Beranda Komunitas Keren, Warga Puri Pamulang Jadikan Sungai Sebagai Kolam Ikan

Keren, Warga Puri Pamulang Jadikan Sungai Sebagai Kolam Ikan

TANGSEL – Pemandangan indah nampak pada aliran sungai Puri Pamulang yang terletak di kawasan perumahan Puri Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sepanjang aliran sungai tersebut nampak ribuan ikan yang akan memanjakan mata kita. Ukuran dan jenis-jenisnya pun berbeda-beda, dari yang kecil bahkan sampai ada yang 6 kilo. Sementara jenis ikannya merupakan ikan yang melawan arus seperti Nila, Mujaer, Emas, Koi, sampai patin.

Pantauan di lokasi, kawasan perumahan Puri Pamulang tak pernah sepi dari pengunjung. Merka datang hanya ingin melihat ikan yang menggemaskan, serta memberi makannya.

Namun sayang, masih ada beberapa pengunjung yang membuang bekas pakannya yang dibungkus plastik ke dalam sungai tersebut. Padahal di lokasi sudah disediakan tempat sampah.

Dalam sungai itu pun terpampang spanduk dilarang membuang sampah sembarangan, larangan untuk mengambil, memancing, dan menyetrum ikan di sepanjang aliran sungai.

Salah satu pengunjung yang juga warga sekitar, Putra mengatakan, dirinya tak akan alpa mengunjungi sungai tersebut hanya untuk melihat ikan. Kata dia, hal itu bisa membuat pikiran dan hati menjadi tenang.

“Biasanya saya sama anak ke sini. Ya sambil ngeliatin ikan sambil ngasih makan juga. Puas aja gitu, apa lagi kalo ngeliat yang gendut (ikan) itu yang mau keluar anak-anaknya. Selain itu sambil momong anak juga kan,” ujar Putra kepada BantenNews.co.id di lokasi, Senin (31/5/2021).

Sementara itu, salah satu pengurus agro wisata tersebut Mulyadi menjelaskan, kolam ikan itu terbentuk pada saat awal musim COVID-19 tepatnya di bulan Maret 2020, dimana orang tidak boleh berpergian ke mana-mana.

Saat itu, dirinya bersama sebagian temannya melihat ada ikan di sungai tersebut. Seketika saja salah satu temannya itu nyeletuk “Bagus juga nih kalau ditanamin ikan”.

Baca Juga :  PMI Banten Perkuat Kapasitas Pengurus Kecamatan

” Ya saya tanya balik kan, bapak siap ga buat dananya nih untuk modal awal. Dia bilang siap. Tapi dia juga nanya ke saya, bapak punya pengalaman. Ya saya jawab punya karena saya kan pernah sekolah pertanian juga di Jogja. Ya kalo gitu ayok kita berjalan. Nah dari situ awalnya,” terang pria yang akrab dipanggil Edo itu saat diwawancarai.

Untuk masalah keamanan kolam, kata Edo, dirinya bersama security terjun langsung untuk memantau supaya tidak ada masyarakat yang nakal dengan mengambil ikan-ikan tersebut tanpa sepengetahuannya.

“Dari awal ikan di sungai ini bukan untuk diambil dengan cara apa pun. Konsep kita kan ini kawasan untuk dijadikan agro wisata dan edukasi. Ada pun misalkan ketahuan ada yang nakal ya kita tegur baik-baik,” jelasnya.

Selain memantau warga yang nakal, Edo pun setiap 1 jam sekali memungut sampah dari pengunjung yang membuang sembarangan. Sedangkan di pagi hari, dia mengambil sampah yang sudah ada di sungai.

“Sungai ini kan sumbernya dari Danau Tujuh Muara Pamulang. Nah sampah yang sudah di sungai itu kebanyakan sumbernya dari situ. Makannya, ya saya mengimbau lah kepada warga yang ada di situ jangan buang sampah di Danau,” imbau Edo.

Dilanjutkan Edo, masyarakat yang mengunjungi sungai tersebut tidak dikenakan biaya apa pun. Sementara untuk perawatannya, kata dia, bersumber dari penjualan ikan yang sudah dipilah dan pantas untuk di jual.

“Penjualannya pun khusus untuk warga sini aja, jadi tidak menerima dari luar. Jadi kan mensejahterakan warga sini juga. Dari warga, oleh warga, dan untuk warga. Dan penjualannya itu kalau di sini murah. Harganya beda sama kaya yang di pasar,” paparnya.

Baca Juga :  Kampanye Bebas Polusi, Ratusan Goweser 'Serang Night Ride' Keliling Kota Serang

Untuk menjadikan kawasan Puri Pamulang sebagai agro wisata yang besar, dirinya ternyata mempunyai planing yang terpisah dari kolam ikan.

“Saya juga niatnya mau membikin panggung untuk anak-anak sekolah yang datang untuk belajar pertanian baik ikan dan yang lainnya. Selain itu membuat saung makan khusus masakan Betawi. Jadi warga di sini itu nantinya punya stand untuk jualan di saung makan ini. Dengan begitu kita kan menghidupkan UMKM warga sini juga,” tuturnya.

Di kawasan itu juga terdapat fitness outdoor, lapangan Futsal, Masjid, saung. Selama ini, kata Edo, anggaran untuk membangun itu semua murni dari warga dan tidak ada campur tangan pemerintah.

“Ini smua bersumber dari APIW (Anggaran Perbelanjaan Iuran Warga). Makannya dengan adanya pemberitaan ini, saya berharap pemerintah setempat melihat kerja kami ini. Artinya dengan kondisi yang masih jau dari sempurna ini, saya inginnya pihak pemerintah bersinergi ikut intervensi dalam mengembangkan agro wisata ini,” tutup Edo. (Ihy/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News