Beranda Peristiwa Jelang Pilpres, Relawan Bermunculan di Tengah Kesibukan Perebutan Kekuasaan Parpol

Jelang Pilpres, Relawan Bermunculan di Tengah Kesibukan Perebutan Kekuasaan Parpol

Suasana diskusi reboan yang digelar IWO Banten bekerja sama dengan SecondHosuse dan Bigs.

 

SERANG – Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik masih rendah. Masyarakat masih menganggap kinerja kader yang dihasilkan dari partai politik belum terlihat dan dirasakan. Bahkan tidak sedikit kader parpol yang duduk di parlemen terlibat korupsi membuat kepercayaan publik terhadap parpol kian merosot.

Demikian diungkapkan para pemantik diskusi Ikatan Wartawan Online (IWO) Banten bertema Relawan dan Fenomena Distrust Terhadap Partai Politik di salah satu cafe di Kota Serang, Rabu (13/2/2019). Para pemantik tersebut yaitu Tokoh Masyarakat Amas Tadjudin, Direktur Eksekutif Banten Institutr for Governance Studies (BIGS) Ahmad Daelami dan Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Banten Teguh Mahardika.

Amas, selaku tokoh masyrakat sekaligus Sekertaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang mengatakan, saat ini banyak politisi berorentasi hanya mengejar kekuasaan dan harta. Tidak memikirkan konstituennya yang sudah berjuang memuluskan langkahnya untuk duduk di parlemen.

“Sekarang ini banyak politisi yang mengejar kekuasaan dan harta. Hasilnya, tampilan di muka sudah mengabikan etika bahkan tasaufnya hilang, yang penting banyak uang,” kata Amas.

Menurutnya, saat ini ada fenomena di tengah masyarakat yang menganggap bahwa tidak penting memilih partai politik melainkan sosok dari para calonnya. “Kita lihat tidak ada kader internal yang diusung dalam pilkada, jarang sekali. Kader-kadernya tidak ada yang laku, kadernya menjerit jerit. Padahal, kadernya sudah dibina dari awal,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Amas, masyarakat nampak sekali tidak lagi percaya terhadap parpol dalam Pemilu. “Tapi jangan lupa sebagai solusi bahwa negara kita dibangun dari partisipasi partai politik. Cita-cita nasional merupakan tanggung jawab partai politik yang sah secara konstitusi,” tandasnya.

Ketua IWO Banten Teguh Maharidka meminta kepada masyarakat untuk berperan aktif mengawasi kenerja partai politik. Sebab, pemerintah sudah mengucurkan dana bantuan kepada partai politik yang tidak sedikit.

“Bantuan keuangan itu juga didalamnya ada kepentingan parpol untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” kata Teguh.

Berdasarkan hasil survai dari Charta Politika bahwa kepercayaan publik terhadap partai politik hanya 45,8 persen responden menilai partai politik menjadi lembaga yang tidak bisa dipercaya.

Rendahnya ketidakpercayaan publik terhadap partai politik sangat beralasan seperti kerja parpol yang belum dirasakan, ramainya kader parpol yang korup di parlemen, dan kedekatan mereka ke masyarakat secara emosional masih kurang.

Untuk itu, Teguh mengharapkan parpol bisa mengirimkan caleg terbaiknya untuk duduk di kursi parlemen dan kinerja setelah duduk dapat dirasakan masyarakat. “Maka citra Parpol bisa pula menjadi lebih baik,” ujarnya.

Direktur Eksekutif BIGS Ahmad Daelami mengatakan, fenomena relawan biasanya muncul dalam bingkai aksi kemanusiaan. Kesadaran kemanusiaan menjadi latar belakang para relawan untuk membantu sesama yang terkena musibah. Namun pada perkembangannya, fenomena relawan, menurut pria yang akrab disapa Ami tersebut juga muncul di panggung politik.

Ami menduga, ada sesuatu yang urgen dalam gerakan politik yang kian lama, kian ditinggalkan partai politik. “Masyarakat secara sadar akhirnya tergerak untuk menjadi relawan. Tanpa peduli partai politiknya. Kalau sudah suka dengan seseorang, entah itu karena kinerjanya, capaian hasil pembangunannya, maka relawan ini akan berjuang mengantarkan orang yang sudah disukainya,” ujar Ami.

Acara Diskusi Reboan tersebut terselenggara atas kerja sama antara IWO Banten, SecondHouse, dan BIGS. (You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini