TANGSEL – Setiap orang pasti pernah mengalami sariawan atau sakit mulut. Namun jika sariawan tersebut berkepanjangan, maka jangan sekali-kali dianggap remeh.
Dijelaskan Dokter spesialis penyakit mulut, Dokter Yohana Alfa Agustina dalam webinar bertema Bulan Kesehatan Gigi Nasional bahwa, penyebab kanker mulut sejatinya sangat beragam, salah satunya adalah sariawan.
Kata Yohana, kanker mulut sebetulnya berawal luka dalam mulut, baik di lidah, bibir atau di dalam pipi yang kemudian menjadi sariawan. Jika hal ini tidak ditangani dengan serius, maka akan menjadi kanker mulut.
“Kalau misalkan lukanya itu sudah di sekujur lidah terpaksa harus di potong atau di kemo. Oleh karenanya luka sedikit apa pun di bagian mulut harus segera di sembuhkan,” ujar Yohana di RSUD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (29/9/2021).
Menurut dokter Yohana, kanker mulut sudah berada di peringkat 3 penyakit terbanyak di dunia setelah kanker lambung dan lanker serviks. Sementara di Indonesia sendiri peringkat ke 4.
Yohana menjelaskan, sariawan itu normalnya akan sembuh sendiri dalam 3-5 hari. Bila satu tahun atau 6 bulan sekali kena sariawan itu wajar tapi, kalau satu bulan sekali wajib diwaspadai dan bisa jadi sudah jadi kanker.
Apalagi bila sariawannya lokasinya ditempat yang sama, bisa jadi karena merokok, gigi tajam, atau kurang zat besi, maka harus cek di laboratorium.
Intinya kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Kalau gigi sudah berlubang itu artinya sudah ada pintu masuk kearah syarat yang ada di gigi. “Kalau gigi berlubang itu memberi pintu masuk bakteri dari sisa makanan, akhirnya bakteri ini memfermentasi sisa makanan menjadi asam,” ungkapnya.
Lebih lanjut Yohana mengungkapkan, ada beberapa cara untuk mencegah kanker mulut. Pertama kita harus tahu dahulu penyebabnya dan ada tiga penyebab utamanya, yakni merokok, minum minuman beralkohol dan menyirih.
“Kanker ini penyebabnya banyak, menjadi satu dan jadi kanker. Kita harus tahu dulu penyebab kanker mulut itu apa, yakni merokok dan pengawet makanan. Kalau penyebabnya dikurangi, penyebab di mulutnya dikurangi maka akan sembuh,” ungkapnya.
Yang disarankan menurut Yohana adalah melakukan Periksa Mulut Sendiri (Samuri). Ada teknik memeriksa mulut sendiri, pertama bibir atas di atas dan dilihat apa ada yang aneh atau tidak, ada luka tidak, ada putih tidak normal apa tidak. “Merokok, alkohol itu memberatkan kesembuhan dan akan menyebabkan kanker mulut,” tuturnya.
Tak hanya itu, dokter spesialis penyakit mulut juga sudah menggaungkan obat kumur yang tidak disarankan oleh BPOM karena, mengandung policresulen dan obat itu tidak disarankan mengobati rongga mulut tapi, membuat suplai darah berkurang. “Kalau Betadin kumur disarankan karena, mempunyai efek anti bakteri,” katanya.
Menurutnya, kanker mulut bisa bila tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian tapi, kasusnya tidak setinggi kasus kanker lainnya. Yang lebih sulit itu bila masyarakat tidak tahu bagaimana penanganan sariawan dan kanker mulut.
“Ketika itu tidak digaungkan dengan benar maka masyarakat akan cuek, sariawan ah kecil dan datang ke dokter kalau sariawan sudah besar. Kalau sudah dibawa kebagian kanker maka orang itu stres, makan tidak bisa dan membuat daya tahan tubuh lemah dan bis mengarah ke kematian,” ujarnya.
Menangani sariawan yang baik maka kita harus melakukan Samuri, penyebab, setelah tahu dan bila ada luka segera cek apakah karen imun turun atau tidak. Bila imun sudah naik tapi, masih ada sariawan segera datang ke dokter gigi untuk deteksi dini.
“Kalau rokok menjadi penyebab nomor satu untuk kanker leher dan kepala dan termasuk kanker mulut. Kanker mulut ini masuk dalam kanker leher dan kepala,” terangnya.
Yohana mengungkapkan, bila mengalami sariawan jangan diobati sendiri atau pakai obat yang sudah dilarang atau pakai daun jarak. Karena, sebenarnya sel-sel tubuh kita adalah sel-sel aktif, jadi ketika ada sesuatu maka akan berkembang. Untuk mempertahankan diri sebenarnya tapi, kadang-kadang pertahanan diri kebablasan dan jadilah kanker.
“Dampak terburuk dari kanker mulut adalah lidah menjadi kaku dan bila ini terjadi langkah yang diambil adalah lidah itu dipotong. Syaraf kita di gigi itu nyambung dengan saraf di tulang dan kepala,” pungkasnya. (ADV)