasaan konsep dasar matematika

Banyak siswa di Indonesia yang masih kesulitan memahami konsep dasar matematika seperti operasi hitung dasar, persentase, dan pecahan. Ketidakmampuan ini kemudian berdampak pada kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika yang lebih kompleks.

2. Metode pengajaran yang kurang efektif

Metode pengajaran yang hanya mengandalkan penjelasan verbal dan praktik penyelesaian soal tanpa diiringi dengan pengalaman praktis yang konkret membuat siswa sulit untuk memahami konsep matematika. Hal ini kemudian menyebabkan kebosanan dan tidak tertarik pada pelajaran matematika.

3. Kurangnya pemahaman tentang nilai dan pentingnya matematika dalam kehidupan

Siswa sering kali merasa bahwa pelajaran matematika hanya relevan dalam lingkup akademik dan tidak memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman ini mengakibatkan motivasi siswa untuk belajar matematika menurun.

4. Masalah ekonomi dan infrastruktur

Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki akses terhadap teknologi dan peralatan yang memadai untuk mengajar matematika. Selain itu, kurangnya anggaran yang diperuntukkan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah dan memberikan pelatihan kepada guru juga menjadi masalah yang memengaruhi kemampuan numerasi siswa di Indonesia.

Untuk meningkatkan kemampuan numerasi di Indonesia, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Memperbaiki kurikulum dan metode pengajaran

Kurikulum harus direvisi untuk menekankan pada pemahaman konsep matematika yang lebih baik. Selain itu, metode pengajaran harus berubah menjadi lebih interaktif dan menekankan pada aplikasi konkret dari konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memberikan pelatihan kepada guru

Guru harus diberikan pelatihan terkait pengajaran matematika yang efektif dan metode yang inovatif untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa.

3. Memperbaiki infrastruktur sekolah

Pemerintah harus memberikan anggaran yang cukup untuk memperbaiki infrastruktur sekolah dan memberikan akses yang memadai terhadap teknologi dan peralatan yang dibutuhkan.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik di Indonesia adalah dengan melahirkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka adalah sebuah pendekatan baru dalam pembelajaran di Indonesia yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam konteks peningkatan kemampuan numerasi peserta didik, Kurikulum Merdeka dapat memberikan dampak yang signifikan. Numerasi merujuk pada kemampuan individu untuk memahami, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi numerik dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan numerasi yang baik sangat penting dalam memecahkan masalah matematika, dalam mengambil keputusan yang cerdas berdasarkan data, dan dalam berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang semakin tergantung pada penggunaan angka dan statistik.

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan kontekstual. Dalam konteks numerasi, ini berarti sekolah dapat merancang pengalaman pembelajaran yang mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan kesempatan praktis bagi peserta didik untuk menggunakan keterampilan numerik mereka dalam situasi dunia nyata.

Dengan Kurikulum Merdeka, pendidik dapat mengintegrasikan matematika dalam berbagai konteks, seperti dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan lingkungan sosial. Mereka dapat memanfaatkan sumber daya dan situasi nyata yang relevan dalam komunitas setempat untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan numerik mereka. Selain itu, pendekatan berbasis proyek dan inkuiri dapat digunakan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep matematika dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Dengan meningkatkan konteks dan relevansi pembelajaran matematika melalui Kurikulum Merdeka, diharapkan peserta didik akan lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar numerasi. Mereka akan melihat nilai dan kepentingan dari keterampilan numerik dalam kehidupan sehari-hari mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap matematika. Melalui pendekatan ini, diharapkan peserta didik akan mengembangkan kemampuan numerik yang lebih kuat dan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan matematika dalam berbagai konteks kehidupan mereka.

Dalam kurikulum merdeka juga ditiadakan ujian nasional sebagai salah satu syarat kelulusan, dalam mengukur standar pendidikan nasional pemerintah memunculkan program baru yaitu ANBK. ANBK adalah singkatan dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Ini adalah suatu bentuk tes nasional yang dilakukan di Indonesia untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbagai mata pelajaran, termasuk kemampuan numerasi atau kemampuan matematika.

ANBK dirancang untuk memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum nasional. Salah satu aspek yang diukur dalam ANBK adalah kemampuan numerasi, yang mencakup pemahaman dan penerapan konsep matematika, pemecahan masalah matematis, serta kemampuan berpikir logis dan kritis.

Hubungan antara ANBK dan kemampuan numerasi siswa adalah bahwa ANBK digunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kemampuan numerasi siswa secara objektif dan standar. Dengan menerapkan tes ANBK, pemerintah dan lembaga pendidikan dapat memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan numerasi siswa di tingkat nasional.

Melalui hasil ANBK, pemerintah dan lembaga pendidikan dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa dalam bidang numerasi. Data tersebut dapat digunakan untuk merumuskan program pembelajaran yang lebih baik, memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang membutuhkan, serta meningkatkan kualitas pendidikan matematika secara keseluruhan.

Dengan demikian, ANBK dapat membantu meningkatkan kemampuan numerasi siswa dengan menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengembangan kurikulum, strategi pengajaran, dan program remediasi yang lebih efektif. (***)

Penulis : Arif Hidayatullah Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ