Beranda Bisnis Kepercayaan Publik Masih Jadi Tantangan Bank Banten di Usia ke-3

Kepercayaan Publik Masih Jadi Tantangan Bank Banten di Usia ke-3

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa. (Wahyu/bantennews)

SERANG – Bank Pembangunan Daerah Banten menginjak usia yang ketiga. Tantangan bank daerah ini semakin besar untuk menjawab kepercayaan publik atau nasabah di Banten.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-3 Bank Banten yang diselenggarakan di Kantor Pusat Non Operasional Bank Banten, Jalan Jenderal Sudirman, Kemang, Kota Serang, Senin (29/7/2019).

“Meski usianya yang masih sangat muda, seluruh pegawai Bank Banten terus berinovasi dan berkontribusi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, nasabah, dan pemangku kepentingan,” kata Fahmi dalam sambutannya.

Di sisi lain, Fahmi menyatakan pihaknya terus bersinergi membangun kepercayaan sebagai wujud nyata dari komitmen Bank Banten untuk hadir, bersinergi, berkolaborasi dan memberikan nilai tambah. “Secara tegas misi kami menyatakan bahwa kami mendukung program pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat Banten,” kata dia.

Seluruh produk dan layanan serta kegaitan sosial Bank Banten menurutnya, senantiasa memprioritasikan wilayah dan masyarakat Banten.

Saat ini ia menyebutkan telah beroperasi 26 Kantor Cabang (KC), 12 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 4 Kantor Kas di Banten, 11 Payment Point di Banten, 5 mobil kas keliling yang beroperası di Banten dan 149 unit ATM se-Indonesia.

Dari sisi pelayanan, Bank Banten sedang mengembangkan layanan berbasis aplikasi yaitu Banten Pay, yakni sebuah aplikası yang memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi dan pembayaran secara non-tunai berbasis smartphone.

“Sehingga kebutuhan transaksi dapat terpenuhi dengan cepat, mudah, dan aman. Hal ini mendukung gerakan Non Tunai.”

Ketua DPRD Banten, Asep Rahmatullah menegaskan bahwa masyarakat Banten harus mendukung dan bangga terhadap Bank Banten. “Siapa yang membanggakan Bank Banten kalau bukan orang Banten. Rasa memiliki orang Banten harus nabungnya juga di Bank Banten.”

Asep berharap pemerintah daerah di delapan kabupaten dan kota mengalihkan kas daerah dan transaksi keuangan ke Bank Banten. Hal itu untuk mendukung bang daerah tersebut agar lebih maju dan menjadi kebanggaan masyarakat Banten. “Bank ini walau menemui kendala pada masa awal pembentukan harus dicatat bahwa bank ini lahir saat saya sebagai ketua Dewan-nya,” ujar Asep.

Selain itu, Gubernur Banten Wahidin Halim menyadari bahwa tidak mudah mengelola keuangan terutama menyangkut keuangan daerah. Sebagai bank daerah, Bank Banten masih merangkak khususnya dalam mengelola keuangan daerah.

“Bank harus memenuhi harapan masyarakat. Persoalan mendasar harus dibangun kerjasama dengan banyak pihak lain supaya lebih baik. Pemprov selalu berupa untuk menentukan penyertaan modal,” jelasnya.”

Sebelumnya, pada APBD Banten 2018, Pemprov Banten sudah mengalokasikan penyertaan modal kepada Bank Banten. Penyertaan modal yang dialokasi saat itu sebesar Rp175 miliar. Namun, alokasi ini tidak terserap sehingga menjadi silpa.

Meski tidak terserap, Pemprov kembali mengalokasikan penyertaan modal kepada Bank Banten pada APBD Banten 2019, senilai Rp131 miliar. Akan tetapi, Pemprov Banten masih ragu mencairkannya. Dengan demikian, Pemprov berencana akan mengalokasikannya kembali pada perubahan APBD Banten 2019. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini