Beranda Hukum Inspektorat Pandeglang Butuh Lima Saksi Lagi untuk Rampungkan Dugaan Potongan Bantuan PAUD

Inspektorat Pandeglang Butuh Lima Saksi Lagi untuk Rampungkan Dugaan Potongan Bantuan PAUD

Gunara Daradjat. (IST)

PANDEGLANG – Inspektorat Kabupaten Pandeglang hanya tinggal meminta keterangan dari lima orang saksi untuk merampungkan kasus dugaan pemotongan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mencatut nama Bupati Pandeglang.

Inspektur Pembantu (Irban) I pada Inspektorat Pandeglang, Gunara Daradjat memastikan bahwa pemeriksaan kasus tersebut sudah mendekati tahap akhir dan tinggal meminta keterangan dari beberapa saksi lagi.

“Sudah hampir rampung, tinggal tahap akhir pemeriksaan. Mungkin tinggal beberapa orang lagi yang akan kita mintai keterangan, lima orang lagi sisanya (yang diperiksa),” kata Gunara, Jumat (4/2/2022).

Gunara menegaskan, hingga kini Inspektorat sudah memeriksa 60 orang untuk dimintai keterangan perihal kasus tersebut. Di antaranya pejabat penilik atau pengawas PAUD, Koordinator Kecamatan (Korcam) PAUD dan Kepala Sekolah PAUD di Pandeglang.

“Sudah 60 orang yang kita periksa, masih didalami keterangannya,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dalam kasus ini Inspektorat hanya fokus terhadap pelanggaran kode etik yang diduga telah dilanggar oknum ASN berinisial M. Namun demikian, Gunara tidak mau membeberkan detail pemeriksaan yang dilakukan pihaknya.

“Kalau kami sementara ini lebih terfokus pada unsur dugaan pelanggaran kode etik atau disiplin pegawainya dulu. Hal-hal lainnya nanti menyesuaikan dengan perkembangan pemeriksaan,” ungkapnya.

Dalam perjalanan kasusnya, ditemukan fakta lain yakni harga buku yang dijual oleh oknum M jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan harga yang berada di pasaran.

Pengakuan itu disampaikan oleh seorang pengelola PAUD di Pandeglang, Ratu Sopiatul Rohmah di hadapan anggota Komisi IV DPRD, Rabu (26/1/2022) lalu. Ratu menyatakan, lembaganya diarahkan oleh seorang oknum ASN berinisial M agar membeli buku dengan harga satuan Rp13 ribu. Namun setelah ia telusuri, harga buku tersebut hanya senilai Rp3 ribu di pasaran

“Harganya enggak sesuai pasaran pak, pokoknya enggak sesuai dengan yang kita beli, perbedaannya jauh banget. Saya kalau biasa beli di penerbit di luar itu paling satu bukunya Rp3 ribu, kalau yang ini harganya Rp13 ribu satunya,” tambahnya. (Med/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini