
CILEGON – Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel beserta anggota DPR RI perwakilan dari komisi 5 dan 6 melakukan kunjungan ke pabrik PT Krakatau Steel (KS) di Kota Cilegon, Banten yang diterima oleh Direktur Utama PT KS, Silmy Karim.
Dalam paparannya, Direktur Utama PT KS, Silmy Karim menjelaskan bahwa KS telah berusaha keras melakukan transformasi dan program efisiensi sejak 2019, kini produk baja unggulan KS yakni Hot Rolled Coil (HRC)/Baja Canai Panas dan Cold Rolled Coil (CRC)/Baja Canai Dingin semakin kompetitif dan sesuai dengan standar produk kualitas ekspor yang berkualitas tinggi.
“Produk kami semakin kompetitif, dan sekarang sudah diakui oleh pasar internasional. Dimulai dari tahun 2020, produk HRC Krakatau Steel berhasil menembus pasar ekspor Australia dan Malaysia. Kemudian baru-baru ini pun Krakatau Steel melakukan ekspor baja HRC ke benua Eropa sebanyak 20.000 ton dengan negara tujuan Portugal, Italia, dan Spanyol,” jelas Silmy.
Dalam pemaparannya di hadapan peserta kunjungan dari DPR RI, disebutkan bahwa di tahun 2020 impor baja karbon di Indonesia telah turun menjadi sebesar 3,11 juta ton. Namun angka tersebut masih relatif tinggi dan dalam melawan derasnya produk impor, Krakatau Steel telah berbenah diri dan sudah bertransformasi menjadi lebih efisien dengan banyaknya penghematan yang sudah dilakukan. Diantaranya, di tahun 2020, Krakatau Steel mampu menurunkan biaya operasional hingga 41%. Terlebih dengan sudah mulai diterapkannya harga gas industri sebesar USD6 per MMBTU yang juga membuat biaya produksi menjadi lebih efisien.
Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel menyatakan bahwa KS adalah industri strategis yang cukup besar di mana dengan pemanfaatan teknologi akan menjadi semakin berkembang. Dengan adanya peraturan pemerintah yang mendukung iklim industri, KS dapat menjadi produsen yang mampu bersaing di pasar nasional dan global.
“Saya sangat mengapresiasi industri nasional seperti Krakatau Steel yang mau berusaha untuk terus kompetitif. Kami terus dorong untuk lebih maju terlebih dengan sudah mulai berkurangnya porsi impor dan perdagangan dalam negeri yang fair,” ujar Rachmat Gobel.
Rachmat pun mendukung pernyataan Bapak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan keberpihakan penggunaan produk industri dalam negeri, terutama untuk proyek pemerintah yang masih banyak menggunakan produk impor. Ke depan DPR RI berkomitmen untuk bersama-sama menghadang derasnya produk baja impor masuk ke Indonesia dengan mengoptimalkan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) untuk kebutuhan industri nasional.
“Saya juga berharap pemerintah dapat mengatur dan saling berkoordinasi untuk bersama berkomitmen pro kepada industri dalam negeri dengan memaksimalkan penerapan P3DN dan TKDN. Kita harus memproteksi dan mendukung penggunaan produk negeri sendiri agar industri nasional dapat menguasai pasar dalam negeri,” lanjut Rachmat.
(Man/Red)