Beranda Pendidikan KIP Aspirasi Diduga Bermasalah, Ratusan Mahasiswa Uniba Terancam Putus Kuliah

KIP Aspirasi Diduga Bermasalah, Ratusan Mahasiswa Uniba Terancam Putus Kuliah

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Aspirasi di Universitas Bina Bangsa (Uniba) Kota Serang melakukan unjuk rasa di depan rektorat pada Rabu (14/6/2023). Mereka menuntut kejelasan dana KIP Aspirasi yang tak kunjung cair dari tahun 2022.

SERANG – Ratusan mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Aspirasi di Universitas Bina Bangsa (Uniba) Kota Serang, Banten terancam putus kuliah. Hal itu dikarenakan bantuan biaya kuliah tersebut tak kunjung cair hingga membuat para mahasiswa kesulitan membayar uang perkuliahan.

Ketidakjelasan soal KIP membuat beberapa mahasiswa penerima bantuan tersebut harus putus kuliah lantaran tidak mampu membayar uang perkuliahan. Saat ini para mahasiswa lainnya harus menanggung rasa cemas dikarenakan akan bernasib sama.

Salah satu perwakilan mahasiswa penerima KIP Aspirasi Uniba berinisial SD mengatakan, saat ini mahasiswa penerima bantuan KIP Aspirasi didesak oleh pihak kampus untuk membayar uang kuliah. Sedangkan para mahasiswa juga menuntut pihak universitas untuk mencairkan uang bantuan KIP Aspirasi yang disebut-sebut untuk meringankan mahasiswa yang tergolong ke dalam status tidak mampu tersebut.

“Dari pihak kampus mereka menagih terus agar kita ikut sistem yang ada di kampus kita mengisi KRS lunas full. Untuk saat ini nama kita masih tidak terdaftar di absensi dan tidak terdata di sistem KRS, beberapa kali kampus mengultimatum untuk segera membayar atau melunasi KRS yang kita ikuti,” ujarnya kepada BantenNews.co.id, Kamis (15/6/2023).

Terkait ketidakjelasan soal KIP Aspirasi, 160 mahasiswa yang terdaftar dalam program tersebut meminta pihak universitas untuk memberikan kepastian soal kebijakan yang telah dijanjikan kepada orangtua mereka. Para mahasiswa menuntut Uniba bisa memberikan kejelasannya pada Jumat, 16 Juni 2023.

Berdasarkan informasi, pendaftaran penerima program KIP Aspirasi sendiri dimulai pada tahun 2022 lalu dan berawal dari penawaran Rektor Uniba Furtasan Ali Yusuf yang ingin membantu mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi untuk bisa berkuliah.

Saat itu, seorang mahasiswa dianjurkan untuk mengajak maksimal 5 orang lainnya untuk mengikuti program KIP Aspirasi. Mereka dibekali formulir dan berbagai persyaratan seperti menyertakan SKTM, slip gaji orangtua, informasi orangtua dan pekerjaannya.

Bentuk KIP Aspirasi yang dijanjikan Uniba berupa kuliah gratis dengan uang saku yang totalnya Rp900 ribu per bulan. Bantuan itu akan diberikan kepada mahasiswa penerima hingga lulus.

SD menyebutkan akibat ketidakjelasan dari program KIP Aspirasi, beberapa temannya sudah mengundurkan diri dari universitas. Hal itu lantaran mereka tidak mampu membayar biaya perkuliahan.

“Puluhan orang (mahasiswa-red) sudah angkat tangan. Jadi ada beberapa mahasiswa yang sangat tidak mampu akhirnya berhenti untuk berkuliah. Informasi itu sudah kita sampaikan ke pihak kampus sementara dari pihak kampus tidak mau mempertimbangkan untuk segera memberikan informasi yang terjadi di KIP sebetulnya,” katanya.

Para mahasiswa penerima KIP Aspirasi yang dananya belum cair sampai saat ini, sudah melalukan berbagai upaya untuk mendapatkan haknya yaitu dengan beberapa kali mengadakan audiensi bersama pihak kampus. Namun, dari sisi Uniba mengaku angkat tangan dan meminta para mahasiswa penerima KIP Aspirasi tetap membayar uang kuliah seperti mahasiswa umum.

“Kita ditekankan terus oleh pihak kampus untuk terus membayar. Untuk KIP sendiri kita sudah diinformasi bahwa ada statement dari kemahasiswaan dan wakil rektor ketika kita temui langsung dua-duanya mereka menjawab bahwasanya kampus angkat tangan terhadap KIP Aspirasi,” ungkapnya.

Ia bersama para temannya yang senasib juga sudah pernah berkirim surat untuk audiensi kepada sang rektor. Tetapi sampai saat ini masih tidak ada kejelasan dan nasib 160 mahasiswa yang akan mengikuti UAS pun terkatung-katung.

“Kita sudah coba beberapa kali mediasi lewat jalur formal dan Rabu kita lakukan aksi masih belum ada tanggapan apapun dari pihak rektor, bahkan kita mengirim surat untuk audiensi langsung dengan pak rektor surat tersebut tidak ditanggapi apapun hingga saat ini kita mau menjelang UAS dan di hari ini (Kamis, 15 Juni 2023) pun belum ada keputusan apapun,” ucapnya.

“Kita bacakan press rilis dan ultimatum bahwasanya hari Jumat, 16 Juni harus ada keputusan pihak kampus Bina Bangsa terkait program yang ditawarkan dan dijanjikan oleh pak rektor di depan orangtua kita,” tegasnya.

Para mahasiswa penerima KIP Aspirasi tersebut juga meminta semua pihak khususnya Kemendikbud Ristek RI, DPRD Banten dan Kota Serang untuk membantu mengawal kepastian dari program tersebut. Selain itu, mereka juga menuntut pihak kampus untuk tidak melakukan tindakan diskriminasi dan intimidasi terhadap mahasiswa penerima KIP Aspirasi. (Nin/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News