TANGSEL – Provinsi Banten menjadi tuan rumah Hari Kesehatan Nasional ke 58 yang jatuh pada hari ini tanggal 3 sampai 5 November yang betempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten.
Selama 3 hari itu, acara HKN tersebut memperkenalkan pameran produk inovasi dalam Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan.
Sebagai tuan rumah, dalam pagelaran tersebut Banten mengusung konsep Medical Tourism, dimana terdapat 6 Rumah Sakit (RS) yang tergabung dalam Peraturan Gubernur (Pergub) bahwa RS tersebut diharapkan Go Nasional dan Go Internasional.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, di pameran ini saatnya memperkenalkan bahwa sudah ada RS yang Go Nasional dan Go Internasional di Banten.
“Saat ini sudah banyak menerima pasien-pasien dari Singapur dari Malaysia dan lain-lain. Kalau yang Nasionalnya dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” kata Ati saat diwawancarai di ICE BSD, Kamis (3/11/2022).
“Di acara ini banyak kegiatan yah dari tanggal 3 sampai 5 ini. Hari Sabtu penutupan. Acara setiap hari dan jam 8 sampai jam 17. Dan Banten sendiri punya standnya di sini. Karena kemenkes memilih tuan rumahnya Banten, maka kita yang menjadi tuan rumah tentunya bagaimana ini bisa teraelenggara dengan baik ,” tambah Ati.
Dijelaskan Ati, di HKN ke 58 ini perlu adanya perubahan transformasi. Oleh karenanya, logo dari HKN tersehut berupa kupu-kupu yang artinya perlu ada proses metamorfosis agar menjadi hidup dan menjadi lebih baik.
“Kalau dulu konsep kita bagaimana menanganinya di hilirnya atau di pengobatannya, namun saat ini konsep kita harus berubah. Di hulunya yang kita kuatkan meskipun di hilirnya tidak kita tinggalkan, yaitu lebih ditekankan kepada upaya promotif dan preventif,” ungkap Ati.
Lanjut Ati, Hal itu seperti Puskesmas. Dahulu pengobatan Puskesmas lebih banyak di dalam gedung. Namun saat ini layanan diharuskan 80 persen di luar gedung. Nah itu untuk upaya preventif.
“Sedangkan untuk di dalam gedungnya kita kolaborasi dengan klinik-kkikik yang ada. Bagaimana klinik sekarang ini perlahan-laham dipersiapkan untuk pengobatannya dialihkan ke klinik. Jadi puskesmas tidak dibebankan kepada upaya kuratif tetapi lebih banyak di promotif dan preventif,” paparnya.
Dengan begitu, kata Ati, tugas utama Puskesmas nanti hanya pencegahan, skrining dari masyarakat, vaksinasi dan lainnya. Itu adalah sebuah bentuk transformasi.
Begitu juga dengan layanan-layanan di bidang kuratif atau pengobatan. Saat ini pihaknya tengah mengembangkan layanan telemedicin atau pengobatan jarak jauh.
“Jadi ada koordinator penampungnya, ada RS yang ditunjuk. Jadi nantinya kita bisa melihat lewat telemedicine itu penyakitnya tapi lewat virtual langsung melihat dan langsung mengobati,” beber Ati.
“Karena kita kan masih kurang tenaga kesehatan yang ada. Ini tentu menciptakan ini agar masyarakat yang di plosok sana tidak terganggu layanannya. Jadi banyak hal perubahan transformasi yang harus dibenahi seperti itu,” pungkasnya.
Sementara diwawancatari terpisah, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizka Andalusia mengatakan, HKN ke 58 diisi dengan kegiatan pameran bahan baku obat, obat herbal, obat tradisional.
Selain itu juga, alat kesehatannya seperti masker, alat suntik, sampai USG antropometri, incubator bayi. Juga terdapat peralatan bedah dalam pemeran tersebut.
“Di sini juga ada tadi Bisnis Matching antara industri bahan baku obat dengan industri farmasi formulasi. Nah kita bisa memajukan industri bahan baku obat Indonesia kalau ada yang membeli. Jadi kita matchingkan supaya dibeli oleh industri farmasi Indonesia. Jadi begitu,” pungkasnya. (ADV)