Beranda Hukum Keluarga Korban Dugaan Penganiayaan di JLS Minta Polisi Tangkap Pelaku

Keluarga Korban Dugaan Penganiayaan di JLS Minta Polisi Tangkap Pelaku

(Sumber ilustrasi: Radar Kediri)

SERANG – Keluarga korban dalam kasus dugaan penganiayaan di Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten meminta polisi segera menangkap pelaku yang mengakibatkan AS (20) meninggal dunia.

Sebelumnya diberitakan pria asal Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu ditemukan di sebuah trotoar dalam keadaan kritis usai diduga dianiaya oleh sejumlah orang pada Minggu (4/9/2022) sekira pukul 04.30 WIB. Korban sempat dilarikan ke tiga rumah sakit berbeda, namun nyawanya tidak tertolong pada Selasa (6/9/2022).

“Pihak kepolisian mesti nyari (pelaku), kami sempat diminta autopsi cuma karena maksudnya yaudahlah kami ikhlas, ikhlas. Cuma untuk tersangka ya mau kami dia harus bertanggungjawab lah, maunya kami ya harus ketemu (ditangkap),” ujar kakak korban, PA ketika dihubungi BantenNews.co.id, Jumat (9/9/2022).

Menurut PA, kejadian itu berawal ketika korban yang hendak pulang kerja, tiba-tiba ditarik oleh orang yang tak dikenal. Selama ini adiknya diketahui tidak memiliki masalah dengan siapapun sebab korban baru saja bekerja di daerah JLS itu sekitar 2 minggu.

“Ini korban kan ninggalin anak, saya pinginnya minta keadilan karena dia ini bukan maling, bukan penjahat. Kok pada tega sampai melakukan kayak gitu, penginnya minta keadilan. Minta ditangkap, ya gimanalah proses hukumnya harus tetap berjalan,” kata PA.

PA menuturkan pihak keluarga sangat terkejut ketika pada Minggu (4/9/2022) sekira pukul 04.37 WIB mendapatkan telepon bahwa AS yang saat itu masih sadarkan diri sudah dalam keadaan wajah bersimbah darah. Dirinya pun langsung menuju ke lokasi dan membawa korban ke rumah sakit.

“Saya bawa ke RS Kurnia Cilegon, ditangani udah ditangani dijahit segala macam dan korban ini masih komunikasi, masih ngomong, jalan masih sadar. Dia nangis terus dan bilang ‘sakit’,” cerita PA.

“Saya tanya kenapa, dia bilang dipukulin. Dipukulin siapa? Kata dia ‘banyak, enggak ada yang nolongin’ dia ngomong pakai bahasa Jawa gitu. Saya tanya dipukulin pakai apa? Dia mengakunya sama kayu balok. Saya lihat juga di kepala itu tengkorak bagian jidat pecah ke dalam,” imbuh PA.

Dari RS Kurnia Cilegon, AS dirujuk untuk melakukan CT Scan ke RS Krakatau Medika Cilegon dan setelahnya kembali dirujuk ke RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang. Tak hanya mendapatkan luka di bagian kepala, korban rupanya juga menderita patah tulang di bagian tangannya.

“Tangan dia patah karena dia nangkis pukulan. Dari rumah sakit (RS Kurnia Cilegon) suruh di CT Scan di RSKM dan dirujuk ke RS dr. Dradjat Prawiranegara,” terang PA.

Masih di hari yang sama dengan penemuan korban yaitu Minggu (4/9/2022) sekira pukul 10.00 WIB, pihak keluarga menyempatkan diri untuk melaporkan kasus yang dialami korban ke Polsek Kramatwatu. “Saya laporan itu pengeroyokan, penculikan itu,” kata PA.

Selanjutnya, sekira pukul 23.00 WIB korban dibawa ke RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang untuk mendapat pemeriksaan lanjutan.

Di RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang, korban disarankan untuk melakukan operasi di bagian kepalanya di RSUD Banten. Akan tetapi, belum sempat dibawa ke RSUD Banten, korban yang masih mendapatkan perawatan medis di RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang itu menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (6/9/2022).

“Keterangan dari dokter forensik RSUD Serang, dugaan sementara korban meninggal akibat pendarahan di dalam kepala,” ujar Kasi Humas Polresta Serang Kota, AKP Iwan Sumantri.

Polisi kemudian berkomunikasi dengan pihak keluarga, namun sanak saudara tidak menginginkan korban untuk diautopsi. “Jenazah kemudian diserahkan ke keluarga untuk di makamkan di Indramayu,” kata Iwan. (Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini